Yang penulis ketahui sekali serap, setoran yang diberikan oleh sopir cadangan sebesar Rp 30-50 ribu per harinya. Dan bila ada kerusakan mobil bisa ditanggung bersama. Atau berdasarkan kesepakatan, si sopir tembak menambahkan uang setoran sebesar Rp 10 ribu sebagai uang jaminan bila ada kerusakan.
***
Komeng atau Omeng merupakan sopir tembak yang ikut dengan orang tua penulis sejak mobil taksi Colt dibeli oleh orang tua saat beliau berhenti dari perusahaan United tractor sebagai mekanik. Uang pesangon pemberhentian dibelikan mobil Colt.
Di antara sopir taksi Omeng merupakan sopir tertua lintas generasi angkutan kota di Samarinda. Beliau sudah menjadi sopir taksi sejak taksi jamban, taksi Colt sampai dengan taksi Carry sekarang.
Taksi colt yang dibawanya selalu penuh. Selain pintar bercerita, juga melayani langganan anak sekolah. Komeng atau Omeng sebagai sopir taksi serap pintar menarik pelanggan dan penumpang taksi.
Dan ketika taksi Colt dijual oleh orang tua sekitar tahun 1985-an karena pemerintah secara perlahan melakukan peremajaan taksi, Komeng atau Omeng pun berhenti menjadi sopir tembak dengan orang tua penulis.
Sempat menganggur beberapa bulan, kemudian Omeng dapat mobil Carry yang disewakan dan diserapkan oleh pemilik taksi. Mobil Carry saat keluar barunya, memang tergolong mahal. Sehingga masih sedikit yang memiliki mobil Carry.
***
Taksi Carry dan nasibnya sekarang
Taksi Carry mulai muncul menggantikan Taksi colt setelah mengalami peremajaan. Secara perlahan taksi Colt menghilang untuk melayani rute Angkot di Kota samarinda.Â
Sama dengan penerusnya, taksi Carry menjadi angkutan pavorit bagi warga Samarinda di awal tahun 1996-2000-an.Â
Penulis juga biasa bersama teman sekolah setiap pagi menjaga taksi Carry yang berwarna hijau untuk pergi ke sekolah yang berada jauh dari kampung tempat tinggal.