Mohon tunggu...
Biyanca Kenlim
Biyanca Kenlim Mohon Tunggu... Pekerja Mıgran Indonesia - Yo mung ngene iki

No matter how small it is, always wants to be useful to others. Simple woman but like no others. Wanita rumahan, tidak berpendidikan, hanya belajar dari teman, alam dan kebaikan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cemburu

6 Februari 2016   06:02 Diperbarui: 27 Desember 2016   16:37 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cinta itu ibarat bara api, dia menghangatkan hatimu jika di ungkapkan dengan tulus. Jika tidak dia akan menghanguskanmu.

 

“jadi gimana, Mas milih dia?”  menari jariku di layar hape. Ingin menuntaskan pertanyaan. Memastikan jawaban.

 "sepertinya iya”  balasmu pendek dan dingin, mengabaikan rasaku.

 "baiklah kalau Mas sudah memilih, saya tutup cerita kita sampai disini, terima kasih pernah bahagiakan aku, maafkan aku, aku pamit pergi”

 Ku tutup chat dengan rangkaian kata sebijak mungkin. Tak ku tunjukan aku lemah. Aku terduduk lesu di kursi pojok dalam kereta. Hatiku pedih, air mata tak terbendung. Lalu lalang penumpang kereta tak ku hiraukan. Ku sumpal telinga dengan handset , klik galeri  musik,  lagu dari berbagai jaman ada di memory hape dan ku pilih lagu usang mewakili rasaku saat itu....

 

Jangan ditanya kemana aku pergi..

Jangan ditanya mengapa aku pergi..

Usah di paksa ku menahan diri..

Usah di minta ku bersabar hati..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun