Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Coaching Untuk Supervisi Akademik Oleh Guru Penggerak

27 Maret 2023   14:56 Diperbarui: 27 Maret 2023   14:59 3656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover Story diolah menggunakan Canva untuk Kompasiana

Pada Modul 2.3 kali ini Calon Guru Penggerak (CGP) mendapatkan pengetahuan baru berkenaan dengan Coaching. Apa itu Coaching?, Coach dan Coachee pada Pendidikan CGP saya dapat mengetahuinya secara jelas baik secara teori dan praktiknya.

Pengalaman belajar menjadi Coaching

Di pendidikan Calon Guru Penggerak (CGP) melalui LMS dibimbing oleh seorang Fasilitator untuk memperdalam materi-materi yang berkaitan dengan Coaching. 

Coaching merupakan proses pembelajaran yang dikembangkan oleh seorang guru yang di dalamnya terdapat proses berbagai pengetahuan. 

Pengetahuan yang dikembangkan berupa perilaku, maupun seni menciptakan lingkungan, melalui sebuah percakapan untuk mengatasi suatu permasalahan tertentu. Bisa berupa permasalahan kinerja, dan saat pengembangan kemampuan baru.

Coach adalah orang yang memiliki pengetahuan yang lebih luas. Sedangkan orang yang di bantu biasa disebut Coachee. Seorang Coach selama proses Coaching akan lebih banyak bertanya, menggali tujuan Coachee dan bisa memunculkan ide-ide baru selama proses tersebut.

***

Pengalaman saya sendiri saat menjadi Coach saya membantu seorang teman sejawat pada sebuah kasus dengan menggunakan alur Tirta. 

Alur tirta yang saya lakukan meliputi langkah-langkah percakapan Coaching yang terdiri dari tujuan, identifikasi, rencana aksi dan tanggung jawab (TIRTA).

Saat proses Coaching diperlukan juga terjalinnya rasa aman dan nyaman baik Coach maupun Coachee. Dari proses ini terjalin kemitraan dengan Coachee sehingga terjadi proses percakapan kreatif.

Sebagai Coach saya juga perlu memiliki kompetensi yang mendukung proses Coaching. Kompetensi tersebut diantaranya kehadiran penuh, mendengarkan aktif dan mengajukan pertanyaan berbobot.

***

Emosi yang dirasakan selama Coaching

Berlatih menjadi Coach dan Coachee serta pengamat di sesi Coaching pada sebuah Kasus (Dokumen pribadi : Riduannor/Istimewa)
Berlatih menjadi Coach dan Coachee serta pengamat di sesi Coaching pada sebuah Kasus (Dokumen pribadi : Riduannor/Istimewa)

Dari pengalaman belajar melaksanakan Coaching, saya merasakan emosi-emosi yang dirasakan selama proses Coaching tersebut. Hal ini berkaitan erat dengan proses Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE).

Pengalaman PSE juga sangat penting menciptakan pengalaman belajar bagi murid untuk menumbuhkan dan melatih lima Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu : kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi dan juga berkaitan dengan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

Saat melaksanakan Coaching dengan teman sejawat, saya dilatih bagaimana mengembangkan emosional sebagai Coach. Disinilah peran seorang guru melatih dirinya sesuai dengan KSE. 

Peran Guru Penggerak sebagai Coaching

Perlu diperhatikan peran guru Penggerak sebagai Coaching tidak mengajarkan atau mengintruksikan sesuatu. Tidak juga memberikan saran atau solusi secara langsung kepada teman sejawat, mapun peserta didik yang menjadi Coachee.

Guru Penggerak berperan membantu siswa sebagai peserta didik untuk belajar dan bertumbuh. Bagaimana caranya?. Dengan cara mengajukan pertanyaan. Berupa pertanyaan yang dapat memicu kesadaran diri. 

Selain itu memprovokasi tindakan kreatif. Menciptakan suasana nyaman, rasa percaya diri pada diri siswa. Mengajukan pertanyaan reflektif menjadikan murid yang kuat secara kodrati. 

Dengan cara menuntun siswa sehingga menemukan solusi di setiap permasalahan dan meraih prestasi terbaik dengan potensi diri yang dimiliki oleh siswa.

Pengalaman di Masa Lalu dengan keterkaitan Coaching

Secara khusus dan mendalam saya mengenal Coaching pada saat mengikuti Pendidikan Calon Guru Penggerak (CGP). Dimasa lalu sebelum mengikuti kegiatan yang berhubungan Coaching saya belum mengetahui poin-poin Coaching untuk supervisi Akademik di Sekolah.

Kompetensi yang harus dipunyai oleh Seorang Coach dan ketika menjadi Coachee. Seorang Kepala Sekolah pernah melakukan Coaching kepada saya, ketika terjadi suatu masalah berkaitan dengan pembelajaran ataupun masalah lainnya.

Atau ketika supervisi terpadu yang dilakukan oleh pengawas sekolah. Dari beberapa supervisi yang dilakukan oleh pengawas saat memeriksa perangkat guru yang digunakan saat proses kegiatan belajar mengajar (KBM).

Saya mengingat kembali ternyata penting sekali seorang guru mengetahui apa itu Coaching. Bagaimana menjadi Coach, dan bagaimana yang dimaksud sebagai Coachee. Terkadang di masa lalu kita mempraktekkannya. Namun kompetensi apa yang telah tercapai dan muncul, itu yang belum diketahui.

Penerapan Coaching di Masa mendatang

Yang utama di masa mendatang adalah bagaimana menerapkan Coaching di lingkungan sekolah. Dan melakukan kegiatan Coaching dengan pendekatan Tirta. 

Coach yang memiliki peran menumbuhkan ide atau menumbuhkan ide atau merangsang tumbuhnya kesadaran diri seorang Coachee untuk menumbuhkan ide atau merangsang tumbuhnya kesadaran diri secara penuh untuk menyelesaikan masalah yang sedang di hadapi Coachee.

***

Di akhir tulisan ini Coaching menjadi refleksi pengalaman belajar yang di dapatkan pada modul 2.3 saat mengikuti Pendidikan Calon Guru Penggerak (CGP). 

Modul 2.3 yang berkenaan dengan Coaching untuk Supervisi Akademik sangat berkaitan erat dengan materi-materi pembelajaran sebelumnya yaitu : pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran sosial emosional (KSE).

Selain itu keterkaitan keterampilan Coaching dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran. Kepemimpinan pembelajaran mampu menuntun segala kekuatan komunikasi pembelajaran antara guru dan murid. 

Dengan Coaching, seorang guru dapat menggali potensi diri sekaligus mengembangkannya dengan berbagai strategi yang disepakati bersama. 

Keberhasilan Coaching yang dilakukan akan menghasilkan kekuatan dan potensi diri secara berkesinambungan. Pengembangan kekuatan dan potensi diri inilah yang menjadi tugas seorang Coach menjadi pemimpin pembelajaran (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun