Mohon tunggu...
el lazuardi daim
el lazuardi daim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis buku SULUH DAMAR

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Aubameyang dalam Kisah yang Seharusnya Belum Usai Bersama Cules

3 September 2022   20:48 Diperbarui: 3 September 2022   20:54 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pierre Emerick Aubameyang ketika berseragam Barcelona. Foto: James Williamson-AMA/Getty Images/detik.com

Satu berita menyesakkan harus diterima para Cules (pendukung Barcelona) saat penutupan transfer musim panas pada 1 September lalu. Pierre Emerick Aubameyang resmi meninggalkan Barcelona dan merapat ke klub Inggris Chelsea.

Aubameyang menjadi pemain kedelapan belas yang meninggalkan Camp Nou musim ini menyusul disepakatinya paket penjualan 14 juta Euro plus tanda tangan Marcos Alonso untuk Barcelona.

Kepindahan Aubameyang cukup disesalkan. Maklum, meski baru bergabung setengah musim dan belum mempersembahkan trofi, namun mantan pemain Arsenal ini telah mendapat tempat tersendiri di hati para Cules. 

Bahkan pelatih Xavi Hernandez pun juga merasa amat kehilangan dengan kepergian salah satu pemain andalannya ini.

"Kepergian Aubameyang adalah sebuah kesedihan. Sebagai pribadi dia laksana harta kekayaan," ujar Xavi seperti ditulis Mundo Deportivo

Aubameyang datang pada saat kondisi Barcelona sedang amburadul musim lalu. Xavi Hernandez yang kala itu baru tiga bulan menukangi klub Catalan ini mendapat tugas berat mengangkat kembali performa Barcelona yang terus menurun sejak ditinggal pelatih Luis Enrique lima tahun lalu. Tiga penerusnya, yakni Ernesto Valverde, Quique Setien dan Ronald Koeman gagal memenuhi ekspektasi.

Tugas ini tentunya tak mudah bagi pelatih Xavi. Apalagi dirinya belum pernah menangani tim besar seperti Barcelona. Ditambah lagi dengan kondisi skuad yang pas-pasan membuat tantangan ini terasa makin berat.

Meski demikian, publik terlanjur berharap pada sosok Xavi. Dengan statusnya sebagai legenda klub dan pernah menjadi bagian dari generasi emas Barcelona pada dekade awal tahun 2000-an lalu membuat banyak orang beranggapan Xavi bisa segera mengatasi permasalahan tim. Padahal kenyataannya tidak semudah itu.

Faktanya, belum ada perubahan berarti yang terlihat meski tongkat kepelatihan telah diambil alih Xavi. Hingga kemudian datanglah Aubameyang sebagai penyelamat.

Perselisihan dengan manajernya di Arsenal, Mikel Arteta, membawa Aubameyang berlabuh ke Spanyol dengan status free transfer pada awal Februari 2022 lalu. Selanjutnya mantan kapten Arsenal ini sepakat menjalin kontrak tiga tahun bersama Barcelona.

" Saya telah menjadi pemain profesional di Inggris, Perancis dan Jerman. Kini saatnya saya berjuang memberikan segala kemampuan saya untuk Barcelona," ujar Aubameyang saat meresmikan kepindahannya.

Aubameyang membuktikan kata-katanya. Pemain timnas Gabon ini hadir sebagai solusi bagi permasalahan di lini depan Barcelona.

Dengan kecepatannya, ketajamannya, kemampuannya dalam mengkonversi peluang serta pergerakan tanpa bola yang mumpuni mampu menghidupkan lagi lini serang Barcelona yang sebelumnya tumpul.

Tak perlu waktu lama, Aubameyang mampu beradaptasi. Dan pada penampilannya yang kedua sebagai starter, Aubameyang mulai membuka keran golnya. Tak tanggung-tanggung, Aubameyang langsung menghadiahkan tiga gol saat timnya menggebuk Valencia 4-1 pada pertengahan Februari lalu.

Gol demi gol terus lahir dari kaki Aubameyang. Baik dalam kompetisi domestik maupun regional di ajang Europa League. Hingga akhirnya berhasil membawa Barcelona ke posisi runner up La Liga musim 2021/2022 ini.

Aubameyang sendiri tercatat sebagai pencetak gol terbanyak klub bersama Memphis Depay dengan gelontoran 13 gol. 11 diantarnya dicetaknya di La Liga, termasuk dua gol bersejarah saat timnya menghancurkan Real Madrid 4-0 di laga El Clasico pada Maret lalu.

Apa kunci sukses Aubameyang bisa meraih pencapaian yang segemilang itu ? Perasaan bahagia, demikian jawaban Aubameyang 

" Yang terpenting  bagi saya adalah saya perasaan bahagia. Ketika saya merasa bahagia maka saat itu saya akan merasa tertantang untuk terus mencetak gol dan berjuang untuk tim," ujar Aubameyang seperti ditulis media SPORT.

Tapi kisah perjalanan Aubameyang tak selalu mulus. Musim ini Barcelona kedatangan Robert Lewandowski dari Bayern Munchen. Kemunculan striker asal Polandia ini menimbulkan spekulasi terhadap kedudukan Aubameyang. Maklum, kedua pemain menempati posisi yang sama sebagai penyerang tengah.

Lewandowski diprediksi bakal menjadi pilihan utama pelatih. Artinya Aubameyang harus bersiap untuk kehilangan menit bermain. Atau hanya bermain sebagai pelapis. Namun demikian publik berharap kedua pemain tetap bisa berkolaborasi di lapangan dengan menempatkan Aubameyang sebagai second striker.

Tapi sepertinya harapan itu sulit terwujud. Dalam banyak kesempatan, pelatih Xavi nyatanya lebih suka memainkan satu penyerang tunggal dengan didukung dua sayap di kedua sisinya dalam formasi 4-3-3. Sehingga kesempatan Aubameyang untuk bermain semakin kecil.

Situasi ini kemudian dimanfaatkan Chelsea yang membutuhkan striker usai ditinggal dua striker mereka, Romelu Lukaku dan Timo Werner. Melalui sang pelatih Thomas Tuchel, mereka mengajukan tawaran untuk Aubameyang.

Gayung pun bersambut. Manajemen Barcelona menyetujui penawaran ini. Selain mendapatkan uang tentunya, mereka juga mendapatkan Marcos Alonso, salah satu incaran mereka untuk memperkuat pos belakang.

Demikian juga halnya dengan Aubameyang. Faktor jaminan posisi utama dan kedekatan dengan pelatih Tuchel, pelatihnya saat di Borussia Dortmund dahulu, membuat dirinya tak berpikir panjang untuk mengiyakan tawaran ini.

Transaksi berjalan mulus dan Aubameyang resmi berkostum Chelsea mulai bulan September ini dengan kontrak selama dua tahun.

Para Barcelonaista, sebutan lain untuk pendukung Barcelona, kembali meradang. Mereka seolah harus mengalami kisah patah hati lagi seperti saat ditinggal Messi.

"Kalau bisa memilih, seharusnya bukan Aubameyang yang pergi ," demikian komentar mereka. Sebagian dari mereka menyebut nama-nama seperti Memphis Depay atau Ferran Torres, dua nama yang kontribusinya tak terlalu memuaskan musim ini yang seharusnya pergi.

Namun sayang keinginan mereka itu takkan bakal terwujud. Karena pada hakikatnya, bicara sepak bola tak hanya tentang strategi, tapi juga bisnis. Dimana dalam hal ini, nama Aubameyang lebih menjual dari kedua nama yang disebut diatas. Sehingga akhirnya dirinyalah yang pergi.

Semua kini telah terjadi. Kisah Aubameyang bersama para Cules yang seharusnya masih berlanjut dengan sangat terpaksa harus diakhiri. Meski demikian, sejarah akan mencatat bahwa Aubameyang pernah hadir sebagai pahlawan bagi klub berjuluk Blaugrana ini.

(EL)

Yogyakarta, 03092022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun