Mohon tunggu...
el lazuardi daim
el lazuardi daim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis buku SULUH DAMAR

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Lionel Messi, PSG, Takdir dan Ironi

11 Maret 2023   12:17 Diperbarui: 11 Maret 2023   14:51 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita ambil contoh Real Madrid dan Bayern Munchen, dua klub terakhir yang menggagalkan misi PSG. Mereka punya DNA Eropa yang telah terpatri dengan kuat. Madrid adalah pemilik empat belas gelar Piala Champions sementara Munchen enam kali. Dengan modal DNA Eropa yang mereka miliki tersebut para pemain mereka punya kepercayaan diri untuk terus bersaing dan tampil sebagai pemenang.

Kelakar penyerang Munchen, Thomas Muller, yang membandingkan Messi dengan Ronaldo seusai laga ini memperlihatkan bagaimana tingginya kepercayaan diri dan mental juara para pemain dari klub-klub besar Eropa tersebut.

" Lionel Messi bukanlah ancaman bagi kami. Semuanya berjalan sesuai rencana saat menghadapinya. Sedangkan Cristiano Ronaldo menjadi masalah besar bagi kami saat dirinya bersama Real Madrid," ujar Muller seperti ditulis media Inggris, Mirror.

PSG sebenarnya pernah sekali menjadi juara di tingkat Eropa. Tapi bukan di level atas. PSG pernah sekali menjadi juara Piala Winners, ajang sepak bola yang kini telah dilebur ke dalam Europa League, tahun 1996 lalu. Sayang, pencapaian ini belum cukup untuk mengangkat mereka ke tingkat yang lebih tinggi.

2. Atmosfir tim yang kurang mendukung.

Ada catatan yang perlu digarisbawahi tentang kesuksesan Messi bersama Barcelona di Liga Champions selama ini. Yakni tentang support rekan-rekan dan atmosfir tim yang mendukung. Dan dengan modal tersebut membantu Messi mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya.

Samuel Eto'o, Xavi Hernandez, Anders Iniesta, Neymar, Luis Suarez dan sejumlah nama lainnya merupakan rekan-rekan yang menjadi partner sekaligus pemberi support bagi penampilan gemilang Messi di lapangan.

Selain itu peran pelatih seperti Pep Guardiola dan Luis Enrique yang menempatkan Messi sebagai motor sekaligus pusat permainan juga turut membantu mendongkrak penampilan Messi.

Situasi berbeda dialami Messi ketika pindah ke PSG. Berada diantara barisan pemain bintang dengan tingkat ego dan sifat individualistis tinggi membuat keberadaan Messi sedikit terabaikan. Messi menjadi sulit berkembang dan tak banyak memberi kontribusi bagi tim.

3. Deklinasi karir.

Sesuai dengan hukum alam yang mengatakan ' ketika engkau berada di puncak, maka bersiaplah untuk turun ke bawah ', maka begitu pulalah karir seorang pesepakbola. Tak terkecuali dengan Messi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun