Teman-teman makan dengan lahap. Bukan hanya makanan berat yang disediakan hotel, segala jenis makanan ada, mulai makanan kota hingga makanan desa, bahkan salad yang khas makanan luar negeri juga ada. Kami benar-benar dimanjakan oleh LPDP kali ini.
Jam 8 kurang 20 menit, music yang ada di dalam aula tempat PK (Persiapan Keberangkatan) berbunyi, menandakan aba-aba agar kami segera menuju aula, acara sesi satu segera dimulai. "Katanya pembicaranya Kang Abik KCB ya?", beberapa teman memastikan kembali pembicara yang akan hadir pagi ini. Banyak dari kami yang ngefans dengan beliau, saya dulu berangkat ke Mesir, juga diantaranya berawal dari membawa novel Ayat-ayat yang menginspirasi itu.
Hingga jam 8 lebih 30 menit, Mas Mukhlis dan Mas Jufri membuka acara. Mengendorkan suasana yang sempat tegang gara-gara subuh tadi kami semua telah melakukan kesalahan.Â
Suasana menjadi ceria kembali ketika dia bilang seperti biasa, "Selamat Pagi", kami menjawabnya dengan "Pagi", "Semangat Pagi", "Pagi, pagi, pagi", kami serentak menjawabnya penuh semangat.
Tim bagian membaca sholawat disiapkan oleh Mas Gilang, diantara anggotanya adalah Aljabar dari kelompok Sultan Agung. Habiburrahman El-Shirazy yang akrab dipanggil Kang Abik adalah seorang Kyai, Ustadz.Â
Sehingga merasa pantas ketika menyambut beliau dengan lantunan sholawat. Lagu sholawat Thola'al Badru disenandungkan. Kang Abik datang memasuki ruangan ditemani oleh Pak Rafi menuju panggung PK yang megah.
Pak Rafi mengawali pembicaraan, tidak usah panjang lebar untuk memperkenalkan Kang Abik kepada semua peserta PK Santri 144 yang hadir, keseluruhan juga sudah tau siapa sosok Kang Abik.Â
Karya-karyanya selalu menjadi best seller dan ditunggu oleh banyak penggemarnya di Indonesia hingga negeri Melayu. Pagi hari ini Kang Abik diberikan amanat oleh LPDP untuk membawakan tema "Communication and Networking". Tema yang menarik untuk dikaji. Kang Abik mengawali pembicaraannya dengan bercerita tentang Peran Santri di Nusantara.
Santri memiliki peran penting dalam penyebaran Islam di Indonesia juga Nusantara. Santri akan selalu mencontoh ulama' yang menjadi gurunya. Ulama' merupakan pewaris para Nabi. Sehingga Santri akan mencontoh Kanjeng Nabi dalam setiap perilakunya, termasuk dalam hal komunikasi.
Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah Saw. bersabda, "Khoirul kalam qolla wa dalla", "Sebaik-baik ucapan adalah sedikit dan bermakna". Rasulullah merupakan sosok panutan yang ucapan-ucapannya sedikit, namun memiliki arti yang berlimpah. Satu hadits yang beliau ucapkan jika ditafsirkan, memiliki arti yang beraneka ragam.Â
Nah, santri pada masa lalu mampu mencontoh gaya perkataan yang dilakukan oleh Rasulullah. Kang Abik memberikan contoh seperti kitab yang pernah ditulis oleh Syeikh Bukhori Al-Jauhari dari Aceh yang berjudul "Taj As-Salatin", kitab ini merupakan versi baru dari kitab yang dulu pernah ditulis oleh Imam Ghozali yang berjudul "Nashihat Al-Muluk".