Mohon tunggu...
SURJADI
SURJADI Mohon Tunggu... Konsultan - https://www.youtube.com/channel/UCzU4eyliNiUy1B5DxQknNWA

Indonesia, jalan2, hobi foto

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

"Blusukan" ke Bangunan dan Daerah Bersejarah di Amsterdam

1 Maret 2018   16:12 Diperbarui: 2 Maret 2018   00:10 3591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bangunan tua di Damrak dengan latar belakang menara gereja

Selain sebagai ibukota Belanda, Amsterdam banyak menyimpan sejarah penting, tidak saja untuk Belanda dan Eropa tapi juga dunia. Amsterdam mengalami masa kejayaan pada periode 1585-1672, yang disebut juga dengan Golden Age atau periode ke-emasan.

Pada masa itu, Amsterdam adalah pusat komersial di dunia dan pada masa yang sama karakter kota Amsterdam mulai dibentuk dan masih kental bekasnya sampai sekarang.

Westerkerk, salah satu gereja ternama di Amsterdam
Westerkerk, salah satu gereja ternama di Amsterdam
Beberapa hal menarik tentang Amsterdam:

Simbol kota Amsterdam adalah XXX -- tidak ada hubungannya dengan lambang pornografi (walaupun Amsterdam terkenal dengan daerah "Red Light"-nya) tapi tanda dari Santo Andreas, pelindung nelayan yang dijadikan pelindung kota Amsterdam yang dulunya memang desa nelayan. Santo Andreas juga wafat disalib tapi dia minta agar salibnya berbentuk X, tidak seperti salib Yesus, gurunya.

Nama Amsterdam diambil dari nama sungai Amstel dan dam (bendungan) -- kota Amsterdam adalah kota reklamasi.

Amsterdam dikenal juga dengan sebutan Venesia dari Utara. Walaupun Venesia terkenal dengan kota kanal, Amsterdam punya lebih banyak kanal dan jembatan dari Venesia.

Sebagian besar daerah Amsterdam ada di bawah permukaan laut, terendah adalah 6.7m dibawah. Ada sekitar 11 juta tiang pancang kayu yang menjadi fondasi bangunan-bangunan di Amsterdam. Kabarnya, Amsterdam punya lebih banyak kaum hawanya daripada kaum adam -- tiap 100 lelaki di Amsterdam, ada 145 wanita.

New York, London, Tokyo boleh menjadi bursa efek ternama jaman sekarang, tetapi bursa efek pertama dan tertua dalam sejarah adalah di Amsterdam. V.O.C yang dulu pernah menguasai Indonesia, adalah konglomerat internasional pertama yang go-public dan menjual sahamnya di lantai bursa Amsterdam. Istana Amsterdam menjadi saksi sejarah penyerahan resmi kedaulatan dari Belanda ke Indonesia tahun 1949.

Suasana salah satu kanal Amsterdam di pagi hari
Suasana salah satu kanal Amsterdam di pagi hari
Seperti disebut diatas, Amsterdam adalah ibukota Belanda, tetapi untuk pusat pemerintahan, tempatnya ada di kota Den Haag. 

Jaraknya yang dekat dengan kota-kota penting di Eropa, seperti Paris (550km), London (540km), Brussels (250km), Berlin (700km) dll, membuat Amsterdam penuh dengan suasana kosmopolitan dan juga penuh dengan turis mancanegara. Karena terbiasanya hidup dalam suasana internasional sekitar 86% penduduk Amsterdam adalah bi-lingual dan fasih dalam bahasa Inggris.

Map Amsterdam dan kota sekitarnya (Google Map)
Map Amsterdam dan kota sekitarnya (Google Map)
Untungnya, sebagian besar tempat-tempat bersejarah ada di pusat kota Amsterdam, jadi gampang blusukannya. Gimana laporannya? Simak bagian pertama ini....

Amsterdam Centraal Station

Pemandangan luar Centraal Station - mirip istana
Pemandangan luar Centraal Station - mirip istana
Blusukan kota Amsterdam dimulai dari stasiun pusat kota Amsterdam - Centraal Station. Stasiun pusat kota Amsterdam ini adalah pintu gerbang masuk dan keluar Amsterdam dengan jalur kereta.

Dari luar, stasiun kota ini mirip dengan istana dan memang sengaja dibuat demikian oleh arsiteknya, Pierre Cuypers, yang juga mendesign Rijkmuseum, museum paling terkenal di Amsterdam.\

Konstruksi bangunan dimulai di tahun 1882 dan mengambil tema bangunan gaya Gothic dan Renaissance dan dibangun di atas 3 pulau reklamasi. Karena bangunannya yang besar, tidak heran kalau dibutuhkan sekitar 9 ribu tiang pancang kayu untuk menopang bangunan ini.

Pintu gerbang Centraal Station
Pintu gerbang Centraal Station
Selain sebagai stasiun pusat kereta, tempat ini juga pusat kendaraan umum kota, seperti bis, metro kota, trams dan juga ferry. Diperkirakan sebanyak 250 ribu orang melalui stasiun pusat ini setiap harinya. Dari stasiun ini, orang-orang bisa bepergian ke beperapa negara di Eropa seperti Paris, Brussels, Frankfurt, Berlin, Cologne, Basel dan kota-kota lain.

Basiliek van de Heilige Nicolaas

Berjalan sedikit dari stasiun pusat Amsterdam, di depan berdiri basilika St. Nikolas, salah satu gereja katolik terkemuka di Amsterdam yang dibangun di tahun 1884 - 1887.

Gereja St. Nikolas dari Centraal Station
Gereja St. Nikolas dari Centraal Station
Pada mulanya status bangunan ini adalah cuma gereja, tapi setelah 125 tahun, di tahun 2012, statusnya dinaikkan menadi basilika oleh Vatikan.

Asal tahu saja, Basilika adalah gereja yang mendapatkan beberapa hak istimewa dari Paus. Sang arsitek, Adrianus Bleijs mendesign gereja ini berdasarkan gabungan antara gaya Neo-Baroque dan Neo-Renaissance. Dengan kubah dan menaranya yang menjulang, gereja ini menjadi salah satu landmark terpenting di Amsterdam.

Kubah gereja St. Nikolas dari Zeedijk
Kubah gereja St. Nikolas dari Zeedijk
Damrak

Damrak adalah jalanan penghubung utama antara stasiun kota dan alun-alun kota Amsterdam. Segala macam bisa ditemukan sepanjang Damrak, dari bangunan-bangunan tua, kanal, toko souvenir, makanan cepat saji, museum murahan dan museum serius, department store dan lain-lain.

Suasana ramai daerah Damrak
Suasana ramai daerah Damrak
Toko-toko dan tempat makan berjejer di Damrak
Toko-toko dan tempat makan berjejer di Damrak
Salah satu tempat paling favorit untuk foto-foto di Damrak adalah di Natte Damrak (Damrak basah) dimana bangunan-bangunan kuno berdiri berdempetan di atas air.

Kalau dilihat sepintas, bangunan-bangunan ini seperti miring tidak teratur dan saling menubruk satu sama lain. Ini disebabkan karena tiang pancang kayu yang mulai berubah posisi, dikarenakan pergerakan air, dan juga karena usia bangunan yang dari abad ke 17-an.

Bangunan tua natte Damrak berjejer
Bangunan tua natte Damrak berjejer
Sebelum tahun 1672, Damrak adalah kanal tersibuk di Amsterdam, dimana kapal-kapal berlabuh di sepanjang tepi kanal untuk menurunkan dan menaikan barang-barang lokal dan internasional.

Ada sekitar 23 bangunan dengan julukan monumen nasional, termasuk diantaranya Beurs van Berlage, atau bursa efek Amsterdam, bursa efek tertua and yang pertama di dunia, yang terakhir dipakai tahun 1987.

Bangunan tua di Damrak dengan latar belakang menara gereja
Bangunan tua di Damrak dengan latar belakang menara gereja
Dam Square

Tempat ini adalah jantung atau alun-alun kota Amsterdam. Dibandingkan dengan kota-kota lain di Eropa, Dam Square tidak ada apa-apanya, tapi belum ke Amsterdam namanya kalau belum ke tempat ini.

Suasana di lapangan Dam Square
Suasana di lapangan Dam Square
Tempat ini didirikan sekitar tahun 1270 tempat berkumpulnya penduduk, pendatang dan pedagang. Zaman dulu, pasar ikan didirikan di daerah ini untuk menyambut kapal-kapal yang datang berlabuh. Sekarang tempat ini menjadi tempat berkumpulnya turis-turis, tempat untuk demo dan pasar malam dadakan.

Paleis Amsterdam

Istana Amsterdam adalah bangunan paling menonjol di Dam Square. Bangunan ini adalah istana resmi kerajaan Belanda dan dipakai untuk penyambutan tamu dan acara kenegaraan lainnya. Dulunya bangunan ini adalah bangunan balai kota yang dibuka resmi tahun 1655 dan dibangun di atas lebih dari 13 ribu tiang pancang kayu.

Istana Amsterdam, sepi waktu subuh
Istana Amsterdam, sepi waktu subuh
Di tahun 1808, raja Louis Napoleon dari Perancis yang menguasai Belanda menjadikan balai kota ini menjadi istana kerajaan dan masuk secara resmi sebagai aset dari kerajaan Belanda tahun 1936, sampai sekarang.

Tanggal 27 Desember 1949, ruang utama istana ini menjadi tempat penyerahan kedaulatan dari Belanda (diwakili oleh ratu Juliana) ke Indonesia (diwakili oleh Wapres Hatta).

Istana Amsterdam dengan pohon natal di depan
Istana Amsterdam dengan pohon natal di depan
Nieuwe Kerk

Disamping istana Amsterdam, terdapat Gereja Baru Amsterdam, yang mulai dibangun tahun 1380 dan selesai di tahun 1408.

Gereja ini rusak terbakar di tahun 1421 dan 1452 -- bahkan di tahun 1645 hancur total dan harus dibangun ulang dengan memakai gaya Gothic. Kenapa namanya Gereja Baru? Karena Gereja Lama sudah terlalu kecil sehingga keuskupan setempat memberi ijin untuk membangun gereja baru.

Gereja baru - Nieuwe Kerk
Gereja baru - Nieuwe Kerk
Karena letaknya persis di sebelah istana kerajaan, gereja ini menjadi tempat peneguhan raja dan ratu Belanda, termasuk raja Belanda sekarang, Willem-Alexander, ibunya, ratu Beatrix.

Raja Willem-Alexander juga melangsungkan pernikahan dengan Maxima di gereja ini. Kalau sedang tidak dipakai sebagai tempat acara kenegaraan, gereja ini dipakai sebagai tempat expo atau eksibisi.

Nieuwe Kerk di Dam Square
Nieuwe Kerk di Dam Square
Di dalam gereja ini juga ditemukan kuburan pahlawan penting Belanda, termasuk letnan angkatan laut Jan van Speyk yang bergabung dengan angkatan laut kerajaan Hindia Belanda dari tahun 1823 dan 1825 dan ikut menyerang pulau Bangka dan Jawa.

Karena keberanian dan heroisme-nya waktu perang melawan kemerdekaan Belgia, diputuskan bahwa selama angkatan laut Belanda masih berdiri, maka akan selalu ada kapal angkatan laut dengan nama van Speijk.

Nationaal Monument op de Dam

Pas di seberang istana Amsterdam, ada Monumen Nasional yang didirikan tahun 1956 untuk mengenang korban perang dunia ke 2. Asal tahu saja, selama perang dunia ke 2, Belanda dijajah oleh Jerman dari tahun 1940 ke 1945.

Monumen Nasional Belanda di Dam Square
Monumen Nasional Belanda di Dam Square
Penjajahan Jerman dimulai dengan pemboman kota Rotterdam dan sehari sesudahnya, tentara Belanda menyerah kalah. Pemerintah Belanda dan keluarga kerajaan berlindung di London.

Tanggal 4 Mei dipakai sebagai hari peringatan nasional yang dilakukan di monumen ini. Jangan dibandingkan dengan monumen nasional Monas, monumen yang ini cuma setinggi 22 meter -- Monas tingginya 132m.

De Bijenkorf

Jalan sedikit ke samping dari monumen nasional, maka ada gedung department store De Bijenkorf, yang sejarahnya barasal dari tahun 1870-an. Bangunannya sendiri berasal dari tahun 1957 dan department store ini punya 6 lantai yang menjual barang-barang menengah ke atas.

Gedung Bijenkorf di samping Dam Square
Gedung Bijenkorf di samping Dam Square
Kalverstraat-Nieuwendijk

Ngomong-ngomong soal shopping, di antara istana dan gereja baru, ada gang kecil yang dulunya di abad ke 14 dijadikan tempat jualan sapi. Sekarang tempat ini menjadi gang tempat toko-toko trendy yang berderet panjang.

Suasana pertokoan Kalverstraat
Suasana pertokoan Kalverstraat
Gang panjang ini khusus dibuat untuk pejalan kaki dan shopping, jadi tidak ada yang namanya mobil dan motor masuk sini, membuat suasana shopping jadi aman, santai dan relax. Ada macam-macam toko disini, tapi kebanyakan berjualan trendy fashion dan aksesoris, seperti sepatu, tas dan lain-lain.

Munttoren

Di penghujung Kalverstraat, ada menara percetakan yang dibangun sekitar tahun 1480. Dulunya menara ini adalah bagian dari pintu gerbang kota Amsterdam dan dibuat dengan 2 menara dan rumah penjagaan.

Ujung jalan Kalverstraat dengan menara Munttoren di belakang
Ujung jalan Kalverstraat dengan menara Munttoren di belakang
Setelah kebakaran tahun 1618, hanya rumah penjagaan dan sebagain Menara barat yang masih berdiri. Nama percetakan sebenarnya berasal dari rumah penjagaan yang di abad ke 17 dipakai untuk mencetak uang logam.

Ceritanya, di tahun 1672, waktu Belanda dikeroyok oleh Inggris dan Perancis dan kota-kota percetakan uang dikuasai musuh, rumah penjaga ini dipakai sementara untuk tempat mencetak uang.

capture-jpg-5a97c278dcad5b640a11c935.jpg
capture-jpg-5a97c278dcad5b640a11c935.jpg
Sudah sekitar 3 km menjelajah pusat kota Amsterdam, dimulai dari stasiun pusat kota dan masih banyak tempat dan bangunan bersejarah yang belum di kunjungi.

Nantikan blusukan kota Amsterdam bagian ke II:

  • Kanal Amsterdam
  • Amsterdam Red Light District

Simak juga artikel wisata berikut:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun