"Kita semua anak-anak, ustadz..." bisik Firdaus di telinga Ustadz Ayub.
Setelah itu ia melepas pelukannya. Kemudian melangkah cepat meninggalkan ruang pertemuan yang penuh dengan orang yang penasaran itu.
Sepeninggal Firdaus, ruangan masih hening. Semua jadi kikuk. Pak Yudi mencoba mencairkan suasana dengan menyusul Ustadz Ayub. Lalu ia menyarankan agar Ustadz itu kembali duduk di depan.
Namun sang ustadz sudah kehilangan semangat untuk meneruskan.
"Siapa nama anak itu?"
Ustadz bertanya kepada kepala sekolah.
"Firdaus, Ustadz."
Ia mengangguk. Lalu minta maaf dan mohon pamit. Pak Yudi hanya bisa pasrah ketika Ustadz itu menghilang dari hadapannya.
Sore itu, semua jadi penasaran dengan Firdaus, anak pendiam yang misterius itu.
***