Tahap berikutnya dari kemajuan belajar ialah mengevaluasi dan merefleksi. Tahapan ini merupakan tahap tertinggi dari kemajuan belajar. Informasi-informasi yang telah dapat diserap peserta didik, mampu mereka tafsirkan dengan baik, akan bermanfaat jika mereka mampu mengevaluasi dan merefleksikan pengetahuan tersebut.
Guna mencapai tahapan tertinggi, pendidik dituntut mampu menghadirkan pertanyaan-pertanyaan evaluatif dan reflektif. Pendidik perlu menghadirkan kasus yang sesuai dengan isi cerita.
Teks yang berisi informasi terkait endapan lumpur, pendangkalan sungai, dan akibatnya merupakan upaya internalisasi dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, elemen akhlak terhadap alam.
Pendidik dapat menghadirkan ilustrasi yang memuat dimensi dan elemen tersebut.
"Tono, siswa SD Bergerak Maju kedapatan membuang sampah di sungai oleh petugas kebersihan. Saat ditanya, ia menjawab tidak sengaja membuang sampah bungkus makanan yang isinya baru saja ia makan."
Ilustrasi tersebut berisi kasus pelanggaran akhlak terhadap alam. Hal yang dapat pendidik tanyakan ialah sikap peserta didik terhadap perbuatan tidak terpuji yang dilakukan Tono.
Beberapa pertanyaan berikut dapat digunakan.
"Menurutmu, mengapa perbuatan Tono tidak pantas untuk ditiru?"
"Bagaimana seandainya jika kamu yang melihat langsung kejadian tersebut, apa yang kamu lakukan terhadap Tono?"
Kedua pertanyaan tersebut menuntut peserta didik kritis dan kreatif memberikan alasan  (evaluatif) berdasarkan pengetahuan yang mereka dapatkan dari pengalaman membaca teks (integratif pengetahuan).
Dari uraian tersebut, kita dapat menangkap pola pembelajaran yang berbasis literasi membaca, bukan? Pada tulisan berikutnya akan diuraikan bagaimana penilaian dan penskoran terkait pembelajaran tersebut.