Tanpa penjelasan lebih lanjut, Aku belom begitu paham apa maksud Ibu.
"Nih Bang Azriel nambah ayam gorengnya, selamat yah sudah lulus UN, semoga tercapai cita citanya"Â
Aku mengambil sepotong sayap ayam goreng dan menaruhnya dipiring abang ku yang sedang pulang liburan selepas UN
"aamiin..terimakasih , dik Ais, kamu juga yang rajin belajar agar diterima disekolah impinmu"
Ya , Abangku satu satunya  sekolah disebuah SMA favorit di Kota walaupun harus tinggal kos disana. Demi agar bisa masuk perguruan tinggi yang jadi incaranya, begitu alasan saat mohon ijin sama Ayah  dan Ibu.
Ibu sempat keberatan, tapi Ayah memberi penjelasan jika anak punya pilihan dan mampu bertanggung jawab, orang tua harus bisa menerima dan mendoakanya saja. Akhirnya Ibu melepas Bang Azriel untuk sekolah di Kota.Â
Dari jaraklah rindu tercipta, saat berkumpul seperti ini kebahagiaan keluarga kami terasa sempurna.
Tidak hanya buat Abang, Ibu pasti akan masak makanan kesukaan kami smua. Dimeja makan kami nikmati sajian sambil bercengkerama.
 Tak cukup disitu, digelaran karpet kami lanjutkan kebersamaan dengan berbagi cerita, dan biasanya kemudian kami anak2 akan mendengar wejangan dan petuah dari Ayah .
Tentang kebaikan yang harus kita lakukan, tentang keburukan yang harus dijauhi dan tentang banyak hal lainya yang seakan tak pernah habis ide Ayah ceritakan pada kami, Â pun tak juga bosan kami mendengarnya.Â
Ayah dan Ibu laksana sumur sumber mata air ilmu yang tak pernah kering. Walau kemarau sekalipun