Penyebabnya adalah satu kebijakan rasialis yang melarang warga kulit hitam bercampur baur dengan warga kulit putih saat menonton pertunjukan musik. Â Ray Charles memprotes kebijakan rasial ini dengan bersikap menolak tampil di hadapan publik. Â Tindakan keras Ray Charles segera direspon oleh pemerintahan Georgia dengan mengeluarkan larangan bagi Ray Charles untuk tampil seumur hidup di seluruh Georgia. Â Baru pada tahun 1979, di tengah makin populernya lagu tersebut, larangan ini di cabut. Â Dan berikutnya bahkan menetapkan lagu Georgia on My Mind sebagai lagu resmi negara bagian.
Dengan catatan-catatan seperti itu, tidak aneh bila Georgia sejak lama menjadi pendukung setia partai Republik. Â Namun pada pemilu kemarin, terjadi kejutan yang menyentak seluruh negeri. Â Georgia berbalik (flip) menjadi biru atau dikuasai Demokrat. Â Joe Biden unggul 14,000 suara di atas Trump. Â
Kemenangan besar ini tidak lepas dari peran penting 'wonder woman' demokrasi Stacy Abrams.  Beliau adalah aktivis minoritas dari partai Demokrat. Pada tahun 2018 dia merupakan perempuan Afrika-Amerika pertama yang mencalonkan diri menjadi gubernur  negara bagian Georgia.
Namun dia kalah dari  Brian Kemp, calon dari partai Republik.  Ada dugaan kuat kubu lawan menggunakan taktik  'voter suppression'.  Taktik ini pada dasarnya menggunakan cara-cara agar orang enggan atau tidak menggunakan hak pilihnya.  Hal ini juga yang diduga menjadi penyebab kekalahan Hillary Clinton dari Donald Trump di pemilu 2016.
Untuk menggambarkan apa itu strategi vote suppression bisa dilihat pada pilkada DKI. Ada dugaan, setelah Ahok menang di putaran pertama, kubu lawan melancarkan strategi tersebut sehingga banyak pendukung Ahok yang terlena dan enggan menggunakan hak pilihnya. Â Hal ini bisa dilihat dari menurunnya jumlah pemilih Ahok pada putaran kedua di banding putaran pertama.
Belajar dari kekalahan tersebut, Stacy Abrams kemudian aktif memerangi praktik vote suppression dengan mendirikan gerakan 'Fair Fight Action'. Â Masif dan besarnya gerakan ini diakui sendiri oleh Partai Demokrat.
Namun saat ini berdasarkan hukum negara bagian Georgia, Trump berhak meminta penghitungan suara ulang secara manual, karena selisih suaranya secara persentase kurang dari 0.5%. Â Kini publik AS Â menunggu dengan harap-harap cemas hasil penghitungan manual tersebut.
Mari berhenti sejenak dari hiruk pikuk pemilu AS yang berlarut-larut. Â Masih di Georgia, tepatnya di Augusta National Golf Club, Kamis siang kemarin baru saja dimulai Turnamen Golf yang sangat bergengsi yaitu The Masters. Â Turnamen akan berakhir hari Minggu lusa. Â Sejak pertama kali di laksanakan tahun 1934, ini merupakan turnamen ke 84.
Sejarah panjang turnamanen ini tidak lepas dari peran pemain golf amatir Bobby Jones, sebagai pemilik dan arsitek lapangan golf tersebut. Â Meskipun bersikukuh tetap menyandang status amatir, namun prestasi Beliau tidak main-main, bahkan mengalahkan pemain golf profesional.
Profesional vs amatir : profesional dibayar untuk bermain, sedangkan amatir harus membayar untuk bermain. Â Namun Bobby Jones berargumen bahwa asal kata amatir dalam bahasa latin artinya adalah cinta. Â Sehingga Ia bermain karena kecintaanya kepada permainan itu sendiri, sedangkan profesional ukurannya umumnya biasanya selalu hanya uang.
Pada tahun 1930 dia menyapu 4 gelar Grand Slam (US Open, The Open Championship, US Amateur, dan British Amateur). Â Namun di akhir tahun itu pula, dia memutuskan pensiun dari dunia golf di usia yang masih muda, 28 tahun, untuk menekuni profesi ahli hukum.