4. Gugurnya 35 Orang Anggota TRIP Jawa Timur
Sesuai hasil pertemuan para Komandan yang ada di Kota Malang pada tanggal 28 Juli 1947, Trip Batalyon 5000 ditetapkan mempertahankan sektor barat kota, maka kemudian sektor ini dibagi menjadi 3 sub sektor dan penempatan pasukan diatus sebagai berikut:
a) Sub sektor "A", penempatan pasukan disepanjang Jalan Ijen Utara, dengan personil berasl dari SPMA, SMP dan ST dipimpin Riyanto.
b) Sub sektor "B", penempatan pasukan disepanjang Jalan Ijen Selatan, yang terdiri dari personil gabungan Mahasiswa, SPMA, SMP dan ST dipimpin Sucipto.
c) Sub sektor "C", penempatan dua seksi pasukan TRIP Batalyon 3000/Kediri dibawah pimpinan Duryatmojo, tepatnya di simpang tiga Jalan Kawi sampai Jalan Ijen, ke arah timur sampai Kompleks Bareng Bandarangin. di sektor pertahanan ini, ada senior Staf TRIP Pusat, Sudarto dan Komandan TRIP Jawa Timur, Mas Isman.
Pada sekitar pukul 08.45 WIB, tiba-tiba dari kejauhan terdengarlah suara pesawat Belanda yangsemakin lama-semakin dekat. Tiba-tiba terdengan suara tembakan dari salah satu sektor. entah, sektor yang mana. Penembakan itu sama saja dengan memberitahukan tempat kedudukan TRIP kepada pesawat pengintai Belanda tersebut,sehingga pihak Belanda sudah mengetahui secara persis kedudukan Pasukan TRIP. Sekitar pukul 09.00 WIB, Susanto Darmojo (Komandan Pasukan TRIP Batalyon 5000) datang dari Kepanjen untuk mengontrol anak buahnya tiba di Malang dan menemui Subiantoro di Jalan Ijen.
Waktu telah menunjukkan pukul 10.00 WIb, ketika kiriman nasi bungkus untuk sarapan pagi datang dari dapur umum dan sebagian anggota Pasukan TRIP sedang menikmati sarapan paginya di tempat pertahanan masing-masing, tiba-tiba terdengar rentetan senapan otomatis maupun tembakan satu per satu dari kejauhan.
AM-TRACK Belanda telah menyerbu kedudukan Pasukan TRIP! AM Track tidak hanya mengejar dan menembaki Pasukan TRIP, namun juga menggilas mereka. Maka berguguranlah remaja-remaja siswa sekolah menengah itu satu persatu hingga jumlahnya mencapai 35 orang. Pada saat itu, Soesanto masih berada ditengah-tengah anak buahnya yang dipimpin Sucipto. Dalam upaya mencari bantuan, Soesanto tertembak secara terpisah saat naik motor di dekat gereja di seberang Jalan Salak hingga menabarak bangunan dan meningggal.
Mengetahui situasi yang tidak menguntungkan ini, serta kondisi mental dan fisik dari pasukan, logistik dan organisasi, maka Mas Isman, Komandan TRIP Jawa Timur beserta staf segera mengambil inisiatif untuk meninggalkan Malang dan menuju basis baru yang sudah disiiapkan sebelumnya, yaitu desa Gabru, Kediri untuk Komando II (Batalyon 3000) dan Markas alternatif Tegalsari Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar. Sedangkan Markas Komando I (gabungan Batalyon 1000 dan 2000) bermarkas di Madiun. Kemudian anggota Pasukan TRIP yang gugur sebagai kusuma bangsa dimakamkan dlam satu liang lahat di Jalan Salak dan untuk mengenang perjuangan TRIP, Jalan Salak diubah menjadi Jalan Pahlawan TRIP sekarang.
(Seperti dituturkan oleh pelaku, anggota TRIP Jawa Timur dalam pembekalan Napak Tilas Route Gerilya Ex TNI Be 17 TRIP Jawa Timur oleh Satuan Resimen Mahasiswa 812/Macan Kumbang Universitas Muhammadiyah Malang, Juni 1996)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H