Ada tiga hal penting yang perlu kita renungkan kembali untuk memulihkan dan menguatkan rasa cinta kita kepada masjid.
1. Membuat definisi lebih luas tentang memakmurkan masjid.
Ketika seseorang mengatakan cinta kepada masjid maka kesediaan memakmurkan masjid adalah pembuktiannya. Tapi, definisi memakmurkan masjid bagi setiap orang ternyata tak sama.
Bagi sebagian orang, tugas memakmurkan masjid sudah cukup dengan membangun dan memelihara bangunan masjid.
Banyak orang berlomba-lomba untuk itu. Mulai dari mewakafkan tanahnya, mencari dana dan membangun masjid semegah mungkin. Dan setelah itu dianggap selesai.
Pandangan ini tidaklah salah. Membangun masjid adalah perbuatan mulia. Dalam hadits riwayat At-Tirmidzi disebutkan bahwa bagi orang yang membangun masjid karena ALLAH, maka ALLAH akan membangunkan rumah baginya di surga.
Namun menurut sebagian ulama membangun saja belum cukup. Masih ada hal yang tak kalah penting yang perlu dilakukan sebagai kelanjutan dari usaha untuk memakmurkan masjid.
Seorang mufassir asal Suriah, Syekh Muhammad Ali As-Shabuni dalam Rawai'ul Bayan tafsir Ayatul Ahkam seperti dikutip dari nu.or.id menyebutkan bahwa ada dua cara memakmurkan masjid.
 Yakni, pertama dengan membangun dan memelihara bangunan masjid. Dan yang kedua dengan memanfaatkan masjid untuk berbagai kegiatan ibadah dan kegiatan sosial.
Dari keterangan ini dapat dijabarkan bahwa tugas pertama kita adalah membangun masjid, melengkapi fasilitasnya, memeliharanya dan memperbaiki bila terdapat kerusakan.
Kemudian tugas selanjutnya adalah memfungsikan masjid sebagai tempat ibadah dan kegiatan sosial.