"Silahkan masing-masing ketua kelompok yang sudah hadir bertugas mencari anggotanya yang belum datang. Saya kasih waktu 10 menit", seketika Mas Anwar sebagai ketua kelompok Sultan Agung ikut berlari bersama ketua kelompok-kelompok lain, tugasnya adalah mencari Mahsus dan Aljabar, dibantu dengan Mbak Khoiro yang akan mencari keberadaan Bintan dan Ika.Â
Kami semua terdiam di dalam ruangan. Wajah-wajah yang ada terlihat masih mengantuk semua. Semua dari kami semalam bekerja lembur, sebagai bentuk tanggung menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai. Saya melihat matanya teman-teman masih merah semua, menahan kantuk.
"Jangan sampai kejadian seperti ini terulang kembali", pesan Pak Rafi. Hari ini kami masih mendapatkan keringanan. Aturannya, sebenarnya PK angkatan kami bisa didiskualifikasi dan harus mengulang PK tahun depan. Namun, Pak Rafi memberikan kasih sayangnya, melihat kondisi yang sudah kami lewati semalam. Ditambah dengan suasana kamar hotel yang mewah, dengan springbed yang nyaman, AC yang sejuk, perpaduan yang tepat sekali untuk bisa tidur nyenyak tanpa ada gangguan.
Timnya Mas Gilang langsung bertindak cepat. Tim bagian membangunkan teman-teman pada saat subuh hingga hari berikutnya hingga akhir PK nanti dirombak. Kyai Shobi siap mengepalai tim ini.
Dibantu dengan banyak teman yang menjadi relawan, setiap lantai paling tidak ada beberapa yang bertugas untuk membangunkan kami. Setelah evaluasi dirasa sudah cukup, kami diajak untuk ke halaman belakang sebelah kiri hotel.
Tim olahraga sudah menanti. Kami disuruh untuk berbaris sesuai kelompoknya masing-masing. Kelompok Sultan Agung berada di barisan paling kanan. Saya berdiri di paling belakang, depan saya adalah Aljabar. Kami semua melakukan senam dipimpin oleh Mas Anwar.Â
Bukan hanya jenis satu senam saja, ada beberapa jenis yang kami peragakan, termasuk diantaranya adalah Senam Santri. Dilanjutkan dengan beberapa permainan untuk merefresh otak yang dari kemarin sudah diforsir terus menerus dan hari ini akan diforsir lagi hingga malam hari.
Salah satu yang memimpin permainannya adalah Mas Syihab dari Sulawesi, dia adalah awardee LPDP Santri S3, akan melanjutkan studinya di Australia. Dia memiliki lembaga kursus yang cukup terkenal di daerahnya.Â
Beberapa permainan dia lakukan, termasuk diantaranya masing-masing kelompok dipanggil anggotanya dan tugasnya adalah melanjutkan menggambar sesuatu yang sudah ditentukan.
Olahraga selesai menjelang jam 7 pagi. Sarapan pagi menyambut kami setelah keringat mulai mengalir sehabis olahraga. Untuk menghindari antri di kamar mandi hotel kamar yang kami tempati, maka saya bertanya kepada Mas Burhan, "siapa yang duluan mandi?", dia memberikan kesempatan kepada saya untuk mandi duluan agar dia bisa sarapan terlebih dahulu. Saya ke atas di lantai 3, kamar yang kami tempati berada di lorong paling ujung sebelah kanan, setelah kamar kami, sudah tidak ada kamar lagi.
Selesai mandi, saya bersalipan dengan Mas Burhan yang hendak ke atas. Saya turun ke bawah menggunakan lift lagi. Restoran hotel masih ramai. Pagi ini rupanya bukan hanya kami para awardee Santri yang menikmati hidangannya, kami juga bersama dengan para tamu hotel yang sedang sarapan.Â