Sejarah memiliki arti kejadian yang dibuat oleh manusia atau yang berpengaruh manusia, perubahan-perubahan, atau kejadian yang berubah-ubah dari satu keadaan ke keadaan yang lainnya. Pembelajaran sejarah sangat penting bagi kehidupan siswa. Tujuan dari pelajaran sejarah adalah agar siswa dapat memahami apa yang terjadi dimasa lalu, sehingga dapat memetik hikmah dari apa yang telah mereka pelajari dari peristiwa masa lalu untuk menjadi sebuah pandangan dan pedoman hidup dimasa mendatang.
    Indonesia adalah salah satu negara kepulauan terbesar, sejak dulu Indonesia memiliki sejarah  dan kebudayaan  yang sudah ada sejak zaman Pra-aksara hingga masa kemerdekaan (Ryan, Akbar, & Andryani, 2016). Peninggalan sejarah yang banyak tersebar di seluruh Indonesia merupakan wujud kekayaan budaya bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan keberadaannya. Dengan adanya peninggalan sejarah, bangsa Indonesia dapat belajar dari keanekaragaman budaya masa lalu yang cukup berguna dalam berbangsa dan bernegara.
    Pembelajaran sejarah biasa menekankan pengembangan konsep serta struktur peristiwa. Namun terkadang, pembelajaran sejarah sering hanya dianggap sebagai urutan peristiwa. Hal tersebut terjadi karena metode pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang bervariasi  sehingga pemahaman mengenai hakikat peristiwa sejarah kurang dapat dipahami oleh siswa (Wasino, 2007).
    Pembelajaran sejarah yang selama ini dirasakan oleh sekolah-sekolah dirasakan kering dan membosankan karena masih berkutat pada pendekatan chronicle dan cenderung menuntut anak agar menghafal suatu peristiwa, Siswa tidak dibiasakan untuk mengartikan suatu peristiwa yang berguna untuk memahami dinamika perubahan. Terpinggirkannya pembelajaran sejarah disekolah disebabkan oleh beberapa kemungkinan yang salah satunya adalah model pembelajaran serta dukungan media pembelajaran yang relefenn.
PEMBAHASAN
1. Peninggalan Sejarah di Ambarawa Kabupaten Semarang
    Salah satu wilayah yang memiliki potensi sejarah adalah ambarawa. Ambarawa merupakan salah satu bagian administrasi dari Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Pada tahun 1738, Ambarawa pernah menjadi ibukota Semarang. Ambarawa adalah kota yang mempunyai banyak potensi, maka seharusnya kota Ambarawa sangat cocok dipromosikan sebagai kota wisata sejarah. Selama ini Ambarawa telah banyak dikenal peninggalan bersejarahnya seperti Palagan Ambarawa, Stasiun Kereta Api Ambarawa, dan Museum Isdiman, Benteng Williem I,  Makam Dr. Cipto Mangunkusumo, dan Candi Gedong Songo.
    Peninggalan sejarah di Ambarawa memiliki potensi sebagai sumber belajar. Sangat disayangkan jika tidak dimanfaatkan dengan maksimal. Sebenarnya melalui pemanfaatan peninggalan sejarah tersebut, siswa dapat mengetahui tentang peristiwa sejarah yang terjadi di lingkungan sekitar sekolah.
    Pemanfaatan mengenai sumber belajar di Ambarawa sudah pernah disebutkan oleh Eko Sulistyanto (2013). Namun, penelitian itu hanya mengulas mengenai beberapa peninggalan sejarah saja dan belum berupaya identifikasi menyeluruh terhadap potensi sumber belajar yang ada di Ambarawa ini. Sampai saat ini belum ada kajian tentang identifikasi peninggalan sejarah di Ambarawa sebagai pembelajaran sejarah.
2. Peninggalan Sejarah di Sungai Musi Provinsi Sumatra Selatan
Sungai Musi merupakan sungai yang memiliki peranan penting pada masanya yang dimulai sejak zaman Kerajaan Sriwijaya. Sebagai sungai yang ramai oleh lalu lalang perdagangan pada masa lalu, membuat Sungai Musi saat ini memiliki harta karun tersembunyi didalamnya. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya temuan benda-benda peninggalan sejarah yang ditemukan di dasar sungai tersebut. Benda yang ditemukan sangatlah beragam seperti keramik, koin, uang barang, senjata, dan lain-lain.