Di tengah keterbatasanÂ
Guru dulu dan sekarang banyak perbedaan. Kalau dulu guru hanya tenang mengajar di tempat lokasi tugas di daerah pedalaman terpencil, yang perjalanannya berkilometer dari pusat kabupaten dan kota. Tidak ada tuntutan ini dan itu.
Sejak kewajiban guru harus mempunyai ijazah strata 1, harus mengikuti sertifikasi guru, dengan mengikuti pendidikan latihan profesi guru (PLPG), kemudian berubah nama menjadi Pendidikan profesi Guru (PPG).Â
Durasi waktu pelatihan dan pendidikan pun tidak sama, kalau dulu PLPG durasi waktunya 10 hari, namun di PPG bisa mencapai 3 bulan.Â
Keterbatasan internet dan jaringan operator yang belum tersedia, juga menjadi permasalahan bagi guru dan sekolah mengirimkan Data Pokok Pendidikan (Dapodik), yang harus dikirimkan secara online ke server kemendikbud ristek.
Mau tidak mau, suka tidak suka, guru-guru pedalaman dan terpencil, mengikuti perkuliahan S1 di universitas terbuka, ke ibu kota kabupaten. Dan juga mengikuti PPG di sana dengan menempuh perjalanan yang cukup melelahkan.Â
Dan juga saat pengiriman data sekolah melalui Dapodik mengharuskan Pak Achmad mustofa ke kota untuk mengirimkan data melalui internet dengan jaringan yang lebih stabil.Â
***
Begitulah potret guru-guru perantau, bertugas di daerah-daerah untuk menyukseskan pendidikan dan menjadi ujung tombak mencerdaskan anak-anak bangsa.Â
Sekarang, pak Achmad mustofa, sebagai guru tidaklah muda lagi, beliau mengabdi dengan penuh tanggung jawab, mencapai 20 tahunan. Makin bertambah usia, tentunya kekuatan berada di medan perjalanan tidak sekuat dan segesit masih muda.