Mohon tunggu...
Biyanca Kenlim
Biyanca Kenlim Mohon Tunggu... Pekerja Mıgran Indonesia - Yo mung ngene iki

No matter how small it is, always wants to be useful to others. Simple woman but like no others. Wanita rumahan, tidak berpendidikan, hanya belajar dari teman, alam dan kebaikan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[RTC]Di Satu Titik Bintang

17 Januari 2019   05:17 Diperbarui: 17 Maret 2019   09:35 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetiba wajah Ayah yang teduh itu memandangku yang duduk di depan Ayah, disebelah Ibu.

"Kakak, taukah kenapa Ayah Ibu memberimu nama Aisyah,nak?

Aku hanya termangu ingin lebih jauh mendengarkan cerita Ayah.

"Aisyah adalah salah satu nama istri Rosul, Muhammad SAW. Istri yang paling disayang. Aisyah adalah wanita yang kuat, wanita yang sholehah, taat agama, cerdas, cantik, lembut dan bijak. Doa Ayah semoga anak cantik Ayah ini juga meniru sifat sifat mulia tersebut"  tangan Ayah menjulur hendak mengusap rambutku.

Aku pejamkan mata, merasakan usapan yang lembut itu.
"Ayaahh...! Teriakku, Mataku basah.

"Adik cantik...alhamdulilah, sudah siuman, sudah dua hari kami mengkawatirkanmu, Jangan takut nak, panggil saya Ibu Muslifa, kami akan merawatmu. 

"Adik sekarang ada di tempat yang aman walau cuma ditenda darurat, sekarang istirahatlah, kami disamping  menjagamu"

Belaian lembut tangan Bu Mus mengirimkan hawa hangat yang menjalar ke tubuhku, terlupakan sejenak rasa sakit yang mendera seluruh tubuh. Dalam lelapku, kembali kulihat bintang yang bersinar indah.

 Diremang cahaya bintang  terlihat samar samar Ayah, Ibu, Abang dan Adik melambaikan tangan sambil tersenyum bahagia, sayup terdengar suara Ayah "jaga diri baik baik Aisyah, jadilah wanita yang kuat dan bersinar untuk sesama".

Biken 16-1-2019 HKU-HK

sumber foto koleksi RTC
sumber foto koleksi RTC
 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun