"Ada-ada aja kamu, Firdaus." Pak Sumir ngakak. Firdaus siswa kelas 12 MAN itu ikutan tertawa.
"Iya, Pak. Capek juga libur kelamaan. Bapak lagi, apa?"
"Oh, lagi bersih-bersih lapangan."
"Ya sudah, saya bantu, ya, Pak."
"Eh, ndak usah Daus. Kamu pulang aja, kan belum sekolah."
"Sudah, ndak apa-apa, Pak. Ayok."
Firdaus melewati Pak Sumir yang berdiri tak berdaya di ambang pintu, ketika Daus berjalan cepat ke arah lapangan basket.
Jadilah Pak Sumir dan Firdaus membersihkan lapangan basket dengan ceria. Firdaus yang lucu, Pak Sumir yang hobi ngakak, membuat sekolah yang sepi menjadi ramai di pagi itu.
Mereka terus menyapu dan membersihkan sampah di lapangan hingga tengah hari, sampai akhirnya Firdaus pamit pulang ke Pak Sumir.
Pak Sumir menatap punggung anak muda itu sambil geleng-geleng kepala.
Betapa tidak, tiga tahun bersekolah di sini, Pak Sumir adalah orang paling dekat dengan Firdaus. Ia sangat mengenal anak satu itu. Daus sering menghabiskan waktu berbincang-bincang dengannya ketimbang siswa lain.