Mohon tunggu...
Bambang Kuncoro
Bambang Kuncoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Wisdom. URL https://www.kompasiana.com/bkuncoro

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ki Hadjar Dewantara, Nobel Sastra 1913, dan Relevansinya pada Industri 4.0

6 Oktober 2019   19:49 Diperbarui: 12 Oktober 2019   03:17 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
screenshoot nobel webpage

Sedangkan konsep Among menekankan pendidikan yang berjiwa kekeluargaan berazaskan kodrat alam dan kemerdekaan. Dalam konsep Among, pendidikan di tanamkan lebih banyak melalui permainan tidak melulu teori.  

Dalam permainan, maka otak, ketrampilan, dan tubuh akan berkembang. Lebih jauh, dalam permainan juga bisa untuk menanamkan nilai perkembangan jiwa, budi pekerti, budaya, spritulisme lebih cepat ditangkap oleh anak didik.

Kini generasi kiwari dituntut untuk selalu merawat relevansi nilai-nilai perjuangan Ki Hadjar Dewantara. Saat-saat awal, Ki Hadjar mewujudkan perjuangannya lewat tulisan. Kemudian dengan visi yang jauh kedepan, formulasi perjuangan beliau mengkristal menjadi perjuangan dalam bidang pendidikan.  

Bung Karno yang merupakan murid perjuangan Ki Hadjar Dewantara pernah berkata "Perjuangan generasi mu akan lebih sulit karena yang dihadapi adalah bangsa sendiri". Mungkin memang benar sinyalmen dari Bung Karno itu. Jika dahulu para pejuang melihat dengan jelas garis pemisah antara kita bangsa Indonesia dan lawan yaitu bangsa Belanda.

Maka saat ini garis itu sudah memudar karena tidak ada lawan yang terlihat berbeda. Oleh karena itu kita dituntut untuk selalu berpikir cerdas memformulasikan tantangan bangsa Indonesia ke depan. Kita dituntut untuk kembali mengkristalkan arah perjuangan pendidikan bangsa Indonesia.

Kini kondisi pendidikan dibandingkan saat Ki Hadjar merintis tentu sudah berbeda dan sangat maju, akan tetapi masih banyak di temui tantangan dan kendala.  

Antara lain : mahalnya biaya pendidikan, terutama pendidikan Sekolah Tinggi atau Universitas; berkembangnya nilai-nilai yang tidak Pancasilais dalam dunia pendidikan; relevansi dunia pendidikan dengan perkembangan industri 4.0., DLL.

Dalam perkembangan industri 4.0., salah satu tantangan nyata yang dihadapi Bangsa Indonesia kini, adalah jebakan Negara Ber GDP menengah, dan bagaimana memanfaatkan bonus demografi sebaik mungkin.  

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan banyak negara sulit beranjak dari negara berpendapatan menengah menjadi berpendapatan tinggi alias terjebak dalam middle income trap, contohnya beberapa Negara di Amerika Latin.  

Pemerintah sendiri membidik Indonesia bisa menjadi negara berpendapatan tinggi alias negara maju pada 2045. Saat ini Indonesia di kategori negara berpendapatan menengah bawah.  

Hal ini dapat terwujud paling tidak dengan menguasi empat kuncinya, yaitu : Peningkatan produktivitas sumber daya manusia; Perbaikan pengadaan infrastruktur, Perbaikan tata kelola yang efisien baik di birokrasi pemerintahan maupun di swasta, dan terakhir adalah Kebijakan yang tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun