Gayung pun bersambut. Manajemen Barcelona menyetujui penawaran ini. Selain mendapatkan uang tentunya, mereka juga mendapatkan Marcos Alonso, salah satu incaran mereka untuk memperkuat pos belakang.
Demikian juga halnya dengan Aubameyang. Faktor jaminan posisi utama dan kedekatan dengan pelatih Tuchel, pelatihnya saat di Borussia Dortmund dahulu, membuat dirinya tak berpikir panjang untuk mengiyakan tawaran ini.
Transaksi berjalan mulus dan Aubameyang resmi berkostum Chelsea mulai bulan September ini dengan kontrak selama dua tahun.
Para Barcelonaista, sebutan lain untuk pendukung Barcelona, kembali meradang. Mereka seolah harus mengalami kisah patah hati lagi seperti saat ditinggal Messi.
"Kalau bisa memilih, seharusnya bukan Aubameyang yang pergi ," demikian komentar mereka. Sebagian dari mereka menyebut nama-nama seperti Memphis Depay atau Ferran Torres, dua nama yang kontribusinya tak terlalu memuaskan musim ini yang seharusnya pergi.
Namun sayang keinginan mereka itu takkan bakal terwujud. Karena pada hakikatnya, bicara sepak bola tak hanya tentang strategi, tapi juga bisnis. Dimana dalam hal ini, nama Aubameyang lebih menjual dari kedua nama yang disebut diatas. Sehingga akhirnya dirinyalah yang pergi.
Semua kini telah terjadi. Kisah Aubameyang bersama para Cules yang seharusnya masih berlanjut dengan sangat terpaksa harus diakhiri. Meski demikian, sejarah akan mencatat bahwa Aubameyang pernah hadir sebagai pahlawan bagi klub berjuluk Blaugrana ini.
(EL)
Yogyakarta, 03092022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H