Kehilangan pekerjaan. Menjual rumah. Dan kini dia hanya bisa tersenyum di pinggir jalan. Dengan baju lusuhnya, dan secangkir gelas di depannya, Roni berharap ada koin masuk.Â
Namun berhari-hari tak ada uang. Lapar pun melanda. Dua hari dia tidak makan. Badannya yang kurus meronta. Namun tak ada uang yang dipakai buat makan. Namun sekali lagi. Roni itu tetap bisa-bisanya mempertahankan prinsipnya senyum terus.Â
Hingga akhirnya dia pingsan. Pelaku prank tak sengaja lewat. Pelaku mendekat. Melihatlah dia dengan seksama.Â
Wow. Ternyata pengemis dengan badan berbobot 30 kilogram ini adalah teman yang dulu diprank.Â
Dompet pun dikembalikan beserta uang Rp 30 juta di dompetnya.Â
Dengan berbisik, si pelaku mengaku kalau dia tidak mengembalikan dompetnya waktu itu karena dikiranya Roni baik-baik saja. Namun telat, Roni sudah menjadi benar-benar seperti bubur.Â
Roni pun untuk pertama kalinya geram. Dendamnya membucah. Tiba-tiba gelas itu dibelahnya. Sangat kuat. Hingga terbelah menjadi dua. Dan sisi yang tajam ditancapkannya ke muka pelaku berkali-kali. Hingga pelaku tidak ada nyawa. Hanya darah saja di muka pelaku.Â
Untuk pertama kali, di antara darah di muka Roni, senyum itu tidak nampak lagi. H
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H