Pada hijauan dapat dimanfaatkan untuk “Silase” dan pada masa budidayanya hijauan yang di aplikasi dengan Bio P 2000 Z memiliki produktivitas dan kualitas pakan yang lebih tinggi dibanding hasil budidaya tanpa teknik ini. Pertumbuhan sapi pedaging semasa penggemukan dengan penerapan teknologi ini berdasarkan informasi petani di lapangan telah mengangkat produksi daging rata-rata 1,2 – 2kg/hri/sapi demikian juga kontinyuoitas telur bebek yang diaplikasi. Kajian lebih lanjut terhadap teknologi baru ini dilakukan di LIPPI.
Tahap aplikasi teknologi Bio Perforasi untuk usaha Budidaya peternakan pada dasarnya meliputi 3 bagian yaitu:
(1) Sanitasi Kandang;
(2) Aplikasi pada Pakan;
(3) Aplikasi pada penanganan limbah dan pencegahan hama dan penyakit.
Secara garis besar sebagai berikut:
1. Sanitasi kandang
Disamping sanitasi yang telah biasa dilakukan untuk mengkondisikan kandang dengan cara ini disamping kandang menjadi tidak berbau karena H2S, amonia, ethylene/methana yang menggangu lingkungan,juga jauh menekan pathogen penyebab hama/penyakit seperti pada kuku dan kulit.
Caranya sebagai berikut:
1. Buatlah fermentasi seperti petunjuk dengan konsentrasi Bio P 2000 Z: Air = 1 : 50 selama 48 jam dengan penambahan Gula/Tetes 1 liter(atau kg) dan Urea 1 Kg
2. Ambil 1,5 – 3 liter hasil perbanyakan tersebut dan tambahkan air 10 – 15 liter air sebagai larutan siap semprot.
3. Semprotkan merata pada kotoran ternak yang ada baik dilantai maupun di permukaan dinding kandang secara merata.
4. Waktu aplikasi sebaiknya sore hari dan diulangi rutin 3 hari sekali (untuk pertama kali lakukan selama 3-5 hari berturut-turut).
2. Aplikasi Pada Pakan Ternak
Semua pakan yang berasal dari bahan organik pada dasarnya dapat difermentasikan dengan Bio P 2000 Z seperti formulasi pakanyang berasal dari dedak dan limbah hasil pertanian termasuk di dalamnya: Batang kedelai kering, batang jagung, jerami kering dan hijauan lain termasuk rumput her mada. Rumput/hijauan jika ingin ditingkatkan kandungan nutrisinya, proses pengawetan segar (silase, penapean, dll.) dapat memanfaatkan mikroba Bio P ini untuk meningkatkan kandungan SCP(Single Cell Protein) yang diperlukan sebagai protein alternatif bagi usaha peternakan.
Untuk lebih jelasnya teknik aplikasi untuk pakan ternak dapat dibagi sebagai berikut:
(a) Proses budidaya dan menjelang panen;
(b) Proses pengawetan bahan hijauan;
(c) Proses aplikasi pada limbah pertanian kering dan;
(d) Aplikasi pada pakan formulasi dan
(e) Pada minuman ternak.
a. Pada Budidaya Hijauan Ternak
Pada budidaya rumput ternak teknik budidaya sama saja dengan yang umum, hanya padafase 3 hari setelah pemupukan dasar perlu di aplikasi dengan Bio P 2000 Z untuk mendapatkan produktivitas yang tinggi. Demikian juga seminggu setelah pemotongan, ratoon perlu di semprot.
Pada saat 3 hari menjelang pemotogan di lahan rumput perlu disemprot dengan mikroba ini dengan dosis 2 liter/ha(atau 400 liter hasil fermentasi) agar kandungan nutrisi saat pemotongan optimal.
Jerami baiknya jangan dibakar,solusi nya:
1. ditumpuk dilahan campur bekatul, garam, urea sedikit dan bekatul,siram BIOP2000Z fermentasi tutup terpal maka jadilah pakan sapi.
2. Kalo jeraminya kering ditambah bungkil ampas tahu, bekatul dan tepung ikan, sedikit ferresoil, urea dan gula lalu difermentasi BIOP2000Z tutup terpal sampai rapuh lalu digiling bisa untuk formulasi pakan ikan gurami, emas, nila, lele dll.
3. Jerami ditumpuk dilahan campur lapisan dedak kotoran ternak dan arang sekam tambah sedikit urea lalu disiram BIOP2000Z yang difermentasi tengah tumpukan diberikan aerasi (bambu berlubang) tutup karung goni basah agar selalu lembab setelah 3-5 minggu jadilah kompos bokashi bermutu tinggi...
Bagaimana lebih bernilai tambah TINGGI kan????...
b. Proses pengawetan Hijauan
Hijauanyang dapat digunakan selain rumput budidaya adalah rumput alami,kacang-kacangan, rumput hermada dan pakan alami lain sesuai ternak yang akan digemukkan. Setelah rumput/Hijauan dipotong, maka dilakukan pencacahan dipotong-potong 3 – 7 cm dan dilayukan kemudian disemprot dengan hasil fermentasi Bio P2000Z 7 – 20 liter per ton sebelum diberikan langsung pada ternak.
Untuk pembuatan SILASE proses diatas dilanjutkan dengan tahapan pembuatan silase standar (dalam bak fermentasi dan berlapis-lapis), hanya pada saat pencampuran/pelapisan dengan bahan kandungan protein tinggi seperti dedak dan bahan lain agar hasilnya optimal dilakukan pembasahan/pelembaban setiap ton bahan dengan Bio P2000Z murni 100 ml dalam larutan air 10 liter yang diberi dengan urea 100 – 200 gram dan molase/gula 200-300 ml dan garam dapur 1sendok makan. Selanjutnya ditutup rapat (kedap udara) dan dipadatkan untuk proses fermentasi an aerobik/semi aerobik. Sebaiknya dibuat ditempat galian dalam tanah yang lembab/ dingin agar suhu tidak cepat berubah-ubah. Setelah penyimpanan dilakukan beberapa bulan sebelum diberikan langsung pada ternak sebaiknya dikering aginkan dulu untuk menghilangkan bau dan gas yang dapat mengganggu selera ternak. Disamping dapat diberikan dalam hijauan segar awetan pakan ini dapat dikeringkan dan dipadatkan dalam bentuk ball-ball padatan pakan sebagai pakan awetan kering fermentasi.