Bimo buru-buru keluar dari dalam kamar mandi untuk melihat apa yang baru saja jatuh ke lantai.
Dia lihat ternyata laptopnya sudah berada di lantai dalam keadaan terbuka bagian atasnya, dan bapaknya yang bernama Pandu tengah menginjak-injak laptop tersebut dengan arogan.
Bimo pun kaget dan mendelik kedua matanya, dia merasa kaget karena laptop itu merupakan barang yang dia beli dari hasil jerih payahnya sendiri dari mengikuti lomba desain dari berbagai website luar negeri.
"Bapaaakk!" teriaknya yang langsung mendorong tubuh bapaknya dengan kuat.
Tubuh Pandu pun sempat terhuyung ke belakang usai mendapat dorongan dari tangan anaknya.
Setelah bapaknya mundur menjauh, Bimo segera mengambil laptopnya yang sudah pecah di bagian layar LCD atas.
"Bapak ne apa-apaan sih!" maki Bimo dengan kedua mata mendelik lebar.
Pandu berkecak pinggang sambil menatap wajah putera keduanya tersebut.
"Gara-gara laptop itu, mata mu jadi minus dan gagal masuk tentara! Itu yang bapak nggak suka!" maki Pandu dengan kuat.
Bimo menatap bapaknya dengan tatapan tajam.
"Pak, aku sudah berusaha menuruti semua perintah bapak. Kalau sampai gagal, bukan berarti bapak bisa seenaknya merusak barang-barang ku," ucap Bimo dengan geram.