Terkadang, percakapan, opini, yang kontraversial lebih disenangi dan menjadi viral di masyarakat media sosial, yang membuat suasana memanas, dan menimbulkan perpecahan, ketimbang percakapan, opini yang menyejukkan, dan membuat damai.
Adanya penghujatan, penghinaan, dan perkusi terhadap nilai kebhinekaan, ditengah-tengah serbuan globalisasi dengan dalih kebebasan berpendapat, atas nama HAM dan demokrasi, membuat pergeseran nilai sikap tenggang rasa,"tepo seliro," yang menjunjung tinggi saling menghargai, menghormati, dan menjaga perasaan satu sama lain.
Yang sering dilupakan, adalah Kebebasan kita berpendapat,dibatasi oleh kebebasan orang lain. Jangan sampai kebebasan menjadi kebablasan. Definisi kebebasan, menurut pendapat masing-masing. Dan diukur dengan berdasarkan pemahaman diri sendiri, tanpa memikirkan, apakah pendapat kita bertentangan dengan Pancasila.
Bangsa Indonesia hari ini bisa berdiri tegak, sejajar dengan bangsa-bangsa lain, karena di persatukan oleh ideologi Pancasila. Semua perbedaan dibuang jauh-jauh oleh bapak pendiri bangsa Indonesia. Karena hanya dengan persatuan, bangsa ini bisa menjadi bangsa yang besar.
Jurang perbedaan, dikubur dalam-dalam. Disimpan rapat-rapat dalam lemari sejarah. Bagaimana bangsa kita terpecah belah, dijajah bangsa lain berabad-abad, karena bisa di adu domba satu sama lain.Â
Pesan pendiri bangsa ini, Presiden Ir. Soekarno pada saat Hari Pahlawan 10 Nopember 1961 :
Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri
Apa yang dikatakan bung Karno, 61 tahun yang lalu, sekarang ini terbukti. Bagaimana masifnya berita "HOAX," yang sengaja disebarluaskan untuk memicu perpecahan anak bangsa. Saling memberi label satu sama lain, dengan nama-nama hewan, yang sangat membuat miris saat ini.Â
Bagaimana bangsa kita akan menjadi besar, dan berdiri sejajar dengan bangsa lain, bahkan bisa menjadi pemimpin dunia. Kalau di dalam diri kita sendiri, terjebak dengan bergesekan suku, agama, dan perbedaan lainnya.Â
Memang bangsa ini, di jadikan Tuhan sebagai bangsa majemuk, yang kaya dengan perbedaan. Bukankah bangsa kita, dulu pernah dijadikan oleh bangsa lain sebagai miniatur dunia, yang bisa menjaga berbagai perbedaan, toleransi satu sama lain. Bahkan bangsa ini, pernah di jadikan pemimpin negara-negara Asia, yang benar-benar dihargai dan berwibawa di mata negara lain.
Sudah saatnya, kita berbenah kembali, merajut berbagai perbedaan yang retak akibat perbedaan dan pandangan di berbagai bidang.Â
Pesan dari ucapan Presiden Soekarno, waktu itu adalah mengingatkan ancaman yang di hadapi bangsa Indonesia setelah merdeka. Setelah penjajah pergi, maka bangsa Indonesia akan dihadapkan pada berbagai masalah. Terutama soal persatuan.