Sekilas mendengar Gentong Mas Santun pasti akan banyak penafsiran yang berbeda dikalangan umum, sejenis apa dan barang apa Gentong Mas Santun itu, dan wajar saja jika ada banyak penafsiran dikalangan masyarakat, karena memang Gentong Mas Santun belum di ekspansi keluar, bahkan masyarakat Hulu Sungai Utara sekalipun belum tau dan memahami secara spesifik Gentong Mas Santun.
Adalah M. Indera Kasuma, SKM, tokoh dibalik lahirnya inovasi Gerakan Tolong Masyarakat Sanitasi Tuntas (Gentong Mas Santun), pria yang lahir di Amuntai, 30 Juli 1986 tepatnya  32 Tahun yang lalu, dan sekarang bekerja sebagai tenaga kesehatan lingkungan di UPT.Â
Puskesmas Sapala sejak tahun 2010, delapan tahun  mengabdikan diri di Puskesmas Sapala tak bisa dianggap remeh, apalagi ada yang bilang enteng itu waktu yang sebentar,  karena disaat yang bersamaan hampir semua tenaga kesehatan di kabupaten Hulu Sungai Utara menghindarkan diri dan bahkan tidak mau di tempatkan di UPT. Puskesmas Sapala, kenapa ada anggapan demikian ? Entahlah.
Selama mengabdikan diri di UPT. Puskesmas Sapala, pria yang yang biasa disapa Indera dalam kesehariannya, telah begitu banyak meraih prestasi sebagai tenaga kesehatan teladan, sebagai tenaga kesehatan berprestasi ditingkat kabupaten Hulu Sungai Utara maupun di tingkat propinsi Kalimantan Selatan, di antaranya pernah meraih peringkat 1 sebagai tenaga kesehatan masyarakat teladan tingkat kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2016, meraih peringkat 2 sebagai tenaga kesehatan lingkungan teladan tingkat kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2017.
Selain prestasi di tingkat kabupaten, di tingkat propinsi pun prestasi Indera Kasuma tidak kalah mentereng, pernah meraih peringkat 2 sebagai tenaga kesehatan lingkungan (KESMAS) teladan tingkat propinsi Kalimantan Selatan tahun 2016, dan yang terbaru tepatnya pada perayaan Hari Kesehatan Nasional (HKN) tahun 2018 meraih peringkat 1 sebagai tenaga kesehatan lingkungan teladan tingkat kabupaten Hulu Sungai Utara dan peringkat 3 sebagai tenaga kesehatan lingkungan teladan tingkat propinsi Kalimantan Selatan.
Prestasi yang sangat membanggakan, Â namun capaian-capaian tersebut tidak lahir secara instan, tidak lahir begitu saja seperti kilat, namun diawali dengan perjuangan keras yang mungkin saja tidak semua orang tau, dengan gencar mengkampanyekan hidup sehat, meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di wilayah kerja Puskesmas Sapala.Â
Dalam kesehariannya memenuhi panggilan hati menuju tempat pengabdian, yang harus menempuh jarak ribuan meter, lewat transportasi darat dan sungai, ditengah terik matahari, deras hujan dan angin menyambut, itu menjadi hal biasa bagi Indera dan tenaga kesehatan Puskesmas Sapala, namun itulah resiko mengabdikan diri di Puskesmas Sapala.
Menceritakan pilunya pengabdian di Sapala akan sedikit emosional,  karena  mengorbankan banyak hal, waktu, materi, keluarga ditinggalkan, Tenaga dan pikiran, dan mungkin saja bagi tenaga kesehatan ditempat lain, hal ini dianggap biasa saja atau bersifat umum, kecenderungan anggapan seperti itu wajar saja, karena mereka belum merasakan yang sebenarnya perjuangan pengabdian seperti yang dirasakan oleh Indera dan seluruh tenaga kesehatan Puskesmas Sapala.Â
Apa yang membedakan perjuangan di Sapala dengan tempat lain ?, jika  ditempat lain merasakan pilunya sekali, maka mengabdi di Sapala pilunya dua kali lipat, sedihnya dua kali lipat, dan rasa puas, bahagia tentu dua kali lipat juga.
Kak indera yang biasa di sapa oleh tenaga kesehatan Puskesmas Sapala yang masih muda, adalah tipikal tenaga kesehatan yang punya semangat berjuang, tak kenal lelah dan menikmati pengabdiannya di Sapala, misalnya bilau harusnya bisa saja pindah ke Puskesmas lain di pertengahan tahun 2017, namun beliau tetap memilih Puskesmas Sapala, entahlah, mungkin saja Puskesmas Sapala memiliki tempat khusus di hati beliau.
Dalam perjalanan waktu pengabdian di Puskesmas Sapala, beberapa tahun belakangan Indera selalu masuk dalam nominasi dan juara sebagai tenaga kesehatan teladan tingkat kabupaten maupun propinsi yang biasa diumumkan bertepatan dengan perayaan Hari Kesehatan Nasional (HKN) setiap tahun, dan selalu mendapatkan penghargaan (juara) atas dedikasinya di Puskesmas Sapala, pencapaian yang luar biasa dan patut ditiru oleh tenaga kesehatan yang lain, khususnya di bidang kesehatan lingkungan.
Namun ada satu hal yang mungkin saja akan dikenang dan dianggap sebagai temuan atau inovasi yang luar biasa bagi masyarakat wilayah kerja Puskesmas Sapala, yaitu Gerakan Tolong Masyarakat Sanitasi Tuntas (Gentong Mas Santun), di anggap inovasi luar biasa karena Gentong Mas Santun sangat penting bagi masyarakat Sapala dalam pencapaian masyarakat sapala sehat, karena Gentong Mas Santun sangat sesuai dengan karakteristik masyarakat Sapala yang hidup di daerah rawa atau 100 % diatas permukaan air.
Dalam penuturannya, bapak dari satu anak ini menjelaskan yang melatarbelakangi lahirnya inovasi Gerakan Tolong Masyarakat Sanitasi Tuntas (Gentong Mas Santun) yaitu rendahnya cakupan jamban sehat di wilayah kerja Puskesmas Sapala, selain itu keadaan geografis di sapala sehingga perlu berpikir alternatif untuk pembuatan jamban yang sesuai dengan kondisi Sapala, maka lahirlah inovasi Gentong Mas Santun, dan dalam konsep maupun prakteknya Indera Kasuma tidak sendiri, tetapi bermitra dengan tenaga kesehatan lingkungan yang lain yang terhimpun dalam Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) kabupaten Hulu Sungai Utara.
Adanya semangat yang besar, inovasi di temukan, dukungan lintas tenaga kesehatan, dukungan pemerintah dalam hal ini Dinas kesehatan kabupaten Hulu Sungai Utara tentunya menjadi harapan besar agar hidup sehat bisa terwujud, namun kenyataannya, adanya inovasi ini justru tidak diimbangi dengan kesadaran masyarakat Sapala, yaitu harusnya ini disambut dengan tangan terbuka, berlomba-lomba untuk membuat jamban dengan model Gentong Mas Santun, namun apalah daya, memang karakter masyarakat kita yang kurang peduli dan acuh tak acuh.
Ini tak sepenuhnya disalahkan pada masyarakat, inilah tugas berat yang di emban oleh Indera dan seluruh tenaga kesehatan Puskesmas Sapala untuk lebih intens dan masif lagi dalam mengedukasi masyarakat untuk hidup sehat dan membuat jamban dengan model Gentong Mas Santun, karena jenis jamban Gentong Mas Santun  lebih efisien, praktis dan elegan dibandingkan jamban pada umumnya.
Karakteristik wilayah kerja dengan daerah rawa atau air  juga di alami oleh beberapa Puskesmas diwilayah kabupaten Hulu Sungai Utara, tapi memang wilayah kerja Puskesmas Sapala-lah yang 100 % (full) masyarakatnya tinggal diatas rawa atau air,  dan seyogianya edukasi penggunaan Gentong Mas Santun harus secara menyeluruh di wilayah kabupaten Hulu Sungai Utara, karena Gentong Mas Santun sudah teruji lebih praktis, dan memang khusus untuk daerah rawa atau air, dan yang lebih membahagiakan lagi Gentong Mas Santun dalam proses pembuatannya lebih murah dibandingkan jamban pada umumnya yang lebih mahal, dan ini harus disyukuri, dengan adanya inovasi Gentong Mas Santun dapat menjawab tantangan masyarakat yang hidup di daerah rawa untuk hidup sehat.
M. Indera Kasuma, SKM, hanyalah satu dari ribuan tenaga kesehatan yang ada di negeri ini, pikiran besarnya yang melahirkan inovasi besar tentu harus di apresiasi, harus riuh memberikan tepuk tangan, menepuk bahunya dengan suara kecil sembari mebisikkan ditelinganya "Anda Luar  biasa  Indera Kasuma",  mungkin  sanjungan seperti demikian tidak diharapkan oleh beliau, namun dengan cara itulah minimal kita menghargainya, sebagai bagian dari rasa kebersamaan atas dasar kesamaan rasa, bahwa kita semua sedang berjuang untuk mewujudkan Indonesia Sehat.
Harapannya, Gentong Mas Santun bukan sekedar sebuah cindera mata, yang lahir dari buah pikiran besar dan hilang begitu saja, pemerintah kabupaten Hulu Sungai Utara, dalam hal ini Dinas Kesehatan Hulu Sungai Utara sebagai perpanjangan tangan dari Puskesmas Sapala tentunya lebih serius lagi bagaimana dalam berkampanye agar masyarakat membuat jamban dengan model Gentong Mas Santun.Â
Inovasi ini tak sekedar diapresiasi dalam bentuk lisan, namun harus dengan tindakan nyata, bersama-sama dengan seluruh Puskesmas yang wilayah kerjanya daerah rawa untuk mengedukasi dan membantu masyarakat untuk membuat jamban Gentong Mas Santun, sesuai dengan pernyataan bapak Bupati Hulu sungai Utara, bahwa tahun 2019 kabupaten Hulu Sungai Utara bebas buang air besar sembarangan (STOP BABS).Â
Ini dipertegas dengan Peraturan Daerah kabupaten Hulu Sungai Utara Nomor 4 tahun 2016 tentang Gerakan Stop Buang Air Besar Sembarangan (STOP BABS), Â maka dengan adanya inovasi Gentong Mas Santun menjadi solusi praktis untuk masyarakat yang terkendala masalah biaya.
Wujudkan Indonesia Sehat dengan Semangat kebersamaan; Bergerak, Berdo'a, Berjuang, Menang (M. Indera Kasuma)".
Renungan; kita tak harus menemukan hal besar baru mau berbuat, kita bisa saja memulainya dari hal-hal kecil, yang kita sukai, dimulai dari mana saja, karena pada dasarnya, sesuatu yang besar itu lahir dari hal-hal kecil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H