Nilai-nilai Kebangsaan ialah jiwa yang mengandung kehendak untuk bersatu dan hidup bersama. Urgensi penguatan nilai-nilai kebangsaan sebagaimana yang secara garis besarnya telah dirumuskan dalam 5 (lima) sila dalam Pancasila menjadi sangat penting, disebabkan semakin pesatnya perubahan zaman diiringi dengan pengaruh perkembangan digitalisasi. Pemahaman tentang wawasan kebangsaan yang baik memberikan jaminan terkait cara pandang warga negara khususnya Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam menjaga keutuhan dan kesatuan Bangsa. Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai salah satu komponen bangsa yang memiliki peran dalam membangun peradaban tersebut memiliki kewajiban dalam penanaman dan penguatan nilai-nilai kebangsaan tersebut
ASN juga menjadi pihak yang tentunya bertanggungjawab dalam pemahaman dan Implementasi nilai-nilai kebangsaan. Berdasarkan Fungsinya, ASN sebagai Pelaksana Kebijakan Publik, ASN sebagai Pelayan Publik dan ASN sebagai Perekat Bangsa, mengindikasikan bahwa ASN sangat dekat dan berpengaruh terhadap kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Penguatan nilai-nilai kebangsaan yang dimaksud, tidak terlepas dari pemahaman tentang Wawasan Kebangsaan dan juga Bela Negara itu sendiri, sehingga dapat diterapkan dan dapat dijadikan sebagai alat pacu untuk menjawab tantangan terkait berbagai macam isu yang dapat mengancam keutuhan bangsa dan negara.
Di era milenial saat ini, nilai-nilai kebangsaan mulai kehilangan khasiatnya sebagai perekat bangsa. Dampak dari kemajuan Teknologi semakin menampakkan diri ditengah merebaknya berbagai macam permasalahan sosial. Hal ini mengakibatkan berbagai macam permasalahan yang tidak ada hentinya. Hadirnya ASN sebagai perekat bangsa harus berada pada garis terdepan dalam menjawab tantangan-tantangan tersebut. ASN harus dengan cermat menganalisis berbagai tindakan solutif guna menyelesaikan permasalahan sosial dan tetap harus berkolaborasi dengan masyarakat untuk dalam mencegah permasalahan yang dapat merusak tatanan bangsa.
Berbagai nilai historis dari terbentuknya konsep bangsa hingga melahirkan bangsa Indonesia seutuhnya menjadi suatu dasar yang kuat, guna melanjutkan perjuangan tersebut dibutuhkan adanya pemahaman hingga konsistensi untuk mengimplementasikan nilai-nilai kebangsaan dan bela negara, dengan kesiapsiagaan bela negara untuk menjawab berbagai macam isu kontemporer.
A. Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara
1. Permasalahan
   Wawasan Kebangsaan dapat dimaknai sebagai suatu kesamaan cara pandang ke dalam dan ke luar dari suatu bangsa mengenai berbagai permasalahan dengan segala dimensinya yang jumlahnya tidak terbatas. Permasalahan terkait Wawasan Kebangsaan menyasar pada lingkup pemuda. Berbagai macam permasalahan terkini yang berpotensi merusak Wawasan Kebangsaan bagi pemuda, diantaranya adalah Paham Radikalisme, Aksi Terorisme, Sikap Intoleransi, Upaya Disintegrasi, Munculnya Separatisme dan viralnya Informasi Hoax. Tanpa adanya pemahaman Wawasan Kebangsaan bagi pemuda maka bangsa Indonesia kedepannya akan semakin kehilangan jati diri karena para pemuda mulai menurun rasa cinta tanah air, para pemuda mulai menurun rasa rela berkorban demi negara, menurunnya pemahaman terhadap Pancasila, Uud 1945, Sumpah Pemuda Dan Bhinneka Tunggal Ika.
Begitu juga halnya dengan tantangan yang dihadapi terkait lingkup bela negara. Bela Negara itu sendiri bukan sekadar semangat, melainkan kesadaran yang wajib dimiliki setiap warga negara untuk membela dan mempertahankan negaranya dari ancaman maupun serangan musuh. Terbukanya jendela dunia melalui pesatnya perkembangan digital memberikan motif dan perubahan dalam ancaman yang tidak lagi selalu berbentuk nyata/fisik tetapi melalui serangan-serangan ideologi dan Cyber Crime seperti Hacker. Menjaga keutuhan bangsa dan negara melalui pemahaman dan implementasi harus selalu dimulai dari kehidupan sehari-hari sehingga memperkokoh keutuhan bangsa dan negara dari masyarakat itu sendiri.
2. Tantangan
   Pemahaman dan Implementasi akan selalu menemui titik tumpul dalam pelaksanaannya. Tantangan dalam pemahaman dan Implementasi nilai-nilai wawasan kebangsaan dan bela negara menjadi pekerjaan yang tidak kunjung dapat diselesaikan dengan optimal. Berawal dari terbentuknya negara yang disebabkan oleh keinginan warga negara atau masyarakat untuk melindungi hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat agar supaya terjalin hubungan yang harmonis, damai, dan tenteram yang mana setiap warga negara memiliki kepentingan masing-masing. Namun, setiap kepentingan pasti berpotensi menimbulkan konflik kepentingan di tengah masyarakat. Dapat diartikan tantangan yang harus dijawab ialah bukan hanya terkait kurangnya keinginan untuk memperluas wawasan, tetapi juga sering kali terkait dengan kurangnya keharmonisan dan kurangnya persatuan dalam masyarakat itu sendiri.
Bangsa Indonesia pada dasarnya kuat disebabkan oleh persatuan dan kesatuan dalam masyarakat itu sendiri, sehingga masyarakat harus mendapat contoh dan teladan yang baik dalam mengutamakan kepentingan publik dibandingkan dengan kepentingan pribadi. Hadirnya pelayan publik seperti ASN menjadi angin segar untuk menjadi teladan bagi masyarakat luas untuk menjalin kerja sama guna menjawab berbagai ancaman yang dapat merusak tatanan dan mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa.
3. Upaya penerapan
   Upaya untuk menerapkan nilai-nilai wawasan kebangsaan dan bela negara ialah dengan kesadaran bersama, saling mengajak teladan yang baik. Kemajemukan masyarakat Indonesia mengindikasikan bahwa Indonesia merupakan negara yang besar. Indonesia adalah negara yang berbudaya dan selalu menginginkan persatuan. Panjangnya histori perjuangan bangsa Indonesia oleh Pahlawan seharusnya sudah menjawab keraguan apakah Indonesia dapat bersatu demi keutuhan bangsa. Dewasa ini, dengan berbagai ancaman yang terus berubah, Warga Negara harus terus belajar dari kesalahan masa lalu, harus selalu berinovasi dan tentunya harus mengutamakan solidaritas dan persatuan. Khusunya ASN harus mengambil tempat terdepan dalam mengupayakan persatuan dan memberikan teladan kepada masyarakat. ASN dengan berbagai instrumen yang dimilikinya harus menciptakan kebijakan yang mensejahterakan dan memenuhi nilai-nilai keadilan. Sehingga, dengan upaya tersebut, diharapkan warga negara dapat mendapat keadilan dalam berbagai aspek mulai dari ekonomi, Kesehatan hingga Pendidikan.
Terpenuhinya berbagai macam kebutuhan masyarakat dapat meminimalisir dan memaksimalkan persatuan dan kesatuan. Misalnya pendidikan yang merata merupakan fase awal dalam pemahaman nilai-nilai wawasan kebangsaan dan bela negara. Hal ini dikarenakan, pendidikanlah yang menjadi tiang penyanggah yang kuat untuk warga negara dapat berpikir dengan kritis dan berpikir kreatif guna menjawab berbagai tantangan dan ancaman dari luar yang dapat mengganggu keutuhan NKRI.
B. Isu Kontemporer
1. Permasalahan
   Kesadaran akan perubahan bagi warga negara khususnya sebagai ASN merupakan hal yang penting untuk dievaluasi. Profesionalitas menjadi ASN tidak akan berarti apapun jika tidak diiringi dengan kesadaran, kepedulian dan partisipasi untuk meningkatkan kemampuan mengenali perubahan lingkungan strategis pada setiap diri ASN. Isu Kontemporer itu sendiri dapat diartikan suatu pokok persoalan yang terjadi pada masa sekarang dan menjadi permasalahan yang masih hangat dibicarakan. Isu kontemporer dapat berkembang karena banyaknya masalah yang timbul akibat berbagai faktor baik dari internal maupun eksternal. Secara umum isu diartikan sebagai suatu fenomena/ kejadian yang diartikan sebagai masalah. Sehingga kemampuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan lingkungan strategis dan analisis isu-isu kontemporer membutuhkan pemahaman wawasan kebangsaan dan aktualisasi nilai-nilai bela negara yang juga harus di kontekstualisasikan dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari.
Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian dari perkembangan sejarah manusia. Kemudian berkaitan dengan hal tersebut manusia yang dianugerahi kemampuan beradaptasi harus selalu berdiri tegak dalam menjawab berbagai perubahan dan tantangan. Warga negara dengan berbagai profesi dan kedudukannya harus menyadari tantangan apa saja yang dapat tercipta dan bagaimana cara menyelesaikannya. Begitu juga dengan ASN yang harus paham akan fungsi dan tugasnya dan selalu dituntut t untuk bersikap kreatif dan melakukan terobosan (inovasi) dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat. ASN dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal juga internal yang kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa dan bernegara (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) sebagai konsensus dasar berbangsa dan bernegara. Fenomena-fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap ASN mengenal dan memahami secara kritis terkait dengan isu-isu kritikal yang terjadi saat ini atau bahkan berpotensi terjadi, isu-isu tersebut diantaranya; bahaya paham radikalisme/ terorisme, bahaya narkoba, Cyber Crime, Money Laundry, korupsi, Proxy War.
2. Tantangan
   Dalam menjawab berbagai Isu Kontemporer tentunya memiliki hambatan dan tantangan tersendiri dalam mewujudkannya. Isu yang sedang berkembang dewasa ini sangat beragam dan kompleks. Pemahaman terkait isu-isu tersebut tidak layaknya memahami suatu masalah dari sebab dan akibatnya. Tetapi, Isu Kontemporer termasuk permasalahan yang berakar kuat dan dapat memberikan dampak yang luas. Memahami dan menganalisis suatu isu kontemporer tidaklah cukup jika tidak diiringi pengetahuan dan pengalaman juga dengan persatuan setiap individu sebagai warga negara. Negara hadir untuk melindungi segenap kehidupan bangsa dan negara. ASN sebagai pelaksana kebijakan harus meningkatkan kepekaan diri dan meningkatkan inovasi dalam melayani bangsa.
      Tantangan lainnya terkait dengan kurangnya rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dikonsepsikan dalam Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara. Hal tersebut saling berkaitan erat tatkala menghadapi berbagai Isu Kontemporer yang mengancam keutuhan bangsa dan negara. Selain itu, kurangnya kemampuan inovasi bangsa dalam dunia teknologi informasi juga menjadi ancaman ketika negara Indonesia hanya mengharapkan dan ketergantungan dengan bangsa lain yang sudah maju. Bangsa Indonesia harus benar-benar mandiri dalam berbagai aspek untuk dapat meningkatkan kepercayaan diri yang mana semuanya berawal dari warga negara terutama generasi muda yang dituntut harus selalu berinovasi.
3. Upaya Penerapan
   Berbagai upaya yang harusnya menjadi fokus utama sebagai warga negara khususnya ASN ialah menyiapkan diri semaksimal mungkin modal diri dalam menjalankan profesinya. Modal manusia adalah komponen yang sangat penting di dalam organisasi. Manusia dengan segala kemampuannya bila dikerahkan keseluruhannya akan menghasilkan kinerja yang luar biasa. Dalam hal ini misalnya harus selalu meningkatkan intelektualnya yang mana sebagai ASN harus memiliki pengetahuan yang komperhensif tentang keadaan bangsa dan negaranya yang mana kemampuan tersebut harus selalu diasah dengan evaluasi, refleksi diri untuk menemukan simpulan dan solusi serta mencari makna terhadap suatu hal yang sedang terjadi.
Modal intelektual (berpikir) juga berawal dari kualitas pendidikan yang baik. Kemudian juga tidak lupa memaksimalkan kemampuan emosional, yang mana hal ini termassuk dalam kecerdasan emosi. Kemampuan ini berkaitan dengan manajemen diri dan melatih kepekaan lingkungan sekitar. Tidak lupa juga modal sosial dan etika/moral yang berkaitan satu sama lain dan membentuk sebuah pola kehidupan nyaman dan tentram. Dengan memaksimalkan modal ini tentunya ASN yang juga sebagai warga negara dapat menciptakan suasana kolaboratif dan semangat persatuan. Serta modal yang harus ditingkatkan juga berkaitan dengan kesehatan atau kekuatan jasmani dan rohani, modal ini mendukung manifestasi semua modal insani yang dibahas sebelumnya, Badan yang tidak sehat akan membuat semua modal di atas tidak muncul dengan maksimal. Oleh karena itu kesehatan adalah bagian dari modal manusia agar dia bisa bekerja dan berpikir secara produktif dan kreatif.
c. Â Kesiapsiagaan Bela Negara
1. Permasalahan
Negara Indonesia dibangun atas dasar karakter yang memiliki nilai kebangsaan yang tinggi. Karakter bangsa dapat selalu dipertahankan dengan kesadaran warga negara untuk mengimplementasikan nilai-nilai bela negara. Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai-nilai bela negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai peran dan profesi warga negara, demi menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman. Kesiapsiagaan Bela Negara merupakan langkah mendasar dalam menangkal berbagai macam ancaman. Jika dilihat dalam konteks kedudukan sebagai ASN, kesiapsiagaan Bela Negara berarti tampil penuh dan total untuk mengabdikan diri kepada nusa dan bangsa. Kesiapsiagaan Bela Negara merupakan titik awal untuk mengarungi masa depan bangsa Indonesia kedepannya.
Implementasi nilai-nilai dasar bela negara cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin Pancasila sebagai ideologi negara, kerelaan berkorban demi bangsa dan negara akan menjadi sumber energi yang luar biasa dalam pengabdian sebagai abdi kepada negara dan abdi kepada rakyat. Kesiapsiagaan sebagai ASN harus mengakar dan fundamental. Hal ini menjadi tolak ukur siap atau tidaknya ASN bekerja secara Profesional. Pada dasarnya, ruang lingkup Kesiapsiagaan Bela Negara sangat luas yang berkaitan dengan kemampuan di berbagai bidang. Mulai dari internal diri seorang ASN hingga kemampuan pendukung lainnya. Misalnya, ASN harus cerdas Intelektual dan cerdas emosional, pandai dalam mengolah rasa dan pikirannya hingga cakap dalam berbagai bidang penunjang lainnya dalam kehidupan ASN.
Secara garis besar ASN membutuhkan pembinaan, pemahaman, dan sekaligus praktik dalam kehidupan sehari-hari. Pada akhirnya implementasi dari latihan kesiapsiagaan Bela Negara ini juga akan menjadi modal penguatan jasmani, mental dan spiritual dalam pelaksaaan tugas sebagai ASN yang memiliki fungsi utama sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan sebagai perekat dan pemersatu Negara bangsa dari segala Ancaman, Gangguan, Hambatan, dan Tantangan (AGHT) baik dari dalam maupun luar negeri.
2. Tantangan
Dalam menyiapkan ASN yang profesional tentunya harus memaksimalkan modal diri dan kemampuan teknis. Seorang ASN harus dipersiapkan dengan matang sebelum terjun dan melayani masyarakat. Selanjutnya ASN juga senantiasa terus belajar dan memaksimalkan kemampuan intelektual dan juga menyiapkan kemampuan fisiknya. Tantangan yang sering kali menjadi masalah dalam lingkup profesionalisme ASN ialah tingkat kesadaran diri ASN yang menganggap dirinya hanya perlu bekerja monoton tanpa mengasah Soft Skill dan mengasah kepekaan lingkungan. Selain pemahaman nilai-nilai kebangsaan dan kemampuan menganalisis isu-isu kontemporer, tentu ASN juga harus mengasah kemampuan dirinya secara fisik dan ketangkasan.
Makna bela negara tidak selalu terbatas pada mengasah kemampuan berpikir, tetapi juga dipersiapkan untuk mengasah kemampuan fisik dan kepekaan sosial lainnya. Hal ini dapat dimaknai, ASN selalu harus siap dalam keadaan apapun untuk melayani bangsa dan negara. Menjadi ASN tentunya memiliki kebanggaan tersendiri namun harus seiring dengan rasa tanggung jawab yang tinggi. Banyaknya ASN yang tidak memiliki sikap integritas dan tidak profesional merupakan contoh buruk dari tidak menerapkan kesiapsiagaan bela negara.
3. Upaya Penerapan
Selain kesadaran dari diri seorang ASN, untuk membentuk ASN yang profesional yang memiliki kesiapsiagaan bela negara dapat diupayakan melalui prosedur perekrutan awal yang melalui proses ketat untuk mencari ASN yang benar-benar mengabdikan dirinya kepada nusa dan bangsa. Selain itu, dapat diberlakukan juga sanksi tegas untuk menimbulkan efek jera kepada ASN yang mengabaikan tugas dan fungsinya. Pada dasarnya terdapat berbagai upaya harus bisa dilakukan, namun yang paling optimal ialah dengan melalui proses pelatihan yang harus dioptimalkan.
Pemahaman Nilai-nilai wawasan kebangsaan, kemampuan melakukan berbagai analisis isu dapat optimal dengan pengajaran, pendidikan dan latihan. Berbagai proses tersebut harus dilalui dengan sungguh-sungguh oleh seorang ASN. Indikasi awal dari suatu bangsa yang maju ialah dengan optimalnya para pelayan publiknya. Elaborasi dari kemampuan fisik dan pikiran menciptakan keseimbangan dalam diri dan berpengaruh pada pelayanan publik yang juga lebih optimal. Pada akhirnya ASN yang memenuhi berbagai kriteria tersebut akan mewujudkan keadilan dengan berbagai kebijakan yang bermanfaat bagi masyarakat, nusa dan bangsa Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H