Ritme dalam puisi "Kain Sigli" dapat ditemukan melalui pengaturan pola dan irama kata-kata dalam puisi. Terdapat aliran yang harmonis dalam penempatan kata-kata dalam baris puisi dengan pola irama yang halus dan teratur. Dapat dilihat dalam baris pertama "Kain Sigli, kain jahitan bundaku," terdapat penekanan pada kata "Kain Sigli" yang mengawali puisi dan menciptakan ritme yang kuat. Pola irama ini berlanjut ke baris-baris selanjutnya, seperti "Kain dengan raut laut dan benua" dan "Kain bundaku, kain yang bisa luka," yang memberikan keberlanjutan dan kekakuan dalam irama puisi. Penggunaan repitisi dalam kata-kata sepert "kain sigli" memberikan ritme dan pengulangan yang menarik. Repitisi ini menciptakan pola suara yang terdengar secara berulang dalam puisi dan memberikan kesatuan dan kakuan pada ritme keseluruhan.
Citraan
Citraan merupakan penggunaan kata-kata yang berfungsi untuk membawa pembaca masuk ke dalam dunia puisi. Citraan menciptakan gambaran yang kuat dan jelas dalam pikiran pembaca, sehingga mereka dapat merasakan dan memahami puisi secara lebih mendalam dengan menggunakan kata-kata yang kaya akan makna dan konotasi.Â
Dalam puisi "Kain Sigli" terdapat beberapa citraan yang digunakan untuk menggambarkan pengalaman dan makna yang terkandung dalam puisi. Dapat dilihat dalam baris "Noda darah membuat kain Sigli dahaga?"yang menggambarkan kain sigli dengan noda darah yang membuatnya menjadi haus dan menciptakan gambaran kuat tentang penderitaan yang terkait dengan kain tersebut. Lalu, pada baris "Kain yang sabar seperti kulit kapulaga" yang menggambarkan kain Sigli sebagai sesuatu yang memiliki kesabaran yang sama seperti kulit kapulaga. Citraan ini menciptakan gambaran tentang ketabahan, ketahanan,dan kemampuan kain untuk bertahan dalam situasi yang sulit atau penuh tantangan.