Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bahaya di Balik Lato-Lato Mengintai Anak Sekolah

9 Januari 2023   10:23 Diperbarui: 9 Januari 2023   10:48 3764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Permainan lato-lato yang berasal dari Amerika Serikat semakin populer bagi masyarakat Indonesia. Entah siapa yang pertama kali memulai. Tau-tau sudah ramai saja, lato-lato di sekolah. Terutama di jenjang SD. Suara kletak-kletok, membuat noise pada jam istirahat. Terkadang ada saja siswa yang memainkannya saat jam pelajaran.

Di Amerika lato-lato disebut Clankers. Namun karena permainan ini memakan korban jiwa, sehingga sekitar tahun 1970-an di Amerika Serikat permainan ini dilarang oleh pejabat sekolah setempat.

Lato-lato dianggap permainan tradisional di Indonesia. Karena pernah tren di era 1990-an dan menjadi ikonik di berbagai daerah di tanah air

Lato-lato memang merupakan permainan ketangkasan menggunakan tangan. Dan biasanya permainan ketangkasan memerlukan keahlian tertentu. Dan hanya biasa dimainkan oleh orang yang profesional. 

Lato-lato di tangan Anak SD, berbahayakah?

Sebenarnya lato-lato bukan hanya dimainkan anak SD, tapi semua usia dari balita sampai orang dewasa. Terlihat orang tua diaplikasi tik-tok, ataupun pesan berbagi WA melalui status video memasang anak usia 2-3 tahun memainkan lato-lato. 

Lato-lato hanyalah permainan semusim. Layaknya permainan tradisional lainnya yang dimainkan anak jaman dulu. Hanya saja bedanya, jaman dulu, permainan anak silih berganti. 

Bulan ini musim layang-layang, bulan berikutnya musim kelereng, berganti lagi musim wayang, musim kartu, dan berbagai musim permainan  tradisional termasuk lato-lato. 

Tapi itu dulu, musim permainan anak-anak jaman dulu (Jadul) siklusnya menjadi terganggu, bahkan hilang karena hadirnya gadget yang menghadirkan berbagai permainan virtual berupa game online.

Sebagian orang tua membenarkan anaknya  bermain lato-lato, daripada anak bermain gadget. Padahal keduanya sama saja bahayanya. Yang bagus itu tidak memainkannya, baik lato-lato maupun gadget. Paling tidak membatasinya, dengan pengawasan orang tua.

Lato-lato mulai memakan korban

Sebagai guru saya juga kuatir dan was-was, ketika anak-anak bermain lato-lato di lingkungan sekolah pada jam istirahat. Terkadang permainan lato-lato yang menyenangkan anak-anak saat bermain ada bahaya yang mengintai mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun