Tadinya saya berharap ada bantahan terhadap kata-kata Nusron Wahid dengan argumen yang cerdas. Sehingga kita dapat menilai siapakah yang benar. Namun saya kecewa karena ternyata bukannya membantah, namun “dibelokkan” ke wajah Nusron yang memang mempunyai bola mata besar sehingga terkesan melotot.
Dari sini mulai lah sepertinya Nusron Wahid menjadi musuh bersama bagi sebagian kelompok, karena dianggap membela orang yang “diduga” menistakan agama Islam. Bahkan bukan hanya Nusron Wahid saja, di media sosial, orang yang dianggap membela Ahok langsung di cap kafir ataupun munafik oleh beberapa penentang Ahok.
Nusron ke Yusuf Mansur : Saya Tidak Melotot ke Ulama, Beginilah Wajah Saya
Nusron Wahid merespons pernyataan ustadz Yusuf Mansur yang mengingatkan agar anak Indonesia tidak bersikap kurang ajar terhadap ulama. Nusron menuturkan dirinya tak pernah melotot kepada para ulama, namun memang begitu gayanya dalam berdiskusi.
"Maturnuwun ustadz Yusuf Mansur. Saya tidak melotot-melotot kepada ulama. Kalau saya ngomong ya memang begini. Saya menghormati ulama, ilmu dan kealiman," kata Nusron saat berbincang dengan detikcom, Rabu (12/10/2016).
"Tapi ya memang beginilah saya dilahirkan dengan wajah seperti ini. Kalau ngomong kelihatan melotot. Tidak ganteng seperti antum. Ya inilah saya memang marah melihat keadaan NKRI yang terganggu dengan pemahaman ayat yang sempit. Sebagaimana kyai dan guru-guru saya juga marah. Semoga antum mahfum. Sebagian kyai dan guru-guru saya juga marah Indonesia diganggu seperti ini," katanya
Saat banyak orang mulai menyerang Nusron Wahid, (bahkan bukan hanya Nusron, di media sosial, semua umat Islam yang dianggap membela Ahok di cap kafir ataupun munafik oleh penentang Ahok), saya pernah berbincang dengan teman saya, kira kira apalagi yang akan terjadi. Awalnya sebagian umat Islam (tidak semua umat Islam) dibuat menyerang orang yang non Islam (Ahok) dan kemudian dibuat umat Islam menyerang umat Islam lainnya (Nusron Wahid dan juga umat Islam lain yang berseberangan pendapat dengan mereka). Padahal mereka tahu kalau yang mereka serang juga beragama Islam.
Saya sempat berfikir, kira-kira hal apa lagi yang akan terjadi. Apakah makin besar ataukah mulai mengecil. Kalau makin membesar, kira-kira apakah yang lebih besar dari membuat umat Islam memusuhi umat Islam yang lainnya?
Pertanyaan saya ternyata tidak butuh waktu lama, karena tidak lama kemudian umat Islam dihebohkan oleh Al Quran yang dianggap palsu hanya karena terjemahan AWLIYA pada surat Al Maidah ayat 51 bukan berarti Pemimpin. Saya baru menyadari, yang lebih besar dari memusuhi sesama muslim adalah membuat umat Islam meragukan kitab sucinya.