Di awal tahap perbaikan memang perlu memancing ketua regu untuk melakukan pendelegasian tugas.
"Apakabar mbak, apakah rencana kita berjalan dengan baik?", Tanya Fitri dengan sopan
"Masih ada operator yang tidak mau menerimanya mbak, katanya ribet dan buang-buang waktu saja", Sambil menyeka keringatnya.
"Lalu apa yang selanjutnya mbak lakukan terhadap orang itu?", Fitri tidak langsung menunjukkan caranya, sebagai coach tugasnya adalah memprovokasi ketua regu untuk berfikir kreatif.
"Saya akan memberi contoh untuknya dan memberi tahu pekerjaan itu sudah dikerjakan di shift lain, mungkin ia akan merasa malu terhadap perilakunya selama ini mbak", sambil menggaruk kepala.
"Bagus, saya percaya mbak dapat melakukannya. Mbak percaya diri juga, kan?"
"Saya coba".
Pada tahap ini Fitri sudah bertindak sebagai sponsor, yaitu mempercayai dan menghargai individu/kelompok yang disponsorinya sebagai pribadi yang spesial dan memiliki keunikan tersendiri. Karyawan yang bekerja di bawah pimpinan yang selalu memberikan sponsorship positif akan merasakan eksistensi, perhatian, perasaan nyaman dan diterima.
Fitri sering mengontrol aktivitas di ruang produksi sambil berinteraksi dengan karyawan. Ia meyakinkan pada mereka bahwa pekerjaan merupakan salah satu ibadah untuk bertanggung jawab kepada diri sendiri, keluarga dan Tuhan. Pekerjaan dengan rasa tegang dan merasa diawasi akan mempengaruhi sisi emosional seseorang. Fitri menyadari hal itu, sehingga sambil bekerja ia menyisipkan perhatian dengan menanyakan kabar keluarga, menyisipkan candaan atau sekedar berdiskusi mengenai kesulitan yang mereka hadapi.
Pada tahap ini Fitri bertindak sebagai Awakener, yaitu membangkitkan seseorang dari "keadaan tertidur", peran ini lebih menginspirasi individu/kelompok melalui integritas dan kesadaran diri yang telah dicapainya.
Fitri melatih kemampuannya untuk melakukan coaching sederhana dengan melalui proses Guide, Coach, Teacher, Mentor, Sponsor dan Awkener. Tahap demi tahap ini bukan hal yang mudah bagi seseorang yang baru lulus kuliah dan langsung disuguhi beraneka ragam masalah di dalamnya. Akan tetapi dengan latihan dari masalah terkecil sekalipun di perusahaan maka skill itu akan terus terasah. Mungkin beberapa pengalaman yang kita alami di perusahaan pernah kita alami seperti di organisasi kampus, nah ini akan menjadi batu loncatan untuk memahami orang-orang disekitar kita