Lampu teras yang ada di atas meja kursi terlihat masih hidup dan belum dimatikan, memberi pertanda kalau rumah ini sedang dalam keadaan kosong.
Bimo lalu membuka pintu rumah.
Usai membuka pintu, dia tatap keadaan sekitar untuk melihat suasana di depan rumah.
Terlihat sepi dan jarang ada orang yang lewat.
Bimo lalu membalikkan badannya dan berjalan masuk ke dalam rumah.
Saat masuk ke dalam rumah, dia biarkan pintu depan masih terbuka.
Dia berjalan menatap interior rumah yang terlihat kotor penuh debu.
Tiba-tiba dirinya tertarik untuk menatap sebuah lukisan Nyi Roro Kidul yang berwajah cantik dengan mengenakan dengan baju kemben warna hijau kain jarik warna putih untuk dijadikan selendang untuk menari.
Lukisan tersebut menempel di tembok bagian atas kursi sofa.
Sambil meletakkan kedua tas yang dia bawa di atas meja ruang tamu, Bimo lalu berdiri menatap kedua mata si Nyi Roro Kidul yang seksi yang sangat cantik sekali.
"Sayang kamu hanya sebuah lukisan, jika kamu nyata dan mau menemani ku di sini. Kita akan enak-enak sambil ngopi," ucap Bimo disertai mengangkat kedua alisnya ke atas.