Sebuah catatan yang tak mengecewakan bagi pemain yang baru saja kembali dari cedera dan lebih banyak bermain dari bangku cadangan. Namun, sejatinya posisi Fati mulai terancam sejak semusim terakhir.Â
Kedatangan Robert Lewandowski dan Rapinha, makin membaiknya performa Dembele serta kecendrungan pelatih Xavi yang lebih menyukai Ferran Torres membuat Fati tak lagi menjadi pilihan utama di lini depan.
Waktu terus berlalu, sementara nasib Fati bersama Barcelona makin tak menentu. Dan akhirnya Fati pun mengambil keputusan untuk  bersedia dipinjamkan ke klub Inggris, Brighton & Hove Albion. Bergabung di bawah arahan pelatih Roberto de Zerby selama semusim ke depan.
Sungguh disayangkan memang ketika Ansu Fati, pemain yang sebenarnya punya potensi harus mengalami penurunan performa yang cepat sekali dan gagal memenuhi ekspektasi.
Ada tiga faktor yang menjadi penyebab Fati gagal berkembang bersama Barcelona.
1. Cedera parah telah menimbulkan trauma dan menurunkan kemampuannya.
Cedera parah tiga tahun lalu benar-benar membawa pengaruh buruk bagi perkembangan Fati. Permainannya jauh menurun dan Fati belum bisa kembali ke bentuk permainan aslinya.
Trauma akan kambuhnya cedera dan kondisi fisik yang tak seprima dulu lagi telah membuat Fati kini memilih bermain aman. Tak ada lagi sentuhan-sentuhan ajaib yang menjadi ciri khasnya. Dan Fati pun tak bisa mengeluarkan seluruh kemampuannya secara total.
2. Kegagalan beradaptasi dengan taktik Xavi
Tak hanya penurunan secara fisik, Fati juga mulai kehilangan kepercayaan diri sebagai seorang pemain bintang. Kondisi ini membuat adaptasinya bersama tim sedikit terhambat.