Mohon tunggu...
Biyanca Kenlim
Biyanca Kenlim Mohon Tunggu... Pekerja Mıgran Indonesia - Yo mung ngene iki

No matter how small it is, always wants to be useful to others. Simple woman but like no others. Wanita rumahan, tidak berpendidikan, hanya belajar dari teman, alam dan kebaikan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lentik Ayu Jemarimu

31 Juli 2024   00:17 Diperbarui: 31 Juli 2024   00:22 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Freepic.com nput sumber gambar

Panas air yang ada di botol karet sudah mulai memudar. Rasa sakit diperutku tak kunjung berkurang. Aku menatap kelambu dijendela kamar yang bergoyang kencang. Dari berita televs yang ada dikamar mengabarkan akan ada badai topan hari ini. Malas sekali rasanya beranjak dari tempat tidur. Kupaksakan turun dan menutup rapat jendela yang sedikit terbuka. Kembal aku naik ke tempat tdur dengan harapan kram diperutku mereda. 

Aku mengambil dawai yang terselip diantara selimut tebalku. Beberapa detik kemudian suara barito Aybars suamiku terdengar 

 "Ada apa sayang, saya sedang ada beberapa pelanggan yang harus saya tangani , jangan lama lama ya "

"Aahhh perutku sakit sayang"  suaraku lirih merajuk.  Kalau Aybars ada di rumah pasti dia yang akan sibuk mengurus dan mengusap ngusap pinggang belakang ku.

"Hmmm pasti si merah datang ya sayang, ya sudah nikmati dan syukuri saja sayang. Mas akan pulang dua hari lagi, minta tolong Bi Astri suruh nginep disitu kalau perlu sayang" Aybars mencoba menghiburku. 

"Bi Astri tidak bisa datang Mas, di luar hujan angin  semoga semua baik baik saja" 

" Iya Mas tahu, semoga semua aman. Sudah ya sayang Mas harus melanjutkan kerja, nanti malam Mas telefon kembali jaga diri baik baik ya kabari Mas terus, Assallamuallaikum sayang, i love you"

"Waallaikumsalam sayang, Mas juga jaga diri disana. I love you too Mas Aybars" 

Aybars suamiku seorang teknisi di sebuah perusahaan besar suku cadang otomotive. Seringkali dia ditugaskan ke luar kota beberapa hari. Saya sendiri  hanya seorang ibu rumah tangga, karena Mas Aybars tidak mengijinkanku untuk bekerja. 

"Kalau kita menikah nanti saya minta kamu menjalankan tugasmu sebagai seorang istri yang dirumah mengurus anak, suami dan urusan keluarga, biarkan aku yang bertanggung jawab mencukupi semua kebutuhan keluarga.  Kita jalankan peran masing masing agar rumah tangga kita langgeng. Saling terbuka dan saling percaya itu kunci utama. Menerima kekurangan dan kelebihan juga selalu memupuk rasa cinta kasih agar selalu merasa saling memiliki"!

 Begitu pesan panjang Mas Aybars sambil menggenggam tanganku di sebuah cafe di bilangan Thamrin Sudirman. Aku memeluknya dengan lembut. 

"Baiklah sayang" bisik ku sambil menatap matanya yang teduh.

Dan semua janji itu ditepati oleh nya.  Walaupun pernikahan kami sudah berjalan 3 tahun lebih dan belum dikaruniai momongan rasa sayang kami tidak berkurang satu dengan lainya. 

Pukul 7:00 pagi terdengar dari kamarku bel ruang tamu berbunyi. Aku memeriksa ponsel yang terhubung dengan cctv rumah. Tampak Bi Astri membuka pintu depan. Aku biarkan dia masuk tanpa aku turun dari tempat tidur. Hal itu sudah biasa , kami sudah percaya dengan Bi Astri sehingga memberinya anak kunci untuk dia gunakan sewaktu waktu. Karena kadang kala jika ingin, saya akan mengikuti Mas Aybars tugas luar kota sekalian honeymoon, begitu selalu kita melewati waktu berduaan penuh cinta layaknya pasangan pengantin baru. Dan Bi Astri akan datang  untuk mengerjakan apa yang sudah menjadi tugasnya. Kami berdua sayang Bi Astri dan kami juga merasakan Bi Astri sangat sayang pada kami walaupun tak terucap.

" noon...non Jelita, ya ampuun bagaimana ini bisa terjadi non. Keluar Non lihat ini!" 

Terdengar teriakan Bi Astri panik. 

 Aku segera keluar kamar dengan masih menggunakan piyama dan sandal yang terbalik. Aku segera ke Balkon tempat Bi Astri berdiri. 

"Aaaahh ...bunga bunga kesayanganku Bi, oh my God , aku telah teledor Bi"

Dawai ditanganku segera ku buka dan menghubungkan dengan nomer ponsel Mas Aybars.  "Sayang ayo lekas angkat!"  Gumamku gusar.

"Sayang semua bungaku rusak kena hujan angin kemarin , aahhh.. gimana ini  kasihan sekali ini lihat lihat, semuanya berserakan di lantai, pot pot banyak yang pecah sayang" Aku memperlihatkan situasi di Balkon kami yang seperti kapal pecah melalui video call dengan suamiku. 

"Tenang sayang masih bisa diatasi kan, minta tolong Bi Astri  rapikan pecahan pot dengan hati hati ya sayang. Nanti beli pot baru dan tanam kembali sayang, sudah gak apa apa soal pot dan bunga yang penting kalian selamat ya sayang dan sakit perutmu sudah mendingan kan" selalu begitu tanggapan suamiku , tenang dan memberikan jalan keluar tanpa menyalahkan. 

"Alhamdullillah tidak seperti kemarin sayang ,terimakasih. Baiklah sayang aku akan membantu Bi Astri untuk merapikan semuanya , selamat bekerja sayang peluk jauh i love you" Aku merasa lega setelah mengabarkan situasi di rumah terutama dengan bunga bunga kesayangan ku.

*

" Aybars sayang nanti mau dimasakin apa buat dinner?" Tanyaku melalui pesan WhatsApp.  

"Kalau tidak merepotkan aku ingin makanan kesukaanku sayang" Jawab Aybars tanpa menyebut salah satu menu. 

"Hmmm pasti kebab Turki ya sayang. Siap tuanku yang mulia semua akan beres pada waktunya " jawabku sambil bercanda.

"Bi Astri  siapin tas belanja kita akan ke supermarket , Pak Aybars pulang sore nanti minta dibikinin kebab . Kita akan membeli lavash dan keperluan lainya".  Aku meminta Bi Astri menemaniku belanja.

"Baik ,Non" jawab Bi Astri dari dapur.

Entah kenapa Aybars suka sekali makanan khas Turkiye itu. Sejak pacaran jika kami makan diluar dia pasti memilih menu kebab dengan kulit lavash yang tidak terlalu berminyak  dan akhirnya aku juga ketularan suka karena menurutku itu makanan simple , mengenyangkan tapi sehat. Dan sekarang Aybars lebih menyukai kebab buatanku , lebih lezat dan sudah pasti bersih katanya. 

Selepas sholat mahgrib berjamaah aku menuju balkon dan menyalakan lilin yang sudah aku persiapkan. Aku sengaja menata meja dan dua kursi disana . Aku kembali masuk ke kamar dan memanggil dengan lembut suamiku yang sedang merapikan kain sarung dan sajadahnya. 

"Sayang makan malam sudah siap"

"Oh ya mari kita nikmati masakan lezat olahanmu sayang" Aybars merangkul pundak ku bersama menuju balkon. Terdengar alunan Wonderful Tonight dari Eric Clapton menyambut kedatangan kami. 

Bunga bunga yang berantakan kini kembali cantik tertata. Ada bunga mawar merah yang mempesona  , impatience dengan warna warni cerah ceria, ada bunga Petunia dengan warna yang komplit, merah,merah muda,ungu dan putih. Selain berbagai jenis bunga anggrek yang di gantung ada juga Million bells dan ivy geranium yang tidak membosankan. 

Tak ketinggalan bunga yang menebarkan wangi  menakjubkan, Levender. Aku memang sangat menyukai dengan segala jenis bunga , dalam merawat mereka aku umpamakan seperti teman. Ya teman sesama makhluk Tuhan. Aku ajak mereka berbicara, menyentuhnya dengan penuh cinta. Jika sekilas saat aku bercengkerama dengan bunga bunga aku sepert orang gila. 

"Terimakasih sayang cinta yang selalu kamu berikan, aku sangat bahagia memilikimu" ucap Aybars sembari memeluk dan mengecup keningku. 

" sama sama sayang aku juga bangga mendampingimu" aku melingkarkan tanganku ke pinggangnya membalas pelukan hangatnya. 

"Ayo kita makan dulu sayang" Aybars menarik kursi dan mempersilahkan aku duduk layaknya sang ratu. 

"Terimakasih sayang" ucapku.

Kami menghabiskan semua makanan yang ada dengan penuh rasa bahagia. Tampak Aybars melirik papan kecil yang terpasang di tembok belakang kami duduk "Aybars & Jelita" 

Aku jadi ingat Aybars memberi singkatan pada namaku yakni "Jemari Lentik dan Ayu". 

Saat ini kembali Aybars memegang kedua telapak tanganku dan berkata

 "lentik ayu jemarimu adalah cerminan dari hati dan jiwamu yang tulus penuh kasih sayang, pada siapapun . Tetaplah seperti ini duhai kekasih hatiku . Entah kalimat apa yang layak aku sematkan padamu, kamu makhluk sempurna yang dikirimkan Tuhan untuk ku, terimakasih sayang" Aybars memeluk ku erat. 

Tak terasa air mataku membasahi baju kemejanya.  Di bopongnya aku ke dalam kamar dan kami membasah bersama. 

Pokfulam Gardens 31 July 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun