Mohon tunggu...
Binti Munir
Binti Munir Mohon Tunggu... Guru - Guru dan penulis 45 antologi dan 3 buku solo

Penulis dengan nama Pena "Atiek Munir", yang memiliki hobi membaca, menulis, traveling dan memotret. Kadang bersemangat bila bertemu dengan orang-orang yg sefrekuensi. Kadang bisa bersemangat pula di saat sendirian.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memeluk Luka Batin

10 Oktober 2024   23:47 Diperbarui: 11 Oktober 2024   00:00 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan sibuk mencari validasi orang lain. Padahal patah hati yang sebenarnya adalah bila kita terlalu berharap pada manusia bukan kepada Allah.

Sebenarnya kita telusuri jika seseorang tidak punya atau tidak pernah luka ia tidak akan pernah bisa mengobati lukanya. Ia tidak akan pernah bisa berhati-hati. Luka itu suatu keniscayaan. Inilah ilmu memeluk luka. Ada dua huruf S di situ suka dengan luka dan siap dengan luka.

Luka batin sebenarnya tidak ada jika selalu ada Allah di dalam hatinya. Karena Allah sedang membimbing dengan luka batin.

Karena luka batin itu adalah sebuah ego dari hasrat yang tidak terbendung dari seseorang saat menginginkan sesuatu.

Seharusnya seseorang itu memiliki rumus medan jihad dalam diri yakni tulus, rida, sabar dan ikhlas. Ini merupakan aplikasi yang harus ada dalam diri dan semuanya harus terinstal. Dan semuanya adalah ketrampilan yang harus dilatih terus menerus.

Lalu apa self healingnya?

1. Memaafkan semua orang yang melukai termasuk diri sendiri.

2. Minfules, jangan lagi over thinking. Fokus dengan program kebaikan dan fokus pemberdayaan.

3. Me time. Punya waktu sendiri dengan Allah. Agar selalu ingat dari Allah berasal. Untuk Allah ibadahnya. Dan pulang kembali ke asalnya menuju Allah.

4. Self compossion. Selalu merasa lebih baik kondisinya daripada orang lain. Memiliki Self love.

5. Bantuan profesional. Bila kita tak bisa mena ngani  sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun