Mohon tunggu...
Aditya Wijaya
Aditya Wijaya Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Videografer

Pengelola kanal bola Youtube @jurnalnetijen

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Tak Disangka, Begini Pengalaman Jadi Penerima Prakerja

25 Juni 2024   20:14 Diperbarui: 26 Juni 2024   08:03 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kartu Prakerja (Dok. Vokraf via KOMPAS.com)

"Aduh pusing. Sudah 5 hari menyempatkan diri ikut webinar masa gagal? Ini kan memang belajar, tapi garis besarnya semua orang pengen insentifnya Kak."

Begitulah kira-kira isi keluhan salah satu peserta pelatihan webinar yang merupakan penerima Kartu Prakerja Gelombang 69 melalui percakapan WhatsApp Grup (WAG). Dia tidak menyangka lembaga pelatihan/mitra Prakerja begitu ketat menerapkan aturan sebagai syarat pencairan insentif sebesar Rp 600 ribu.

Kok bisa tahu? Ya karena bukan tempe. Eh bercanda. Saya tahu karena saya juga salah satu anggota WAG tersebut. Kebetulan pada Senin (24/6/2024) kemarin, dana intensif berupa saldo Rp600 ribu telah masuk ke rekening saya. 

Tentu saya tidak akan menjelaskan apa itu Kartu Prakerja. Karena pasti sudah banyak Kompasianer yang mengulas program bantuan sosial diluncurkan pertama kali pada  April 2020 lalu atau masa pandemi Covid-19.

Saya menerima email lolos sebagai penerima Prakerja Gelombang 69 pada Jumat, 7 Juni atau tiga hari setelah saya mendaftarkan diri. Motivasinya tentu iseng-iseng berhadiah. Karena pendaftaran dua kali sebelumnya pada Februari 2021 dan 2024 ditolak. 

Namun entah kebetulan atau tidak, per Maret kemarin saya berhenti bekerja. Tentu pengumuman itu bagi saya merupakan kabar gembira. "Lumayan ini, sebagai pembayar pajak dapat insentif lewat Prakerja," batin saya.

Begitu saldo pelatihan sebesar Rp3,5 juta terpampang di dashboard akun Prakerja, saya segera mencari referensi untuk membeli pelatihan pertama.

Teliti Memilih Pelatihan

Tangkapan layar akun X.com/convomf
Tangkapan layar akun X.com/convomf

Salah satunya lewat Platform Twitter atau X. Dari hasil pencarian, ternyata lumayan banyak akun sebuah base otomatis yang dikendalikan oleh Admin dan Bot untuk mengirim menfess atau tweet otomatis tentang pelatihan Prakerja yang dibarengi tagar #zonauang.

Bak pasar, tanggapannya pun ramai dan beragam. Ada yang menawarkan jawaban dari tugas atau soal yang diberikan saat mengikuti pelatihan, membeli pelatihan di lembaga tertentu dengan iming-iming cashback, hingga panduan lolos menjadi penerima Prakerja. 

Adapun ujung dari "pertolongan" akun-akun anonim yang menampilkan tangkapan layar foto testimoni hasil pencairan insentif itu adalah gabung ke dalam WAG. Istilah kasarnya, mereka adalah joki.

Tentu ini hampir mirip dengan ulasan Kompasianer Ire Rosana Ullail yang berjudul "Calo di Mana-mana Termasuk di Celah-celah Kartu Prakerja".

Lantas apa yang saya lakukan? Tentu saja saya kembali ke dashboard akun saya melalui laman prakerja.go.id. Ikuti dan baca pelan-pelan. Menurut saya, penjelasannya sudah lengkap.

Selain itu, kita juga harus kroscek dengan mencari website hingga akun-akun media sosial (official) lembaga pelatihan maupun mitra pembayaran pelatihan bersangkutan.

Hari itu juga saya akhirnya memutuskan ikut pelatihan webinar ketimbang pelatihan mandiri (daring dengan mengakses materi video) dan pelatihan tatap muka dari tiga jenis metode pelatihan yang tersedia. Kendati masih ada batas waktu 15 hari untuk pembelian setelah mendapatkan pemberitahuan sebagai penerima.

Saya lantas membeli pelatihan "Video Editing menggunakan Capcut dengan Handphone" (Webinar). Tetapi saya akhirnya membatalkan pelatihan tersebut dengan beralih ke Webinar "Pemasaran Digital: Menulis Konten Interaktif".

Secara waktu, kedua pelatihan senilai Rp 1,5 juta itu berlangsung sama pada Senin-Jumat (10-14 Juni). Tetapi sejak full freelance Maret kemarin, saya merasa sudah sedikit menguasai aplikasi Capcut dengan menerapkannya lewat editing video-video oplosan di Youtube.

Menjalani Pelatihan Webinar

Pelatihan webinar via Zoom tersebut berlangsung pukul 09.00-12.00 WIB di website lembaga pelatihan. Selama tiga jam per hari/sesi, kita mendengarkan pemateri, diajak menuliskan jawaban/pendapat lewat forum chat, hingga "on cam". 

Begitu selesai sesi kita diminta menjawab kuis pilihan ganda berisi 10 soal. Jika sudah berhasil mendapatkan nilai 80 atau menjawab benar delapan soal bisa lanjut mengerjakan Tugas Praktik Mandiri (TPM) hingga pukul 17.00 WIB. 

Baru kemudian di sesi hari kelima ada tambahan Tugas Unjuk Kemampuan dengan batas waktu 3x24 jam. Selebihnya menunggu umpan balik dari jawaban yang telah kita kirim hingga mengisi reflective journal dan penerbitan sertifikat yang diterbitkan lembaga pelatihan.

Dari proses tersebut, mulai mendaftar Prakerja, membeli pelatihan, hingga menjalani proses pelatihan, pastikan mengingat alamat dan password email, termasuk menggunakan alamat email yang sama. 

Hal teknis lainnya ialah memiliki koneksi internet yang lancar dan pastikan melonggarkan waktu jika sudah membeli pelatihan. Karena pelatihan ini tidak dapat diwakilkan. Mengingat absensi kehadiran dan masuk ke website pelatihan membutuhkan verifikasi wajah.

Meskipun pihak penyelenggara pelatihan akan selalu mengingatkan jadwal, teknis pengisian absensi, aturan mengikuti webinar, hingga hal teknis dan detail lainnya via Zoom maupun WAG.

Pasalnya, peserta wajib 100 persen menghadiri seluruh sesi. Tidak ada alasan tiba-tiba terpental karena alasan internet.

Pengalaman kemarin, terlihat ada peserta yang sedang memboncengkan anaknya naik motor ke sekolah. Kemudian rebahan di kasur, menyetir mobil, memasak hingga menyetrika, sampai yang terlihat serius memperhatikan pelatihan tetapi ketika diajak dialog pemateri hanya diam saja tak bergeming.

Itulah secuil pengalaman pribadi menjadi penerima Kartu Prakerja. Kalau ditanya apakah program ini sebaiknya dilanjutkan pada era Presiden Prabowo Subianto? Kalau saya sih yes saja.

Tidak dipungkiri bahwa insentif menjadi salah satu motivasi mendaftar program ini. Kendati gratis, tetapi tidak ada ruginya jika hendak mengikuti pelatihan memilih yang sesuai dengan tujuan kita. Siapa tahu bisa bermanfaat untuk mengembangkan kecakapan diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun