Dengan memahami tiga hal tersebut, seorang coach akan bisa lebih terarah dalam menuntun murid pada proses coaching. Dengan berdasar pada tiga kebutuhan tersebut, seorang guru atau coach akan bisa menentukan strategi diferensiasi yang akan dipilih saat melayani murid-muridnya. Apakah mereka akan melakukan diferensiasi konten, diferensiasi proses, atau diferensiasi produk.
Proses percakapan coaching yang berhasil akan mendorong para murid untuk berubah menjadi lebih baik karena tindakan yang mereka putuskan adalah keputusan pribadi mereka sendiri. Mereka merasakan bagaimana potensi mereka tergali dan berkembang sejalan dengan proses dan hasil dari coaching yang telah mereka jalani.
Proses coaching juga selaras dengan Program Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh kemendikbud, yang memfasilitasi para murid untuk memaksimalkan potensi diri guna mencapai tujuan belajar yang sudah ditetapkan, yaitu kemerdekaan dalam belajar.
Keterkaitan Coaching dengan Kompetensi Sosial EmosionalÂ
Berbicara tentang keterkaitan coaching dengan kompetensi sosial emosional, saya menjadi teringat dengan ungkapan berikut ini. Besarnya dampak yang ditimbulkan oleh sebuah masalah tergantung bagaimana perlakuan atau reaksi kita terhadap masalah tersebut. Kalau sebuah masalah kita anggap sangat besar, dampaknya pun akan besar. Namun, jika sebuah masalah kita hadapi dengan biasa-biasa saja, dampaknya juga akan biasa saja.
Kemampuan manajemen diri dalam menghadapi masalah tersebut adalah bagian dari kompetensi sosial emosional (KSE). Guru maupun murid memiliki kepentingan yang sama untuk bisa memiliki kompetensi sosial emosional yang akan sangat dibutuhkan dalam menghadapi berbagai permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain kemampuan manajemen diri, masih ada kompetensi kesadaran diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Itu adalah lima kompetensi sosial emosional (KSE). Dalam proses coaching, jika coach maupun coachee memiliki kompetensi sosial emosional, proses coaching akan memiliki peluang keberhasilan yang tinggi.
Bandingkan jika dalam proses coaching guru maupun murid yang berperan sebagai coach dan coachee tidak memiliki KSE. Kedua belah pihak reaktif, mudah marah, dan emosional. Tentu tak akan pernah tercapai tujuan coaching. Bayangkan juga jika seorang coach mudah baper, dia tidak akan bisa mengambil posisi objektif. Jadi KSE mejadi salah satu modal dalam proses coaching.
Penguasaan Kompetensi Sosial Emosional yang baik hanya akan bisa dicapai dengan proses mindfullness atau kesadaran penuh. Tujuan akhir dari adanya kesadaran penuh untuk menguasai KSE itu adalah terwujudnya well being atau kesejahteraan psikologis pada diri setiap insan, baik guru maupun murid.
Peluang di Masa DepanÂ
Bagi para pembaca yang mengalami pendidikan di masa lalu, sebagian proses pendidikan kadang membuat perasaan kita tertekan. Itu terjadi ketika kita berhadapan dengan guru yang kejam, suka main tangan, membentak-bentak. Teman kita yang dibentak dan dimarahi, kita yang ikut terintimidasi.