"Terlampau rendah ?", Parmin secara berhati-hati mengutarakan pertanyaannya. Ia tidak ingin menggugah lebih lanjut sesuatu yang tampak hadir saat itu pada diri Tu.
"Ada hubungannya dengan rasa iri yang ada dalam diri tiap manusia, begitu pula terkait dengan keinginan untuk menjadi setara atau lebih lagi menjadi seorang jawara". "Seseorang membully orang lainnya bisa disebabkan orang itu ingin menjadi setidaknya setara dengan yang di bully, atau bisa juga karena orang itu iri dengan status dari korbannya". "Hal itu bisa juga terjadi atau didukung oleh adanya fakta yang diakui dari pihak pembully itu sendiri bahwa dirinya tidak mempunyai cukup kemampuan yang dapat membuat ia dapat menyetarakan ataupun melebihi status dari korbannya", urai si Tu.
"Wow, anda seorang pengamat dalam bidang sosial rupanya", ungkap Eliana. "Seorang pemerhati atau ..."Â
"Hanya seorang penimba air dari kapal nan penuh dengan lubang", tukas si Tu.
"Yang sedang berlayar diterangi cahaya mentari, dibawah langit nan biru dan beralun seiring ombak", Parmin menambahkan dengan nada setengah bercanda.
"He he he ...", si Tu tertawa. Raut muka nakal, tak akan dapat disembunyikannya kala itu.
"Pernah punya keinginan untuk berganti nama ?", Rachel mendadak turut angkat bicara. Ia rupanya terbawa suasana positif pada saat itu.
"Pernah juga sih, tetapi tidak pernah saya pikirkan lebih lanjut secara serius", jawab Tu.
"Nama apa yang kau inginkan sekiranya kau mengganti nama ?", Parmin menukas.
"Su", jawab si Tu.
Bersambung ...
Peeeace 4 all