Den Haneker merupakan suatu asosiasi/perkumpulan lingkungan yang bergerak di bidang pertanian. Organisasi lingkungan ini memiliki tujuan utama untuk menyedikan dan mengatur elemen pemandangan / bentang alam  di area pertanian. Asosiasi ini menggunakan EE untuk mendukung tujuan utama mereka, yaitu memberikan pelajaran, mengurus halaman web, menawarkan brosur, video, majalah, dan booklet. Asosiasi ini mendapat 1000 anggota dan mempengaruhi penggunaan tanah di kota.
      Kesuksesan tersebut didukung oleh:
1. Sikap yang proaktif daripada defensif (bertahan).
2. Wanita merepresentasikan sebagian besar penduduk, petani, dan komunitas bisnis dalam anggota asosiasi tersebut.
3. Dukungan dihasilkan dan diberikan pada anggota asosiasi.
4. Beberapa anggota yang informatif dan memiliki motivasi tinggi mendorong anggota lain bahwa asosiasi mereka memiliki pengetahuan yang up-to-date.
Studi Kasus 4: Kisah Daerah Heuvelrug (Campuran)
      Proyek ini bertujuan untuk menciptakan koridor berupa jembatan  penyeberangan di area alam di daerah Utrechtse Heuvelrug (daerah perbukitan di provinsi Utrecht, Belanda) yang memotong jalan raya utama. Proses yang melibatkan 2 wilayah ini dapat tercapai dengan menciptakan kesadaran, kolaborasi, dan dukungan di antara semua pemegang kepentingan di setiap wilayah. Kesadaran, kolaborasi dan dukungan dapat diperoleh dengan adanya kewenangan, penjelasan, dan kemampuan melihat persoalan. Empat kelompok yang menjadi target adalah: sukarelawan, pegawai negeri administrasi, siswa, dan wisatawan. Keberhasilan ini dikarenakan oleh adanya kolaborasi, kualitas informasi, usaha keras untuk mendapat kelompok yang ditargetkan, dan perhatian media.
Hasil
      Berdasarkan perspektif kebijakan lingkungan, dua pendekatan yang berbeda ini dapat saling menguatkan. (Walls, dkk, 2002: 61). Pendekatan instrumental dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran akan persoalan-persoalan lingkungan. Sedangkan pendekatan emansipatoris memiliki tujuan perubahan jangka panjang berkaitan dengan dukungan publik, keterikatan, dan keterlibatan.
      Peran pengetahuan pada kedua pendekatan ini berbeda. Pendekatan instrumental mengambil fokus utama pada transfer pengetahuan, ilmu yang relatif tidak terbantahkan, ilmu pengetahuan berbasis sains. Sedangkan pendekatan emansipatoris lebih pada memfasilitasi pertukaran pengetahuan yang implisit (bukan berbasis sains), menciptakan pengetahuan baru bersama-sama, dan pada akhirnya pembuatan makna bersama.