Seorang guru memang tidak bisa mengawasi sejumlah anak yang bermain lato-lato. Apalagi saat tren seperti sekarang, hampir separuh siswa memainkannya. Sehingga bunyi kletak-kletok membisingkan.
Guru tentu was-was, ketika anak bermain lato-lato sampai ada yang cidera. Atau ada anak yang iseng mengarahkan lato-latonya keteman, apa sudah jadinya?. Bola padat yang cukup berat tersebut bila terkena anggota wajah, tentu bisa membuat luka. Dan yang bahaya bila terkena mata.
Dan segala kejadian di sekolah, dianggap oleh orang tua murid sebagai tanggung jawab guru. Untuk mengantisipasi sebelum terjadi masalah saya mengimbau orang tua murid, melarang anak-anaknya membawa lato-lato ke sekolah dan di kelas.Â
Di Kalimantan barat (kalbar), lato-lato sudah memakan korban. Seorang anak berusia 8 tahun dengan inisial AN di kecamatan Sungai Raya harus menjalani operasi bagian matanya.
Dari cerita orang tua si anak, anaknya bermain lato-lato bersama temannya. Dan saat bermain, lato-latonya pecah terus serpihannya menancap di mata. Kata AJ, orang tua anak dikutip dari Tribun Pontianak (Sabtu7/1/2023).
Terkadang sebuah permaianan tidak selalu membawa kebaikan pada anak. Apalagi sebuah permainan yang menggunakan benda yang bahan dasarnya keras dan sangat berbahaya.
Paling ringan, dampak lato-lato bila terkena kepala adalah benjol, atau mata yang menjadi memar, akibat terhantam lato-lato. Dan yang paling parah bisa menimbulkan kebutaan pada mata.
Belum ada larangan membawa lato-lato?
Di Kota Samarinda, secara khusus belum ada edaran dari Pemerintah membawa lato-lato. Mungkin belum ada korban. Tapi sebagai guru saya tetap waspada. Karena mudarat yang ditimbulkan lato-lato bisa membahayakan masa depan anak bila mengenai mata. Karena mata merupakan panca indera utama untuk membaca dan menulis.
Di beberapa daerah mulai sudah dilarang. Siswa di Lampung dan Bandung Barat dilarang membawa lato-lato ke lingkungan sekolah. Didasarkan surat edaran dinas pendidikan setempat.Â
Usia anak sekolah memang seharusnya di larang membawa ke sekolah, karena bila terjadi salah paham sesama anak ketika bermain bisa saja dijadikan senjata buat berkelahi.Â
Dan lato-lato juga bukan alat pendukung kegiatan belajar mengajar (KBM) termasuk dilarang untuk di bawa, layaknya anak membawa gadget kalau bukan diperlukan untuk belajar di kelas.