"Aduh pusing. Sudah 5 hari menyempatkan diri ikut webinar masa gagal? Ini kan memang belajar, tapi garis besarnya semua orang pengen insentifnya Kak."
Begitulah kira-kira isi keluhan salah satu peserta pelatihan webinar yang merupakan penerima Kartu Prakerja Gelombang 69 melalui percakapan WhatsApp Grup (WAG). Dia tidak menyangka lembaga pelatihan/mitra Prakerja begitu ketat menerapkan aturan sebagai syarat pencairan insentif sebesar Rp 600 ribu.
Kok bisa tahu? Ya karena bukan tempe. Eh bercanda. Saya tahu karena saya juga salah satu anggota WAG tersebut. Kebetulan pada Senin (24/6/2024) kemarin, dana intensif berupa saldo Rp600 ribu telah masuk ke rekening saya.Â
Tentu saya tidak akan menjelaskan apa itu Kartu Prakerja. Karena pasti sudah banyak Kompasianer yang mengulas program bantuan sosial diluncurkan pertama kali pada  April 2020 lalu atau masa pandemi Covid-19.
Saya menerima email lolos sebagai penerima Prakerja Gelombang 69 pada Jumat, 7 Juni atau tiga hari setelah saya mendaftarkan diri. Motivasinya tentu iseng-iseng berhadiah. Karena pendaftaran dua kali sebelumnya pada Februari 2021 dan 2024 ditolak.Â
Namun entah kebetulan atau tidak, per Maret kemarin saya berhenti bekerja. Tentu pengumuman itu bagi saya merupakan kabar gembira. "Lumayan ini, sebagai pembayar pajak dapat insentif lewat Prakerja," batin saya.
Begitu saldo pelatihan sebesar Rp3,5 juta terpampang di dashboard akun Prakerja, saya segera mencari referensi untuk membeli pelatihan pertama.
Teliti Memilih Pelatihan
Salah satunya lewat Platform Twitter atau X. Dari hasil pencarian, ternyata lumayan banyak akun sebuah base otomatis yang dikendalikan oleh Admin dan Bot untuk mengirim menfess atau tweet otomatis tentang pelatihan Prakerja yang dibarengi tagar #zonauang.