Selain sebagai ibukota Belanda, Amsterdam banyak menyimpan sejarah penting, tidak saja untuk Belanda dan Eropa tapi juga dunia. Amsterdam mengalami masa kejayaan pada periode 1585-1672, yang disebut juga dengan Golden Age atau periode ke-emasan.
Pada masa itu, Amsterdam adalah pusat komersial di dunia dan pada masa yang sama karakter kota Amsterdam mulai dibentuk dan masih kental bekasnya sampai sekarang.
Simbol kota Amsterdam adalah XXX -- tidak ada hubungannya dengan lambang pornografi (walaupun Amsterdam terkenal dengan daerah "Red Light"-nya) tapi tanda dari Santo Andreas, pelindung nelayan yang dijadikan pelindung kota Amsterdam yang dulunya memang desa nelayan. Santo Andreas juga wafat disalib tapi dia minta agar salibnya berbentuk X, tidak seperti salib Yesus, gurunya.
Nama Amsterdam diambil dari nama sungai Amstel dan dam (bendungan) -- kota Amsterdam adalah kota reklamasi.
Amsterdam dikenal juga dengan sebutan Venesia dari Utara. Walaupun Venesia terkenal dengan kota kanal, Amsterdam punya lebih banyak kanal dan jembatan dari Venesia.
Sebagian besar daerah Amsterdam ada di bawah permukaan laut, terendah adalah 6.7m dibawah. Ada sekitar 11 juta tiang pancang kayu yang menjadi fondasi bangunan-bangunan di Amsterdam. Kabarnya, Amsterdam punya lebih banyak kaum hawanya daripada kaum adam -- tiap 100 lelaki di Amsterdam, ada 145 wanita.
New York, London, Tokyo boleh menjadi bursa efek ternama jaman sekarang, tetapi bursa efek pertama dan tertua dalam sejarah adalah di Amsterdam. V.O.C yang dulu pernah menguasai Indonesia, adalah konglomerat internasional pertama yang go-public dan menjual sahamnya di lantai bursa Amsterdam. Istana Amsterdam menjadi saksi sejarah penyerahan resmi kedaulatan dari Belanda ke Indonesia tahun 1949.
Jaraknya yang dekat dengan kota-kota penting di Eropa, seperti Paris (550km), London (540km), Brussels (250km), Berlin (700km) dll, membuat Amsterdam penuh dengan suasana kosmopolitan dan juga penuh dengan turis mancanegara. Karena terbiasanya hidup dalam suasana internasional sekitar 86% penduduk Amsterdam adalah bi-lingual dan fasih dalam bahasa Inggris.
Amsterdam Centraal Station
Dari luar, stasiun kota ini mirip dengan istana dan memang sengaja dibuat demikian oleh arsiteknya, Pierre Cuypers, yang juga mendesign Rijkmuseum, museum paling terkenal di Amsterdam.\
Konstruksi bangunan dimulai di tahun 1882 dan mengambil tema bangunan gaya Gothic dan Renaissance dan dibangun di atas 3 pulau reklamasi. Karena bangunannya yang besar, tidak heran kalau dibutuhkan sekitar 9 ribu tiang pancang kayu untuk menopang bangunan ini.
Basiliek van de Heilige Nicolaas
Berjalan sedikit dari stasiun pusat Amsterdam, di depan berdiri basilika St. Nikolas, salah satu gereja katolik terkemuka di Amsterdam yang dibangun di tahun 1884 - 1887.
Asal tahu saja, Basilika adalah gereja yang mendapatkan beberapa hak istimewa dari Paus. Sang arsitek, Adrianus Bleijs mendesign gereja ini berdasarkan gabungan antara gaya Neo-Baroque dan Neo-Renaissance. Dengan kubah dan menaranya yang menjulang, gereja ini menjadi salah satu landmark terpenting di Amsterdam.
Damrak adalah jalanan penghubung utama antara stasiun kota dan alun-alun kota Amsterdam. Segala macam bisa ditemukan sepanjang Damrak, dari bangunan-bangunan tua, kanal, toko souvenir, makanan cepat saji, museum murahan dan museum serius, department store dan lain-lain.
Kalau dilihat sepintas, bangunan-bangunan ini seperti miring tidak teratur dan saling menubruk satu sama lain. Ini disebabkan karena tiang pancang kayu yang mulai berubah posisi, dikarenakan pergerakan air, dan juga karena usia bangunan yang dari abad ke 17-an.
Ada sekitar 23 bangunan dengan julukan monumen nasional, termasuk diantaranya Beurs van Berlage, atau bursa efek Amsterdam, bursa efek tertua and yang pertama di dunia, yang terakhir dipakai tahun 1987.
Tempat ini adalah jantung atau alun-alun kota Amsterdam. Dibandingkan dengan kota-kota lain di Eropa, Dam Square tidak ada apa-apanya, tapi belum ke Amsterdam namanya kalau belum ke tempat ini.
Paleis Amsterdam
Istana Amsterdam adalah bangunan paling menonjol di Dam Square. Bangunan ini adalah istana resmi kerajaan Belanda dan dipakai untuk penyambutan tamu dan acara kenegaraan lainnya. Dulunya bangunan ini adalah bangunan balai kota yang dibuka resmi tahun 1655 dan dibangun di atas lebih dari 13 ribu tiang pancang kayu.
Tanggal 27 Desember 1949, ruang utama istana ini menjadi tempat penyerahan kedaulatan dari Belanda (diwakili oleh ratu Juliana) ke Indonesia (diwakili oleh Wapres Hatta).
Disamping istana Amsterdam, terdapat Gereja Baru Amsterdam, yang mulai dibangun tahun 1380 dan selesai di tahun 1408.
Gereja ini rusak terbakar di tahun 1421 dan 1452 -- bahkan di tahun 1645 hancur total dan harus dibangun ulang dengan memakai gaya Gothic. Kenapa namanya Gereja Baru? Karena Gereja Lama sudah terlalu kecil sehingga keuskupan setempat memberi ijin untuk membangun gereja baru.
Raja Willem-Alexander juga melangsungkan pernikahan dengan Maxima di gereja ini. Kalau sedang tidak dipakai sebagai tempat acara kenegaraan, gereja ini dipakai sebagai tempat expo atau eksibisi.
Karena keberanian dan heroisme-nya waktu perang melawan kemerdekaan Belgia, diputuskan bahwa selama angkatan laut Belanda masih berdiri, maka akan selalu ada kapal angkatan laut dengan nama van Speijk.
Nationaal Monument op de Dam
Pas di seberang istana Amsterdam, ada Monumen Nasional yang didirikan tahun 1956 untuk mengenang korban perang dunia ke 2. Asal tahu saja, selama perang dunia ke 2, Belanda dijajah oleh Jerman dari tahun 1940 ke 1945.
Tanggal 4 Mei dipakai sebagai hari peringatan nasional yang dilakukan di monumen ini. Jangan dibandingkan dengan monumen nasional Monas, monumen yang ini cuma setinggi 22 meter -- Monas tingginya 132m.
De Bijenkorf
Jalan sedikit ke samping dari monumen nasional, maka ada gedung department store De Bijenkorf, yang sejarahnya barasal dari tahun 1870-an. Bangunannya sendiri berasal dari tahun 1957 dan department store ini punya 6 lantai yang menjual barang-barang menengah ke atas.
Ngomong-ngomong soal shopping, di antara istana dan gereja baru, ada gang kecil yang dulunya di abad ke 14 dijadikan tempat jualan sapi. Sekarang tempat ini menjadi gang tempat toko-toko trendy yang berderet panjang.
Munttoren
Di penghujung Kalverstraat, ada menara percetakan yang dibangun sekitar tahun 1480. Dulunya menara ini adalah bagian dari pintu gerbang kota Amsterdam dan dibuat dengan 2 menara dan rumah penjagaan.
Ceritanya, di tahun 1672, waktu Belanda dikeroyok oleh Inggris dan Perancis dan kota-kota percetakan uang dikuasai musuh, rumah penjaga ini dipakai sementara untuk tempat mencetak uang.
Nantikan blusukan kota Amsterdam bagian ke II:
- Kanal Amsterdam
- Amsterdam Red Light District
Simak juga artikel wisata berikut:
- Brugge, Belgia
- Bologna, Italia
- Pompeii, Italia
- Naarden, Belanda
- Kinderdijk dan Zaanse Schans, Belanda
- Dachau, Jerman
- Hohenzollern, Jerman
- Taj Mahal, India
- Uluru, Australia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H