Bukan pemimpin "umat". Bila berkata pemimpin "umat", maka yang berada di bawah kepemimpinannya adalah manusia/orang semata. Â Bila berkata pemimpin "bangsa dan negara" maka patutlah dipeloroti hingga tertampak arti dan makna yang ada dalam konsep bangsa dan negara itu. Bisa di browsing. Dari situ nanti anda akan mengerti bahwa bumi, air (dan perlu ditambahkan satu item lagi, yaitu udara) dimana itu termasuk dalam kategori wilayah, kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, beserta seluruh penghuni (dalam artian mahluk yang dikategorikan hidup) mulai dari manusia hingga mikroba pun tercakup dalam konsep bangsa dan negara itu.Â
Itulah kiranya mengapa pada artikel yang saya buat mengenai hewan pangolin/trenggiling, saya sertakan sebuah fakta bahwa ia adalah warga asli dari negara ini juga yang patut/layak untuk diberi perlindungan selayaknya. :) Sayangnya si Pango tidak bisa berkata memohon pertolongan, atau sebenarnya ia telah mengatakannya ... dengan bahasanya sendiri tentunya.Â
Nah, tetapi pemimpin bangsa dan negara ini bukanlah sejenis mahluk yang besarnya meliputi seluruh wilayah yang ada atau mempunyai aji kesaktian untuk ber-tiwikrama hingga bisa merubah diri sebesar itu. Agar dapat melaksanakan tugasnya secara optimal maka haruslah ia dibantu oleh warga lainnya dari negara dan bangsa itu. Susahnya ... pemimpin kita juga tidak mempunyai aji kesaktian yang dapat membuat ia berkomunikasi dengan tumbuhan, hewan atau bahkan mikroba. Yang mana itu membuat sampur itu terlempar pada pundak sesama manusia. Ya, kita-kita ini. Kau dan aku.
Berlanjut ke halaman berikutnya ...
Peeeace 4 all