Saat ini proyek ini masih dalam kajian dan di pertimbangkan tetapi kalaupun pada akhirnya TMSR-500 tidak dapat di bangun di Indonesia karena politisasi Nuklir yang cukup kuat maka Kami yakin negara lain di ASEAN akan siap menerima seperti Vietnam, Thailand dan Malaysia yang akan menjadi kerugian bagi Indonesia.Â
Beberapa pengembang MSR lainnya menargetkan pengoperasian secara komersial MSR mereka sebelum 2025, salah satunya adalah Terresterial Energy di Canada yang tahun 2018 sudah akan memasukan permohonan perijinan pada regulator Nuklir Canada dan 2019 kepada regulator Nuklir Amerika.
Baterai Nuklir: PU238
Salah satu hambatan pengembangan mobil listrik adalah baterai yang juga menjadi kendala karena teknologi baterai saat ini belum cukup dapat menyimpan listrik dalam waktu lama dan umur baterai yang tidak lebih dari 5 tahun. Walaupun ada beberapa teknologi baterai yang memiliki performa yang sedikit lebih tinggi dibanding teknologi baterai konvensional seperti yang di desain oleh Tesla tetapi baterai tersebut tergolong sangat mahal.
Sesungguhnya sejak tahun 1960'an sudah di temukan sejenis baterai Nuklir yang memanfaatkan panas peluruhan (decay heat) Plutonium-238 yang di sebut Radioisotope Thermoelectric Generator (RTG) yang sampai saat ini masih dipergunakan oleh NASA untuk pesawat jelajah jauh ruang angkasa (deep space exploration) yang di pergunakan untuk perjalanan dimana tidak mendapatkan sinar matahari yang cukup untuk menghasilkan listrik seperti untuk misi ke Planet Mars.
Salah satu keunggulan RTG adalah dapat menghasillan listrik lebih dari 30 tahun dengan tingkat radiasi sangat kecil sekali bahkan pada awal pengembangan alat pacu jantung (pacemaker) pada tahun 1970an, baterai yang dipergunakan adalah PU-238 (nuclear pacemaker) yang sempat dibuat lebih dari 100 unit tetapi karena katakutan masyarakat terhadap radiasi pemakaian PU-238 untuk pacu jantung dihentikan walaupun  semua pasien yang memakai pacu jantung Nuklir tidak terdeteksi adanya paparan tingkat radiasi yang tinggi, masih dalam ambang batas normal walau setelah pemakaian lebih dari 25 tahun.
Bahkan sampai sekarang di Amerika masih ada sekitar 50 pasien yang memakai pacu jantung Nuklir tersebut. -- Saat ini alat pacu jantung yang memakai baterai lithium yang harus di ganti setiap 5 tahun dimana penggantian baterai tersebut harus dilakukan dengan melakukan pembedahan yang memiliki resiko.
Faktor penentu yang akan menjadikan baterai Nuklir ini sebuah produk komersial adalah beroperasinya reactor Gen-IV yang memakai bahan bakar thorium seperti yang di rencanakan oleh Thorcon yang mana by product dari produk fisinya adalah PU-238 yang dapat di manfaatkan sebagai baterai Nuklir dengan biaya murah.
Sehingga produksi baterai Nuklir dapat bersaing dengan baterai lithium dengan kapasitas daya yang jauh lebih besar. Bayangkan bila mobil listrik yang memakai baterai Nuklir maka mobil tersebut tidak membutuhkan untuk mengisi baterai selama umur mobil tersebut. -- Disruption terbesar yang menghantam industri minyak dalam 20 tahun kedepan adalah BBM sintesis dan baterai Nuklir yang dapat menggantikan BBM transportasi.