Mohon tunggu...
Birgaldo Sinaga
Birgaldo Sinaga Mohon Tunggu... -

Anak bangsa yang ingin setiap anak bangsa maju berkembang tanpa ada intimidasi, perbedaan perlakuan dan ketidak adilan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Surat Untuk Becky, Catatan Relawan Jokowi Dari Batam

11 Agustus 2014   18:14 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:50 3363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14077307841260543174


Kisah ini tentang seorang relawan Jokowi saat blusukan restorannya habis dilalap api.
Saya ingin bertemu Jokowi sebelum Jokowi menjadi Presiden. Inilah tekadku yang harus terpenuhi bagaimanapun caranya. Sebuah tekad yang lahir dari gagasan gagasan yang sesungguhnya tak masuk akal yang bermula pada awal Januari 2013.

Tak masuk akal bagaimana mungkin Jokowi yang baru satu tahun hijrah dari Solo ke DKI akan dipaksa hijrah dari Balai Kota menuju Istana untuk memimpin Indonesia? Ini sebuah ide gila yang menerobos logika politik saat itu. Logika politik yang meramal bahwa Prabowo Subianto akan berhadapan dengan Megawati Soekarno Putri dalam pilpres 2014.

Ide gila ini sejatinya lahir dari kegilaan itu sendiri. Kegilaan politik oligarki Indonesia. Gila karena Indonesia yang begitu besar jumlah penduduk hanya memiliki stok pemimpin yang itu itu saja.

Indonesia harus dipimpin oleh pemimpin muda baru. Pemimpin yang bersedia membawa pembaruan dan perubahan. Jokowi satu satunya jawaban itu. Bukan Prabowo Subianto.

Melalui pikiran pikiran aktivis dunia maya Face Book Grup Relawan Jokowi Presiden, pikiran pikiran itu mengkristal menjadi bola dan menggelinding menjadi gerakan acak diseluruh penjuru negeri. Gerakan individu yang bergerak sendiri tanpa disain dan mobilisasi. Gerakan untuk mengantar Jokowi dari Balai Kota menuju Istana Negara. Menjadi Presiden RI ke 7.

Memenangkan orang baik menjadi pemimpin begitu pentingnya bagi kita. Bagi kita pemimpin adalah kunci dari segala kunci yang bisa melepaskan perjalanan bangsa dari belenggu kemiskinan. Melepaskan rakyat dari ketidak adilan ekonomi dan ketidak adilan hukum hingga kemerosotan mental bangsa. Memilih pemimpin yang tidak tepat akan bermuara pada kemunduran perjalanan bangsa. Republik terancam keutuhannya.

Salah memilih pemimpin akan melahirkan persepsi bahwa demokrasi melahirkan produk cacat yang alih alih melahirkan pemimpin yang berpihak kepada rakyat malah merampok dan menindas kepentingan rakyat.

Hitam putihnya sebuah bangsa karena pemimpin. Kita tahu sejarah kehancuran Jerman ditangan Hitler atau Saddam Husein Irak dan Khadafi Libya. Begitu dalam luka bangsanya. Begitu kelam. Itu sebabnya kita yakin maju mundurnya sebuah bangsa karena pemimpin. Hitam putihnya sebuah bangsa karena pemimpin. Pemimpin ibarat nakhoda kapal yang bisa menabrakkan kapalnya ke batu karang atau melayarkannya ke pulau kemajuan. Melaju ke dermaga kesejahteraan dan keadilan.

Tepatlah apa yang dikatakan Anis Baswedan bahwa kejahatan di Indonesia terjadi bukan karena banyaknya orang jahat, tetapi karena orang-orang baik memilih diam dan mendiamkan. Itulah mengapa kita mau menjadi relawan Jokowi.

Senin, 21 Juli 2014 Pukul 14.30 Wib pesawat yang saya tumpangi mendarat di Cengkareng. Dari Bandara Soetta saya menuju Media Center Timkamnas Jokowi JK Menteng Jakpus. Akan ada pertemuan para relawan dan Jokowi membahas rencanarelawan untuk merayakan kemenangan pada 22 Juli 2014 di Tugu Proklamasi. Bersamaan dengan pengumuman hasil pilpres oleh KPU.

Terjadi perubahan, sesampai di sana saya mendapat kabar bahwa pertemuan diarahkan ke Restoran Gado Gado Boflo Jalan Sumatera. Kami meluncur kesana. Saya menumpang Avanza milik relawan Seknas Bung Chandra.

Beberapa kali kami terjebak macet dan keliru alamat. Pukul 17.45 wib, akhirnya kami sampai Boflo. Kami kesulitan mencari parkir. Penuh sesak. Tak ada ruang kosong. Kendaraan berbaris dan berjejer hingga simpang tiga. Syukurlah akhirnya dapat parkir meski jauh dari restoran.

Dari jauh lamat lamat terdengar teriakan " Hidup Jokowi!!! Hidup Jokowi!!!"Saya melangkah cepat. Tidak ingin ketinggalan momen bersejarah ini. Waktu berbuka puasa tinggal 30 menit lagi. Benar saja, di Hall Restoran lantai dua para relawan sudah memenuhi ruangan berukuran 15 x 30 meter. Berdiri berdesakan dari pintu hingga ruangan utama.

Ruangan pertemuan disusun seperti rapat besar. Jokowi duduk ditengah, diapit Eko Sulistyo korlap antar relawan dan para ketua ketua relawan. Para ketua relawan seperti Sihol Manullang Bara JP, Budi Projo, Panel Barus, M Yamin Seknas.Sihol Manullang Ketum Bara JP diberikan kesempatan berbicara menanggapi rencana perayaan kemenangan Jokowi JK di Tugu Proklamasi bertepatan dengan pengumuman KPU 22 Juli 2014.

Sihol mengatakan bahwa semangat relawan untuk merayakan kemenangan pada dasarnya wujud mengungkapkan rasa syukur dengan kegembiraan. Kegembiraan raya yang terbentuk dari kegembiraan kegembiraan rakyat saat terlibat menjadi pelaku sesungguhnya dalam berpartisipasi mencari pemimpin. "Namun, sesuai permintaan Pak Jokowi bahwa lebih baik ditunda sehari menjadi tanggal 23 Juli 2014 maka kami Relawan Bara JP siap melaksanakannya", ucap Sihol yang disambut aplaus meriah para relawan.

Giliran Adian Napitupulu yang hanya berjarak lima langkah dari posisi sayaberbicara. Beberapa kali suara riuh dan tepuk tangan mengiringi pidato Adian yang provokatif dan lucu. Kemampuan Adian berbicara didepan publik mampu menghibur para relawan. Kalimatnya menarik, kadang tajam dan bergenre provokasi diselingi humor menghibur.

Tidak jauh dari seberang Adian, kameraku menangkap seorang wanita berdiri dengan tenang. Kadang senyumnya mengembang menikmati joke joke para relawan. Siapa dia? Masinton Pasaribu berbisik itu Kartika Joemadi Relawan JASMEV Jokowi Advance Social Media Volunteer. Kartika menjadi bidadari relawan yang kebanyakan pria. Wajahnya mirip dengan sosok seorang relawan yang kukenal dua bulan lalu di Batam. Wanita mungil berparas manis. Berhidung mancung dengan rambut panjang berkulit kecoklatan.

Pertengahan Mei 2014, saya di undang oleh Pak Riginoto Widjaja seorang motivator dan intelektual ternama Batam. Bertemu dengan relawan KSJ Komunitas Sahabat Jokowi. Ada agenda besar yang akan dilaksanakan lintas relawan Batam. Pertemuan disebuah restoran Italia dibilangan Batam Center. Restoran ini cukup megah berpadu konsep bar. Ada 50 meja tertata rapi. Lukisan gedung terkenal berciri jaman renaisance Italia menempel di dinding menambah kesan kita sedang menikmati suasana kota Roma.Didepan meja bartender kami duduk melingkar. Ada sekitar 15 orang yang hadir. Disamping kanan saya duduk wanita mungil berparas manis. "Saya Becky, Becky Poulos", jawabnya lembut saat kami berjabat tangan.

Indina Putri Ketua KSJ Batam memberikan informasi ada pembagian 1000 nasi kotak dan sarapan pagi bersama, minum jamu gendong gratis, lomba pidato ala Jokowi, pembagian kaos Jokowi, cek kesehatan gratis, senam sehat dan sablon kaos gratis. Acara ini melibatkan lintas relawan seperti Bara JP, Projo, Kopi Jokowi dan Jopres.

Mewakili relawan Bara JP, Saya mendapat tugas sebagai MC. Acara dipilih di Panggung Pasar Mega Legenda Batam.Rapat berlangsung dinamis dan lancar ditemani penganan kecil yang enak. Beberapa kali Becky memanggil pelayan untuk menghidangkan kue dan minuman tambahan. Upss..Saya menebak..apakah Becky pemilik restoran ini? Maklum ini kali pertama saya mengenalnya. Hanya Pak Riginoto, Mas Widodo dan Bung Agus yang saya kenal disana. Selebihnya baru pertama bertemu. Benar saja, Mbak Ani yang duduk disamping kiri saya menjelaskan sambil berbisik "Becky adalah pemilik restoran ini".

Restorannya sekaligus menjadi markas KSJ dalam merumuskan pergerakannya.Dimata relawan Becky memiliki karakter low profile, humble, komit, murah hati dan nasionalis.

Becky selalu hadir dalam setiap gerakan relawan. Blusukan ke pasar pasar membantu kampanye simpatik. Aksi kumpul tanda tangan di acara car free day di Nagoya. Blusukan door to door diperumahan padat penduduk Becky selalu berupaya ikut.

Becky memiliki semangat tinggi dan antusias. Kamera DSLR Canonnya selalu menggantung dilehernya setiap mengisi kegiatan. Di KSJ Becky adalah photographer andalan. Hasil jepretannya tajam dan angle pengambilannya bagus. Wanita muda ini terkenal dengan pembawaannya yang kalem namun memiliki semangat luar biasa. Meski pembawaannya tenang dan terkesan tidak ingin tampil didepan, komitmen dan sikap profesionalnya patut diacungi jempol.

Riginoto menggambarkan Becky sebagai sosok yang tulus, care, cekatan, profesional, komit dan berintegritas tinggi.

Pernah suatu kali dalam acara dari siang sampai malam. Becky sabar mengantar teman temannya satu persatu yang menumpang mobilnya. Becky bukan saja memberikan materi, waktu, tenaga dan restorannya sebagai Markas Relawan namun Becky memberikan jiwa dan hatinya untuk turun tangan memastikan pemimpin Indonesia ditangan orang baik.

Becky tidak pandai mengungkapkannya seperti Adian Napitupulu yang dianugrahkan Tuhan bakat berbicara. Becky hanya tersenyum dan sesekali menimpali dengan anggukkan kepalanya pertanda dia setuju atas pendapat teman teman.

Di Restoran ini, saya menyaksikan betapa kompak dan hebatnya para relawan dalam bergerak. Meski baru pertama kali bertemu, rasanya seperti bersama keluarga. Rasa persaudaraan dan persatuan langsung menyatu.

Saya menyampaikan beberapa ide dalam agenda itu. Ide bahwa kita berada disini karena memiliki asa dan mimpi yang sama. Mimpi tentang Indonesia Hebat. Kita percaya bahwa mulut dan kaki kita adalah mulut dan kaki Jokowi juga. Karena Jokowi adalah Kita. Kita bersedia menjadi bahu yang kekar sebagai pijakan untuk mengangkat calon presiden kita Jokowi. Menjadi panggung raksasa agar suara Jokowi bisa diketahui dan didengar rakyat. Sepanjang pertemuan Becky tidak banyak bicara. Becky lebih banyak melayani kami dengan menghidangkan penganan dan minuman. Di ujung pertemuan itu Pak Riginoto berbisik kepada saya bahwa suami Becky berharap jika Jokowi berkunjung ke Batam, agar mengajak Jokowi makan malam menikmati menu spesial ala Italia.

Minggu Siang 29 Juni 2014. Pesan Inbox FB dari Mbak Ani masuk. Mas Birgaldo Sekretariat KSJ kebakaran. Saya terkejut dan membalas pesan. Oh My God!!! Kebakaran!!! Kapan dan kok bisa!!!

Berikutnya Mbak Ani mengirim gambar gambar menyesakkan dada. Restoran megah itu gosong dan tinggal puing puing. Semua logistik relawan menjadi abu. Tidak ada yang tersisa. Habis dilalap si jago merah. Oh Tuhan apa yang terjadi ?

Lima jam sebelum kebakaran, sekitar pukul 07.30 wib. Mbak Dina dan Becky berdiri didepan pasar Tiban Center. Mereka bersama tim menggelar aksi blusukan ke Pasar Tiban Center. Membagi stiker, kaos, brosur dan kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Sehat kepada pengunjung dan pedagang pasar.

Becky begitu bersemangat membagi kepada pengunjung pasar. Pengusaha restoran ini ringan tangan membagi souvenir Jokowi. Sesekali tertawa lucu saat pengunjung menolak dan berwajah masam. Becky tahu pasti orang tersebut bukan pendukung Jokowi. Becky tak berkecil hati, Becky tidak takut ditolak. Suaranya yang lembut terus diteriakkannya kepada siapa saja yang lewat. " Bapak Ibu pilih Jokowi ya" ujarnya sambil menyodorkan selebaran kepada orang yang lewat.

Panas matahari tidak dipedulikannya. Peluh keringat tidak membuatnya gusar. Becky terus teriak Jokowi Adalah Kita, persis slogan ditv tv itu.

Telepon berdering. Handphone Becky berada ditas Mbak Dina. Terus berdering. Sepertinya penting sekali. Mbak Dina memanggil Becky. Memberikan handphonenya. Dilayar nama suami Becky muncul...Hallo...What!!! KEBAKARAN!!! suara Becky seperti tersekat ditenggorokan. Becky menutup teleponnya dengan gemetar. Kakinya lunglai menerima berita itu. Baru saja Becky menerima informasi bahwa restoran yang dibangunnya dari nol musnah terbakar. Becky diminta segera kesana. Mbak Dina memeluk Becky. Mencoba menenangkannya. Mengantarnya kemobil. Becky menangis. Airmatanya jatuh membayangkan usahanya yang dibangun dengan kerja keras dan modal yang besar musnah dalam sekejab. Musnah saat Becky blusukan menyampaikan Indonesia Hebat. Runtuh saat mulutnya menyampaikan betapa Jokowi adalah jawaban bagi kejayaan bangsa.

Padahal baru minggu lalu, 22 Juni 2014 kami mengadakan acara. "Mbak Becky foto dong", saya memanggil Becky. Becky dengan sigap mencari sudut terbaik. Menyetel posisi lensa dan klik..klik..klik. "Bagus mbak?", tanyaku cepat. Becky tersenyum sambil mengacungkan jempolnya pertanda hasilnya bagus. Becky wara wiri sepanjang jalan menenteng kamera kebanggaannya.. Mencari momen aksi relawan.

Diatas panggung saya menyaksikan Becky sedang mengambil foto seorang ibu lansia diatas kursi roda mengacungkan salam dua jari. Lalu berlari kecil kepasar yang berjarak 100 meter dari panggung mencari objek pedagang pasar dan Pengunjung pasar.

Peran saya menjadi MC yang terus berbicara memberi semangat dan memberikan informasi sosok Jokowi JK sangat kontras dengan Becky. Ia selalu berada dibelakang layar. Melayani dengan sungguh hati. Ia mengabadikan sejarah tanpa ingin sejarah mengabadikannya. Ia mengabadikan gambar sejarah tanpa pernah ada gambar dirinya.

Baginya lebih baik berada dibalik layar. Ia tidak ingin terlihat. Ia tidak ingin orang tahu pengorbanannya. Baginya pamrih adalah sisi lain ketidak tulusan. Baginya berharap pujian dan tepuk tangan adalah sisi lain kesombongan.

Becky mengajarkan kepada kita dengan caranya bagaimana memberi dengan cinta dan senyum itu lebih berarti daripada memberi dengan pengharapan balas jasa. Keberpihakannya yang luar biasa kepada Jokowi menegaskan kedalaman pengertiannya tentang nasib bangsa. Becky tahu nasib dirinya dan anak bangsa lain digantungkan pada seorang pemimpin.

Dengan dedikasi dan loyalitas penuh Becky memberikan segenap hati dan segenap akal budi. Dengan segenap cinta kasih dan segenap tenaga untuk memastikan Indonesia dipimpin oleh Jokowi.

Baginya Jokowi adalah harapan nyata tentang Indonesia Hebat. Baginya Jokowi adalah anugrah Ilahi yang muncul dari rahim rakyat yang harus diperjuangkan. Tanpa banyak kata Becky bertindak. Becky sosok relawan tanpa banyak kata. Kata kata baginya ibarat bumbu bumbu masakan yang berisik saat ditumis. Bak seorang chef koki yang diam saat memasak namun lincah bergerak Tanpa chef koki, bumbu bumbu itu tidak akan enak dimakan.

Becky selalu ada ketika teman temannya meminta sesuatu apakah tenaga, materi, waktu dan pikiran. Mimpi besar Becky telah berhasil. Mimpinya tentang Indonesia Hebat akan terwujud. Seorang Jokowi yang diperjuangkannya terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia. Mimpinya tentang anak anak Indonesia yang bahagia sejahtera kelak terwujud. Mimpi indahnya tentang Indonesia Hebat bercampur dengan mimpi buruk. Usahanya musnah. Restorannya luluh lantak tinggal puing puing hitam. Tak ada bersisa. Airmata Becky bercampur antara kebahagiaannya melihat Jokowi menjadi Presiden dengan air mata putus asa atas puing puing restorannya. Restoran yang dibangun dengan kerja kerasnya musnah disaat Becky menawarkan mimpi hebat kepada orang orang. Restoran italianya menjadi debu disaat Becky mengulurkan tangannya memberikan Kartu Indonesia Sehat saat blusukan ke pasar pasar Batam.

Entah dimana dia sekarang. Sejak Kebakaran itu, Becky tidak nampak lagi. Dari Mbak Dina saya dapat kabar Becky ingin selalu diberikan informasi kegiatan relawan dan perkembangan Jokowi. Saat relawan seluruh Indonesia tersenyum menyambut Jokowi, saya tahu Becky juga tersenyum. Pengorbanan dan pertaruhannya atas nasib bangsa tidak akan bisa meluluh lantakan jiwa dan hatinya meski Becky kehilangan usaha dan hartanya. Milyaran kerugian, namun ratusan juta rakyat akan mengenang Becky sebagai relawan tanpa banyak kata yang tulus dan tak menuntut apa apa.

Becky adalah kawan abadi akan cita cita luhur bangsa. Restoran Becky meski habis dimakan api, namun cinta dan jiwanya akan meneduhkan Indonesia yang sampai saat ini terus saling menghujat caci maki.

Para wakil rakyat sibuk mencari posisi kekuasaan. Para wakil rakyat sibuk mengklaim kebenaran sesuai undang undang yang diciptakan dari nilai kerakusan to have more and to use more. Melahap lebih banyak dan menggunakan lebih banyak meminjam filsuf Erich Fromm. Anggota DPR mempertontonkan tabiat asli mereka bak seperti anjing berebut tulang. Saling gonggong, saling ancam, saling menyeringai. Berebut sambil menjatuhkan meja meja rapat diselingi hardikan caci maki.

Mereka anggota DPR yang seharusnya menyuarakan suara Becky malah menyuarakan suara bising berbau busuk. Memalukan sejarah bangsa. Persis knalpot bocor berasap hitam dijalanan.

Becky cukup menjadi lilin yang habis untuk menerangi. Becky tidak perlu apa apa. Becky hanya perlu Jokowi membuktikan mimpi besar bangsa. Becky adalah relawan sejati tanpa kata. Tepatlah apa yang dikatakan Guru Yen "Beras di dunia tidak habis dimakan oleh satu orang, permasalahan di dunia tidak dapat diselesaikan oleh satu orang. Diperlukan kerja sama antara Saya, Anda, dan Dia untuk melakukannya.

Dalam masa masa sulit dan berat ini, Becky yang penuh gelora perlahan menghilang, entah dimana. Hingga saat tulisan ini di posting Becky bak bidadari dari kahyangan yang terbang dari kolam pemandian dalam cerita dongeng. Terbang entah kemana. Rasanya bumi ini bukan tempatnya. Dalam kegetiran dan beratnya kehilangan tabungan dan kerja keras yang dibangunnya Becky sementara menyingkir dari panggung hingar bingar kehidupan.

Kata orang bijak, Hidup adalah misteri. Begitu misteri hingga tak terselami. Menjadi rahasia Ilahi. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih.

Minggu pagi cerah pukul 07.30 wib di Pasar Tiban Center, Becky menyongsong mentari dengan ceria menyampaikan cerita hebat tentang Jokowi kepada pengunjung pasar. Dengan mentari yang sama diwaktu yang sama kabel tungku api memasak Pizza memerah, memercik bunga api lalu membakar apa saja yang ada dalam restoran itu. Semua menjadi gelap gulita.

Dalam kegetiran dan beratnya langkah didepan, Becky masih memiliki pengharapan dalam iman percayanya. Bahwa semua boleh terjadi, baik atau buruk, derita atau sukacita, bencana atau anugrah semuanya oleh karena kehendakNYA. Penderitaan, Iman dan Pengharapan menjadi satu keniscayaan dalam hidup. Masalahnya sangggupkah kita bangkit? Sanggupkah kita berdiri tegak kembali? Api boleh menghanguskan harta benda kita, namun api tidak akan mampu menghanguskan semangat dan cita cita kita. Tembikar yang dibakar di tungku api tidak akan musnah ketika terbakar. Demikianlah pejuang tangguh tidak akan hilang ketika ia kehilangan segalanya. Selagi hayat dikandung badan, percayalah Tuhan akan membuka jalan meski kadang keraguan akan beratnya memulai dari nol tidak semudah menuliskan kata kata. Becky..bulan Februari kudengar Pak Presiden Jokowi berkunjung ke Batam. Tawaran undangan suamimu mengajak Pak Presiden makan makan malam pizza direstoranmu gagal sudah. Tapi tidak ada yang tidak mungkin, bisa saja Pak Presiden mengundangmu makan malam di Istana. Kemarin (20/11) teman temanmu relawan Bara JP diundang Pak Presiden makan siang di istana. Pak Presiden sungguh menghargai relawannya. Semoga harapanmu terkabul.Tetap kuat dan tegar Becky. Semoga Tuhan selalu menolongmu. Salam hangat seperjuangan relawan.

Birgaldo Sinaga
Ketua Bara JP Kepri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun