Kami masih berada di dalam kelas meskipun bel pulang telah berbunyi beberapa menit lalu menyisakan aku dan Dami berdua. "Jadi gini, beasiswa yang aku ikuti terdapat sesi interviu menggunakan Bahasa Inggris. Aku mau kamu bantu aku," "Ha? Kaya lamar kerja aja pakai sesi interviu menggunakan Bahasa Inggris lagi memang kamu mau berkuliah di luar negeri." " ya engga lah Tea. Sudah bantu aja ya." Aku pun membantu Dami memahami materi yanng akan di bahas di interviu nanti dan pertanyaan-pertanyaan tahun lalu yang di ajukan kepada calon penerima beasiswa. Menurutku ini bisa terhitung susah, walaupun aku yakin Dami bisa tapi bagaimana dengan peserta yang laiinya. Dami masih kurang paham dalam beberapa bahasan dan dengan senang hati aku menjelaskan bagi ku sih ini tidak menyulitkan bukannya aku mau sombomg tapi memang begitu kenyataan nya. Saat sedang membereskan buku tiba-tiba "Eh lihat deh. Ini ada mbak-mbak pramugari viral." "Memang kenapa?" tanya ku penasaran dan menggerakan kepala ku untuk melihat telepon genggam Dami " Yaelah gitu doang aku juga bisa Dear passengers, we beg your attention for a moment! In accordance with civil aviation safety regulations we must demonstrate to you how to use seat belts,..." ucap ku memperagakan kata-kata si mbak pramugari. "Wah sama banget, bagusan kamu malah. Sudah cocok banget jadi mbak-mbak pramugari Tea. Terus kamu kan tinggi, pintar Bahasa Inggris." Dami mengatakannya dengan semangat. "Ihh apasih Dami." Tapi kalau aku memikirkannya benar juga sih aku tinggi memenuhi salah satu syarat pramugari lah karena aku belum pernah melihat mbak-mbak pramugari setinggi Dami hehehe maaf Dami keceplosan. Terus aku bisa berbahasa Inggris mungkin itu salah satu keahlian ku. Hahaha aku menertawakan betapa menyedihkannya aku yang tidak mempunyai keahlian apa-apa ini.
Sampai rumah aku langsung memikirkan nya lagi. Dengan rasa penasaran tinggi aku mecari-cari imformasi mengenai pekerjaan menjadi paramugari dan ntah mengapa aku menyukai nya. Jadi apakah boleh aku mempunyai mimpi juga? Terkadang aku sangat kagum melihat Dami dia mempunyai mimpi yang ingin dia capai dan memperjuangkan nya setengah mati di tengan kekurangan yang dia punya. Sejujur nya aku juga ingin seperti dia dan orang lain yang memiliki mimpi dan dengan bangga menceritakan mimpi itu kepada orang lain. Saat Dami menceritakan mimpinya kepada ku aku dapat melihat sebuah pasang mata dengan keinginan yang besar dan percaya bahwa dia dan mencapainya. Aku mulai memikirkan mimpi ku juga apakah aku bisa? Aku ingin orang lain melihat keyakinan ku itu di mataku sama seperti saat aku melihat mata Dami. Mari kita berdoa bersama-sama agar aku dapat mewujudkan mimipi ku. Menjadi pramugari mungkin? Tidak buruk juga kan?
Â
Sebentar lagi pesawat akan landing aku harus siap-siap, dari kisah ku di atas apakah sudah terjawab mengapa aku bisa berakhir menjadi pramugari? Dan perlu kalian tau Dami melakukan sebuah kebohongan. Â Dami berbohong kepada ku, ya dan kepada mu juga dia berbohong kepada kita semua. Sesi interviu beasiswanya itu hanyalah bualan semata dia sudah merencanakan supaya aku tertarik mengenai hal yang berbau-bau pramugari. Dan kalian tahu hal yang paling menyebalkan nya apa? Â YA! Dia berhasil. Aku berakhir menjadi pramugari. Dia benar-benar menginspirasi ku, hanya saja aku tidak mau mengakuinya di depan nya hahaha.
                                                                       ...
Aku sudah menunggunya hampir satu jam dan lihat batang hidungnya belum juga muncul. Eh maaf aku belum memperkenalkan diri nama ku Ayu Damilia, tolong panggil aku DAMI dan tolong satu lagi jangan panaggil aku AYU! Itu sungguh menggelikan di telinga ku. Oh iya pasti kalian penasaran kan aku sedang dimana dan menunggu siapa, oke pertama aku sedang berada di bandara Nguh Rai Bali, ke dua aku sedaang menunggu seseorang paling nyebelin di dunia ini tapi aku sayang :p siapa lagi kalau bukan mbak-mbak pramugari bernama Dattea Mile panggil Tea aja jangan Mile terlalu keren untuk dia. Sekarang sudah satu jam aku menunggu si manusia lelet satu itu, sambil menunggunya bagaimana kalau aku bercerita sedikit tentang ku, mau ya?. Pokoknya harus mau! Hehehe bercanda kok!. Aku suka banget kalau kalian panggil aku Dami oke? Jadi aku tuh sebenarnya merupakan seorang dokter, jangan ketawa ini beneran ga bohong kok soalnya banyak banget yang ga percaya kalo aku tuh dokter hehehe ga papa lah ya curhat dikit. Aku baru saja terbang dari Bangladesh ke Bali khusus untuk ber temu si mbak-mbak oramugari itu. Lah kok jadi dokter di Bangladesh? Ga kejauhan bu? Sebenarnaya kejauhan sih hihihi tapi mau gimana ya kalau sudah panggilan dari dalam diri susah untuk untuk di tolak. Di sana aku dapat membantu menyembuhkan adik-adik yang sudah kehilangan orang tua mereka semasa perang terjadi disana, itu merupakan sesuatu impian terbesar ku dan juga alasan kenapa aku menjadi dokter. Ya, aku ingin membantu sesama. Membantu sesama ga perlu selau tentang materi kok, kamu memberikan pelukan meneangkan mereka yang ketakutan dan menangis akibat perang sudah sangat berarti banget bagi mereka. Wihh keren banget kata-kata ku, aku sebenarnya minjam kata-kata si mbak-mbak pramugari kok hehehe dia bilang itu waktu aku SMA dan terakhir ketika aku memutuskan menjadi sukarelawan ke Bangladesh dia orang pertama yang mendukung ditambah kata-kata keren nya itu. Awas saja nanti kalau dia sudah datang kamu lebih menyukainya daripada ku. Kamu tau dia merupakan tokoh yang menginspirasi selama ini, tapi aku ga bilang nanti dia ke pd-an lagi. Pernahh suatu kalis semasa SMA mengatakan dia menginspirasi dan kalian tau apa? Dia kesenangan sist ngga lagi deh hihihi.
Jika kalian pikir jalan ku menjadi seorang dokter mulus-mulus saja semulus wajah artis-artis korea yang sekarang sangat digandrungi remaja jaman sekarang pasti kalian salah satu yang suka tonton ya ngaku aja, tapi kalian salah besar. Semua yang telah aku capai saat ini butuh sebuah perjuangan eh bukan sebuah saja tapi 1000 buah perjuangan hahaha. Ada yang pernah bilamg kepada ku ish lagi-lagi kata-kata si mbak-mbak pramugari oke si Tea itu pernah berkata kepada ku selagi ada kemauan pasti bisa kok. Jadi buat kamu yang sekarang lagi berjuang menggapai mimpi mu jangan menyerah bila ada orang yang meremehkan mimpi mu mereka salah, sebuah mimpi tidak ada yang kecil atau pun besar karena mimpi itu sendiri tidak dapat di ukur. Siapaun kamu, dari keluarga mana pun kamu lahir kaya atau miskin, broken home atau tidak kamu selalu bisa dan pantas untuk terbang tinggi menggapai apapun itu mimipi mu. Mungkin di tengah jalan kamu melalui badai, tapi percaya Tuhan akn mengirimkan orang-orang untuk menjadi sandaran mu seperti Tuhan mengirim Tea untuk ku. Dan kamu bisa mengatakan jika kamu lelah it's okay everything it's gonna be alright. Jangan menyerah kamu bisa berhenti sejenak.
Lamunan ku buyar " Dami.... Dami ih di panggil-panggil malah bengong. Gerah banget nih badan keringatan mau buru-buru ke hotel." Ntah datang dari mana kita Tea sudah berada di depan ku dan ia lansung bergegas berjalan meninggalkan ku yang masih duduk terdiam. Dasar Tea seharusnya aku dong yang marah-marah nunggu dia se jam lebih kok malah jadi dia. Eh tunggu sampai dimana tadi kita? Oke pokoknya itu saja cerita ku dan aku mau kamu tahu kalimat terakhir itu kata-kata ku sendiri ya bukan colong milik Tea. Ingat! Punya ku. Perjalanan ku dan Tea masih panjang begitu pun dengan perjalanan mu. Mari kita sama-sama berjuang oke? Janji ya! Jari kelingking nya mana? Oke kita sudah mengikat janji! Aku tunggu cerita mu! Tea sudah pergi jauh meninggalkan ku, "Tea tunggu...!" teriak ku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H