Mohon tunggu...
Bing Sunyata
Bing Sunyata Mohon Tunggu... Teknisi - Male

Pekerja di sebuah industri percetakan kertas (packaging) Tanggal lahir yang tertera disini beda dengan yang di KTP, begitu juga dengan agama. :) Yang benar yang tertera disni. Mengapa KTP tidak dirubah ? Satu aja ..., malas kalau dipingpong.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Negari Para Bodhi dan Naga (Hal. 7)

1 Agustus 2017   20:14 Diperbarui: 2 Agustus 2017   07:19 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

"Akan konyol kiranya, bila disana aku menemukan suatu ide yang membuat aku berpikir bahwa itu akan dapat memecahkan masalah yang disini, dan kemudian pulang, dan kemudian mendapati bahwa masalah yang menurutku bisa dipecahkan telah berkembang sedemikian rumitnya, dimana itu tidak lagi dapat terpecahkan dengan ide yang aku bawa dari sana",  katanya lebih lanjut.

Seseorang wanita masuk, kedalam ruangan. Tampak sederhana, bahkan kalau dibilang terlihat anggun dengan blazer berwarna hitam berstrip biru yang ia kenakan. Namun terlihat kontras sekali dengan orangnya ... sehingga membuatnya menjadi penarik perhatian adalah boneka naga berwarna pink berukuran besar (hampir seukuran anak umur 8-9 tahun) yang dibawanya. Boneka itu kemudian ia letakkan menyandar  di dinding, dan kemudian ia sendiri kemudian duduk di sebuah kursi bersebelahan dengan Eliana.

Itu rupanya membuat perhatian si Tu menjadi teralihkan. "Err..., aku tidak tahu kalau kita diperbolehkan membawa hewan kesayangan", tanya si Tu kepada Parmin dengan raut muka bercanda. Sifat usilnya mungkin sedang kumat lagi.

Parmin tersenyum geli, sambil menggeleng. Sedangkan Eliana menutup mulutnya dengan tangan, walau itu tidak dapat menyembunyikan senyum lebarnya.

Wanita yang baru masuk itu sambil menyamankan duduknya, menyadari apa yang dimaksud oleh Tu. "Oh itu adalah kado untuk keponakan saya, perkenalkan nama saya Rachel", ia berkata sembari menangkupkan kedua tangan di depan dada.

"Hai, saya Parmin"

"Saya, Eliana"

"Tu"

Masing-masing memperkenalkan dirinya. Cuma ketika Tu memperkenalkan diri, itu membuat si Rachel tampak sesaat terlihat menunggu sesuatu ... yang tak kunjung tiba.

Parmin mengetahui reaksi yang ditampilkan oleh Rachel. Sambil menahan senyum, ia bertanya kepada Tu. "Tu, apakah selama ini engkau tidak pernah mengalami persoalan dengan nama yang kau miliki ?" "Jadi bahan gojlokan, bullying, atau lainnya ?", imbuhnya.

"Kalau jadi bahan gojlokan, mah ... sering". "Tetapi karena itu pada dasarnya adalah bercanda, saya tidak pernah mengalami suatu masalah karenanya", sahutnya sambil tersenyum lebar yang menampakan gingsul giginya. "Kalau korban bullying, 'nggak pernah". "Mungkin karena nama yang saya miliki, saya kemudian ditempatkan pada posisi yang terlampau rendah walaupun sekedar untuk di bully", tambahnya. Raut mukanya berubah sedikit dingin tatkala mengatakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun