Mohon tunggu...
el lazuardi daim
el lazuardi daim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis buku SULUH DAMAR

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Diaspora, Euforia, dan Perspektif Baru Persepakbolan Indonesia

13 September 2024   17:25 Diperbarui: 14 September 2024   07:46 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas Indonesia berhasil menahan imbang Australia 0-0 di Gelora Bung Karno pada gelaran kualifikasi piala dunia 2026 zona Asia, Selasa, (10/9/2024). (Foto: KOMPAS.com/ANTONIUS ADITYA MAHENDRA)

Para pemain diaspora menjadi tulang punggung timnas Piala Dunia Indonesia saat ini. Kehadiran mereka memberi pengaruh positif dan menghadirkan perspektif baru persepakbolaan Indonesia.

Seperti kita saksikan sendiri, line up timnas Indonesia didominasi pemain-pemain diaspora dalam dua laga kualifikasi Piala Dunia 2026 pada September 2024 ini. Lihat saja wajah-wajah mereka. Hanya beberapa orang saja yang merupakan wajah-wajah khas Indonesia.

Maartin Paes, Justin Hubner, Ragnar Oratmangoen, Sandy Walsh, Rafael Struick, Nathan Tjoe A On , Jay Idzes, Ivar Jenner, Calvin Verdonk, Rafael Struick, Thom Haye, adalah beberapa nama diantara nama-nama pemain diaspora tersebut. Mereka mayoritas berasal dari Belanda.

Sementara dari barisan pemain lokal hanya ada sedikit nama saja seperti Rizky Ridho, Marcelino, Witan Sulaeman, Pratama Arhan, Wahyu Prasetio, dan beberapa nama lainnya.

Keberadaan para pemain diaspora ini nyatanya mampu menghadirkan berita gembira. Timnas Garuda berhasil mencuri masing-masing satu poin dari dua laga melawan dua tim kuat Asia, Arab Saudi dan Australia.

Ada beberapa catatan menarik yang bisa kita tulis sehubungan dengan kehadiran para pemain diaspora dan arti kehadiran mereka bagi dunia persepakbolaan tanah air saat ini.

1. Saatnya timnas Garuda mematok target tinggi menuju Piala Dunia.

Kehadiran pemain-pemain diaspora telah mengubah perspektif kita dalam memandang pencapaian timnas. Bahwa tak ada salahnya saat ini timnas menabur mimpi bermain di Piala Dunia.

Ya, kedatangan Shin Tae yong sebagai pelatih kepala dan kesediaan sejumlah pemain diaspora untuk membela timnas merah putih telah merubah imej timnas Indonesia. Timnas Garuda kini tak lagi dianggap sebagai tim semenjana yang hanya mampu bersaing di level Asia Tenggara. Melainkan telah bertransformasi menjadi tim yang siap bersaing memperebutkan tiket Piala Dunia.

Faktor Shin Tae yong memberi pengaruh besar dalam pencapaian ini. Kejelian pelatih asal Korea ini dalam memilih pemain dan standar tinggi yang ditetapkannya serta didukung dengan pengalamannya sebagai pelatih kaya strategi membuat permainan para pemain Indonesia jauh berkembang dan enak ditonton.

Sebagai seorang pelatih kelas dunia, Shin Tae yong tentunya tak mau tanggung-tanggung dalam pekerjaannya dan siap meraih hasil maksimal mengantarkan Rizky Ridho dan kawan-kawan menuju Piala Dunia 2026.

2. Kehadiran pemain diaspora berdampak pada meluasnya makna nasionalisme dalam sepak bola.

Sepak bola sering dikaitkan dengan nasionalisme. Yakni sebagai sarana memperjuangkan nama baik bangsa di kancah internasional.

Nasionalisme sering diartikan sebagai kesadaran dalam memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara. Dalam hal ini seorang pemain yang bertarung di lapangan dianggap tak ubahnya seorang serdadu yang maju ke medan perang demi membela kehormatan Indonesia.

Nah, sehubungan dengan kehadiran banyaknya pemain diaspora saat ini sejatinya secara tidak langsung telah memaksa kita untuk mengubah perspektif tentang nasionalisme itu sendiri.

Dulunya kita beranggapan bahwa nasionalisme itu hanya milik warga negara Indonesia asli yang lahir dan besar di Indonesia. Namun untuk kondisi saat ini, paham semacam itu tak relevan lagi. 

Kesediaan para pemain diaspora yang notabene lahir dan besar di negara lain untuk bersumpah setia siap membela lambang garuda di dada, memberi kita pemahaman bahwa nasionalisme itu bisa menjadi milik siapa saja yang berjuang untuk merah putih.

Ya, disini kita dituntut untuk tidak mempersoalkan lagi siapa yang berhak memiliki rasa nasionalisme, termasuk juga membuat dikotomi antara pemain local pride dan pemain diaspora. Pahami bahwa nasionalisme itu cair. Selama mereka telah menunjukkan dedikasi tinggi berjuang membela nama Indonesia, maka kita wajib mendukung dan memberi mereka apresiasi.

3. Saatnya kita fokus pada prestasi dan mengabaikan faktor penghambatnya.

Bagi sebagian orang, perekrutan pemain diaspora ataupun naturalisasi adalah sesuatu yang tabu dan dianggap mengurangi nilai kebanggaan dalam berbangsa. Pendapat ini tidaklah salah, namun tidak mutlak benar.

Bagaimanapun juga, sebagai seorang pencinta sepak bola kita pasti mengharapkan timnas kita tidak pulang dengan kekalahan dan sukses merebut kemenangan di setiap laga. Sayang, realitanya tak seindah impian. Fakta menunjukkan kalau kita belum mampu membangun sebuah timnas yang solid dan mampu melahirkan prestasi.

Disisi lain, para suporter sudah tak sabar lagi menunggu. Mereka tak sabar melihat timnas bisa berjaya. Maka, merekrut pemain-pemain berkualitas dari negara lain yang siap membela Indonesia menjadi sebuah keniscayaan.

Ini bukan sebuah pilihan bijak tentunya. Namun terpaksa ditempuh sebagai jalan tengah yang menjembatani kesenjangan prestasi dan tuntutan para pencinta sepak bola tanah air, sekaligus sebagai pemicu semangat untuk bekerja lebih giat lagi.

Bagaimanapun juga, terus menerus bertahan dalam kondisi ketidakberdayaan dan kering prestsi juga bukan sebuah pilihan bagus. Gairah persepakbolaan bisa saja menurun karena orang-orang melihat tak ada lagi hal menarik berupa prestasi yang bisa dinikmati dari sepak bola.

Satu hal yang perlu digarisbawahi adalah bahwa merekrut para pemain diaspora sebagai punggawa timnas bukanlah pilihan terbaik, dan bukan pula sebuah pilihan buruk. Hanya sebagai solusi sementara untuk menjaga kelangsungan dunia persepakbolaan tanah air, khususnya keberadaan timnas, agar tetap eksis dan mampu memberi kepuasan bagi segenap pencinta sepak bola tanah air.

Pekanbaru, 13092024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun