Mohon tunggu...
Binti Munir
Binti Munir Mohon Tunggu... Guru - Guru dan penulis 45 antologi dan 3 buku solo

Penulis dengan nama Pena "Atiek Munir", yang memiliki hobi membaca, menulis, traveling dan memotret. Kadang bersemangat bila bertemu dengan orang-orang yg sefrekuensi. Kadang bisa bersemangat pula di saat sendirian.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memeluk Luka Batin

10 Oktober 2024   23:47 Diperbarui: 11 Oktober 2024   00:00 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehidupan di dunia tidak terlepas dari ujian, tidak luput dari rasa tidak nyaman. Itulah sebabnya mengapa setiap bayi yang baru saja dilahirkan menangis. Setiap orang memiliki luka batin. 

Apa yang dimaksud dengan luka batin?

Lawson mengartikan luka batin adalah pengalaman menyakitkan masa lalu yang menentukan pandangan, sikap, emosi dan reaksi seseorang.

Menurut Rye & Pargament luka batin adalah hati seseorang yang terluka karena pengalaman-pengalaman yang menyedihkan disekitarnya.

Tetapi apakah selamanya luka batin itu negatif?

Seburuk apapun orang-orang pada kita atau sejahat apapun orang-orang pada kita mereka memiliki pelajaran yang bisa kita ambil.

Karena yang namanya manusia telah Allah stel dalam jiwanya dua perangkat fujur(jahat) dan taqwa seperti yang Dia katakan dalam firman -Nya di surat Asy-syam ayat 8 "Fa'alhamaha fujuraha wataqwaha." Fujur mengalihkan jalan yang benar dan taqwa adalah jalan yang benar.

Semua orang pernah melakukan fujur hingga akhirnya beliau turun ke bumi karena memakan buah khuldi yang dilarang Allah.

Awalnya nabi Adam seorang diri melihat sepasang burung yang sedang bermesraan. Nabi Adam seketika muncul birahinya. Beliau memejamkan matanya tiba-tiba ketika beliau melek sudah ada Hawa di hadapan beliau.

Mereka akhirnya menikah tetapi ternyata setelah menikah menimbulkan masalah. Nabi Adam tergoda rayuan syaiton dengan memakan buah terlarang dan akhirnya turun ke bumi (dunia).

Tetapi nabi Adam bertanggung jawab dengan memohon ampunan kepada Allah dengan doanya yang terkenal "Rabbana ya Rabbana zhalamna anfusana wa ilam taghfirlana watarhamna lanakunanna minal khasirin."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun