Aubameyang membuktikan kata-katanya. Pemain timnas Gabon ini hadir sebagai solusi bagi permasalahan di lini depan Barcelona.
Dengan kecepatannya, ketajamannya, kemampuannya dalam mengkonversi peluang serta pergerakan tanpa bola yang mumpuni mampu menghidupkan lagi lini serang Barcelona yang sebelumnya tumpul.
Tak perlu waktu lama, Aubameyang mampu beradaptasi. Dan pada penampilannya yang kedua sebagai starter, Aubameyang mulai membuka keran golnya. Tak tanggung-tanggung, Aubameyang langsung menghadiahkan tiga gol saat timnya menggebuk Valencia 4-1 pada pertengahan Februari lalu.
Gol demi gol terus lahir dari kaki Aubameyang. Baik dalam kompetisi domestik maupun regional di ajang Europa League. Hingga akhirnya berhasil membawa Barcelona ke posisi runner up La Liga musim 2021/2022 ini.
Aubameyang sendiri tercatat sebagai pencetak gol terbanyak klub bersama Memphis Depay dengan gelontoran 13 gol. 11 diantarnya dicetaknya di La Liga, termasuk dua gol bersejarah saat timnya menghancurkan Real Madrid 4-0 di laga El Clasico pada Maret lalu.
Apa kunci sukses Aubameyang bisa meraih pencapaian yang segemilang itu ? Perasaan bahagia, demikian jawaban AubameyangÂ
" Yang terpenting  bagi saya adalah saya perasaan bahagia. Ketika saya merasa bahagia maka saat itu saya akan merasa tertantang untuk terus mencetak gol dan berjuang untuk tim," ujar Aubameyang seperti ditulis media SPORT.
Tapi kisah perjalanan Aubameyang tak selalu mulus. Musim ini Barcelona kedatangan Robert Lewandowski dari Bayern Munchen. Kemunculan striker asal Polandia ini menimbulkan spekulasi terhadap kedudukan Aubameyang. Maklum, kedua pemain menempati posisi yang sama sebagai penyerang tengah.
Lewandowski diprediksi bakal menjadi pilihan utama pelatih. Artinya Aubameyang harus bersiap untuk kehilangan menit bermain. Atau hanya bermain sebagai pelapis. Namun demikian publik berharap kedua pemain tetap bisa berkolaborasi di lapangan dengan menempatkan Aubameyang sebagai second striker.
Tapi sepertinya harapan itu sulit terwujud. Dalam banyak kesempatan, pelatih Xavi nyatanya lebih suka memainkan satu penyerang tunggal dengan didukung dua sayap di kedua sisinya dalam formasi 4-3-3. Sehingga kesempatan Aubameyang untuk bermain semakin kecil.
Situasi ini kemudian dimanfaatkan Chelsea yang membutuhkan striker usai ditinggal dua striker mereka, Romelu Lukaku dan Timo Werner. Melalui sang pelatih Thomas Tuchel, mereka mengajukan tawaran untuk Aubameyang.