Banyak pertanyaan dan tanda tanya keraguan yang dilontarkan para Kepala Sekolah lama tentang guru penggerak. Dan keraguan itu tak bisa hanya dijawab saja.
Tapi dengan bukti nyata berupa aksi nyata seorang guru penggerak sebagai leadership sesuai harapan mas Menteri yang ingin menjadikan guru penggerak agen perubahan pendidikan di era digital.
Membenahi Sekolah dan memetakan Aset
Di minggu pertama, saya memulai dengan pembenahan. Dan melakukan pemetaan aset dengan berkolaborasi secara aktif dengan warga sekolah. Baik dengan guru, tenaga kependidikan, orang tua siswa melalui paguyuban kelas yang dibentuk. Dan menjalin kerjasama dengan kelurahan setempat.Â
Di Pendidikan Calon Guru Penggerak (CGP) diberikan modul 3.2 berkenaan dengan pengelolaan sumber daya. Para CGP dibekali pembelajaran yang secara khusus mempelajari cara mengelola sumber daya yang ada di sekolah.Â
Terdapat faktor Biotik dan Abiotik yang mempengaruhi ekosistem sumber daya yang ada di sekolah. Faktor biotik terdiri dari Kepala sekolah, Guru, Murid, wali murid dan masyarakat sekitar sekolah.
Sedangkan faktor Abiotik meliputi keuangan sekolah, sarana prasarana (sapras), serta lingkungan yang ada di sekitar sekolah.Â
Sebagai Kepala sekolah yang masih baru dari CGP yang masih menyelesaikan pendidikan menjadi Kepala sekolah merupakan tantangan dan sekaligus tanggung jawab sebagai pemimpin pembelajaran disekolah.Â
Paradigma baru seorang Kepala Sekolah bukan hanya dituntut mampu mengelola manajerial sekolah tapi juga sebagai pemimpin pembelajaran.Â